Indonesia Dorong EAS Angkat Suara Soal Gaza dan Stabilitas Indo-Pasifik

9 hours ago 4

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Sugiono menyerukan agar East Asia Summit (EAS) mengambil peran sebagai suara moral kawasan dalam menghadapi krisis global yang semakin kompleks. Pernyataan ini disampaikan Menlu Sugiono dalam Pertemuan Tingkat Menteri EAS ke-15 di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, EAS tidak hanya berperan sebagai forum strategis, tetapi juga harus tampil sebagai kompas etik yang membela kemanusiaan dan keadilan global.

"Ketika dunia semakin terpolarisasi dan konflik terbuka dinormalisasi, EAS harus berdiri sebagai suara moral kawasan, demi kemanusiaan dan keadilan global," tegas Menlu Sugiono.

Menlu secara khusus menyinggung tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Palestina, termasuk serangan Israel yang menewaskan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al Sultan, bersama keluarganya.

“Tidak ada justifikasi, tidak ada sama sekali, untuk menargetkan tenaga medis dan fasilitas kemanusiaan. Ini bukan soal keberpihakan, ini soal keberanian untuk membela nilai-nilai universal,” kata Sugiono.

Indonesia kembali menekankan pentingnya penyelesaian damai atas konflik Palestina-Israel berdasarkan prinsip Solusi Dua Negara. Menlu Sugiono juga menggarisbawahi perlunya menjunjung nilai-nilai universal seperti keadilan, kemanusiaan, dan hukum internasional.

Kerja Sama Konkret Kawasan

Lebih lanjut, Menlu RI menyoroti pentingnya menegakkan prinsip-prinsip yang sudah menjadi landasan bersama, seperti Piagam PBB, UNCLOS 1982, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC), ZOPFAN, dan Prinsip Bali.

Ia juga mendorong kerja sama konkret dalam isu-isu strategis kawasan seperti keamanan maritim, transisi energi, dan integrasi ekonomi yang sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

“Tahun depan EAS genap berusia 20 tahun. Ini bukan hanya momen refleksi, tapi juga ajakan untuk memperkuat komitmen kolektif kita. Kepemimpinan moral adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan harapan dunia,” ujarnya.

Menlu Sugiono menutup pernyataannya dengan menyerukan penguatan rasa saling percaya dan kerja sama antarnegara.

“EAS harus tumbuh sebagai pilar perdamaian dan kesejahteraan Indo-Pasifik,” pungkasnya.

Pertemuan tingkat menteri EAS kali ini dihadiri oleh perwakilan dari 18 negara anggota, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Australia, Jepang, Korea Selatan, India, dan Selandia Baru. Forum ini mencerminkan posisi strategis ASEAN dalam menggalang mitra untuk menjaga stabilitas, perdamaian, dan pertumbuhan kawasan.

Read Entire Article