Hasil Pertemuan Trump-Putin: Cari Jalan Damai, Tapi Gencatan Senjata Ukraina Masih Tanda Tanya

Liputan6.com, Jakarta- Presiden Trump telah menyelesaikan pertemuan tingkat tingginya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Meskipun keduanya mengklaim ada kemajuan terkait upaya mengakhiri perang di Ukraina, belum ada langkah konkret yang diumumkan menuju gencatan senjata.

Setelah beberapa jam berdiskusi pada hari Jumat (16/8/2025), kedua pemimpin tampil bersama di atas panggung dengan latar belakang bendera AS dan Rusia di pusat media di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson. Di belakang mereka terpampang tulisan "Pursuing Peace" atau "Mengupayakan Perdamaian".

Trump mengatakan bahwa mereka "telah membuat kemajuan", tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai. “Belum ada kesepakatan sampai semuanya benar-benar disepakati,” katanya.

Dia mengungkapkan bahwa ada banyak poin yang disepakati, meskipun beberapa isu besar belum terselesaikan. Trump menyebut telah mencapai sebuah kesepahaman, tetapi tidak menjelaskan secara rinci. Langkah selanjutnya, katanya, adalah berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, serta para pemimpin NATO dan Eropa.

Sebelum pertemuan, Trump mengatakan dia tidak akan puas jika tidak berhasil mendorong tercapainya gencatan senjata. Namun, dia mengakui masih ada beberapa poin yang belum tuntas.

“Hanya sedikit yang tersisa, dan beberapa tidak terlalu signifikan. Tapi ada satu yang paling penting,” ujar Trump, dikutip dari npr.org. “Kita punya peluang bagus untuk mencapainya, tapi saat ini belum.”

Putin yang berbicara lebih dulu juga menyebut telah ada kesepakatan, namun tanpa rincian. Dia mengaku “sungguh-sungguh ingin mengakhiri perang” dengan Ukraina. Namun, menurutnya, untuk menyelesaikan konflik, “akar utama” dan “kekhawatiran sah” Rusia harus diperhitungkan.

“Saya berharap kesepakatan yang telah kami capai bersama dapat membawa kita lebih dekat pada tujuan itu dan membuka jalan menuju perdamaian di Ukraina,” kata Putin melalui penerjemah.

“Kami berharap Kyiv dan ibu kota Eropa dapat menyikapinya secara konstruktif dan tidak menghalangi proses ini.”

Dia menggambarkan suasana pembicaraan berlangsung dalam "atmosfer saling menghormati" dan mengatakan bahwa kedua tim telah menjalin "kontak langsung yang sangat baik" dengan pemerintahan masing-masing.

“Saya dan Presiden Trump telah membangun hubungan yang baik, profesional, dan saling percaya,” kata Putin.

Trump, yang dalam kampanye Pilpres 2024 berjanji akan segera mengakhiri perang di Ukraina, mengklaim bahwa hubungan lamanya dengan Putin membantunya dalam negosiasi kali ini.

Trump sebelumnya sempat memperingatkan akan ada “konsekuensi serius” bagi Putin jika tidak ada kemajuan untuk mengakhiri perang, namun dia tidak menyebutkan sanksi apa pun dalam pernyataan singkatnya.

Para pemimpin Eropa yang selama ini mendukung Ukraina dalam melawan agresi Rusia telah berbicara dengan Trump pada Rabu lalu. Mereka menegaskan bahwa Putin harus menyetujui gencatan senjata dan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina sebelum negosiasi perdamaian dapat dimulai.

Pada Jumat, Trump menyatakan terbuka untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina "bersama dengan Eropa dan negara-negara lain", namun dia menekankan bahwa hal itu tidak akan mencakup keanggotaan Ukraina di NATO.

Sebelum pertemuan puncak ini, Trump sempat menyebut kemungkinan “pertukaran wilayah” antara Rusia dan Ukraina. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan tegas menolak wacana itu, karena menyerahkan wilayah berarti melanggar konstitusi negaranya.

Dalam penerbangan menuju Alaska, Trump mengakui bahwa dia dan Putin akan membahas soal pertukaran wilayah, namun dia menegaskan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan Ukraina. Dia menyebut pertemuan hari Jumat itu sebagai awal dari pembicaraan yang lebih luas antara Putin dan Zelenskyy.

"Aku harus membiarkan Ukraina yang memutuskan hal itu. Dan menurutku mereka akan mengambil keputusan yang tepat. Tapi aku bukan di sini untuk bernegosiasi atas nama Ukraina. Tugasku adalah membawa mereka duduk di meja perundingan," kata Trump.

Sementara Trump dan Putin tiba di Alaska, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan kritik keras terhadap Rusia melalui media sosial, menyusul serangan militer yang terus berlangsung.

“Di hari ketika negosiasi dilakukan, Rusia tetap membunuh. Itu sudah sangat menggambarkan segalanya,” kata Zelenskyy. “Ukraina siap bekerja seproduktif mungkin untuk mengakhiri perang, dan kami berharap ada posisi tegas dari Amerika. Semuanya bergantung pada itu, Rusia memperhitungkan kekuatan Amerika. Jangan salah, kekuatan adalah segalanya.”

Saat Trump menyelesaikan pernyataannya, dia mengatakan kepada Putin, “Kita akan bicara lagi dalam waktu dekat.”

Putin merespons kali ini dalam bahasa Inggris, “Lain kali di Moskow.”

“Oh, itu menarik juga,” jawab Trump. “Entahlah. Aku mungkin akan kena sorotan soal itu. Tapi bisa saja terjadi.”