Liputan6.com, New Delhi - Otoritas penerbangan India telah memerintahkan maskapai-maskapai di negara itu untuk memeriksa sakelar pengendali bahan bakar (fuel control switches) pada pesawat-pesawat Boeing, menyusul laporan bahwa komponen tersebut diduga terlibat dalam kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni 2025.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA) menjelaskan bahwa perintah ini diterbitkan seiring dengan sejumlah maskapai, baik di India maupun di luar negeri, yang telah lebih dulu melakukan pemeriksaan secara mandiri.
Kebijakan ini muncul di tengah pernyataan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pada Senin (14/7) yang menyebut bahwa sakelar pengendali bahan bakar pada pesawat-pesawat Boeing dinilai aman.
Keamanan sakelar tersebut menjadi perhatian utama setelah laporan awal mengenai kecelakaan Air India 171, sebuah Boeing 787 Dreamliner, menemukan bahwa aliran bahan bakar ke mesin pesawat terputus beberapa saat setelah lepas landas.
Kecelakaan yang menimpa pesawat Air India 171 yang berangkat dari Bandar Udara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, India, menuju London itu merupakan salah satu insiden penerbangan terburuk secara global dalam hampir satu dekade terakhir.
Sejak laporan awal dipublikasikan pada Sabtu (12/7), sejumlah pihak, baik di India maupun di tingkat internasional, telah mengambil langkah dan mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan.
Dalam perintahnya, seperti dilansir BBC, otoritas penerbangan India meminta agar pemeriksaan dilakukan paling lambat 21 Juli, dengan menegaskan bahwa kepatuhan ketat terhadap tenggat waktu sangat penting untuk memastikan kelayakan udara dan keselamatan operasional yang berkelanjutan.
Misteri Rekaman Suara dari Kokpit
Pemeriksaan yang diminta ini sejalan dengan pedoman tahun 2018 dari FAA, yang turut disebutkan dalam laporan awal mengenai kecelakaan Air India 171.
Pedoman tahun 2018 itu menganjurkan – namun tidak mewajibkan – para operator pesawat Boeing untuk memeriksa fitur pengunci pada sakelar pemutus bahan bakar guna memastikan bahwa sakelar tersebut tidak dapat berpindah posisi secara tidak sengaja.
Menurut keterangan dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) dalam laporan awal, Air India tidak melakukan pemeriksaan tersebut karena pedoman itu tidak bersifat wajib.
Kini DGCA tidak hanya memerintahkan maskapai-maskapai untuk melaksanakan pemeriksaan tersebut, namun juga melaporkan hasilnya.
Dalam tanggapannya terhadap laporan tersebut, FAA menjelaskan bahwa pedoman tahun 2018 diterbitkan karena adanya laporan bahwa sakelar pengendali bahan bakar dipasang tanpa mengaktifkan fitur pengamannya. Namun, FAA menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak dianggap membahayakan keselamatan pesawat.
Secara terpisah pada Senin, sebuah kelompok yang mewakili pilot maskapai-maskapai India membela awak penerbangan dalam insiden tersebut.
Asosiasi Pilot Komersial India (Indian Commercial Pilots’ Association) mengatakan bahwa para staf di dalam pesawat telah "bertindak sesuai dengan pelatihan dan tanggung jawab mereka dalam kondisi yang menantang dan para pilot seharusnya tidak disalahkan berdasarkan dugaan semata."
Laporan awal yang dipublikasikan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Sabtu menyebutkan bahwa sakelar di Penerbangan 171 yang mengontrol aliran bahan bakar ke mesin jet berpindah dari posisi "run" ke posisi "cut-off", yang menghambat daya dorong pesawat.
Dalam rekaman suara kokpit yang berhasil diekstraksi dari alat perekam, laporan tersebut mengungkapkan bahwa salah satu pilot terdengar bertanya, "Kenapa kamu mematikan bahan bakar?" Pilot lainnya menjawab, "Saya tidak melakukannya."
Laporan awal mengenai kecelakaan Air India 171 dinyatakan tidak dimaksudkan untuk menetapkan kesalahan atau tanggung jawab hukum.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406089/original/006566900_1762512009-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405703/original/088328900_1762495927-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404907/original/048142000_1762418883-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404719/original/031815100_1762414585-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403850/original/018730500_1762338996-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403844/original/088109900_1762338993-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4856410/original/085614500_1717749518-20240512_112214.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264344/original/007151400_1750845056-zohran.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403410/original/023036900_1762326590-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403478/original/084562800_1762328141-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403265/original/094766500_1762322476-1.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236094/original/8487869-g_8___8_potret_mas_brewog_sound_horeg_ungkap_nilai_full_set_audio_1_truk_capai_angka_miliaran_kini_punya_10_yang_laris_manis_keliling_jawa_timur_mas_brewog_sound_horeg-20250526-034-gunturm.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306465/original/017032900_1754393503-WhatsApp_Image_2025-08-05_at_18.28.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1427491/original/065234600_1481000798-PANTI-JOMPO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5221694/original/003674800_1747367357-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287704/original/087405000_1752830776-john_fredy.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288092/original/067044200_1752891478-9f3bfbe0-fecb-44d2-b8d4-1b4836ebe25d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/3934359/original/048979900_1644900282-IMG20200129114536.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3442371/original/048867300_1619606697-20210428-Melihat_Lebih_Dekat_Para_Santri_Tadarusan_dengan_Al-Quran_Braille-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286819/original/086327400_1752758458-irak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283987/original/096142600_1752570992-dna-cceeb4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285952/original/053913200_1752732898-54641762928_3a60b4a2af_c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288739/original/058288800_1752989078-Screenshot_2025-07-18-15-12-39-63_1c337646f29875672b5a61192b9010f9_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266915/original/058178600_1751023901-IMG-20250627-WA0180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287155/original/043147000_1752812525-WhatsApp_Image_2025-07-18_at_11.20.42_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284413/original/015257600_1752633547-72dabf29-5dee-4de2-bc9f-770e1ee1ad21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288850/original/048376300_1752998023-Screenshot_2025-07-20_143619.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289351/original/002614900_1753068428-aad3ff27-7e8a-4a28-ae02-b50df1701565.jpg)