Guru Besar Unpad: Gigi seperti Pohon, Bisa Tumbang Jika Gusi Bermasalah

1 week ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Dokter gigi sekaligus guru besar ilmu periodonsia Universitas Padjadjaran (Unpad) Profesor Amaliya mengumpamakan gigi dan gusi seperti pohon dan tanah. 

“Kita kalau umpamakan pohon, pohon itu sangat penting untuk kita, tapi kalau tanah yang mendukung pohon itu tidak ada nutrisi, kering kerontang, maka pohon akan mati. Bisa layu, tumbang, dan lain sebagainya,” kata Amaliya dalam Indonesia Hygiene Forum (IHF) di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025). 

“Sama dengan gigi, gigi juga kalau tidak ada jaringan pendukung yaitu gusi dan tulang yang memegang gigi erat di mulut kita, gigi juga bisa goyang, bisa lepas dengan sendirinya,” tambahnya. 

Sayangnya, selama ini masyarakat Indonesia kurang sadar akan kesehatan gusi. Padahal, tanpa gusi yang sehat, gigi pun tidak bisa tahan dengan baik di mulut. 

“Di masyarakat itu masih kurang kesadaran mengenai kesehatan gusi. Karena selama ini yang dirasakan adalah sakit gigi (bukan sakit gusi). Padahal, gigi tak bisa hidup tanpa adanya jaringan pendukung yaitu gusi serta tulang,” kata Amaliya.

Maka dari itu, ia menyarankan untuk menjaga kesehatan gigi, gusi, dan mulut dengan pemeriksaan rutin. Kebiasaan menyikat gigi juga perlu dilakukan tepat waktu, yakni sehari dua kali, setelah sarapan dan sebelum tidur.

 Radang Gusi Kerap Tak Disadari

Penyakit gusi seperti periodontitis (radang gusi) adalah silent killer alias pembunuh dalam senyap, sambung Amaliya. 

“Karena, kalau gusi sudah meradang, itu enggak ada rasanya. Beda kalau gigi yang meradang nyut nyut sakit, tapi kalau gusi meradang, jarang disadari oleh kita.” 

Meski begitu, ada salah satu tanda yang patut dicurigai, yaitu ada darah saat menyikat gigi. 

“Saat buang ludah atau sisa pasta gigi, itu kelihatan ada darah. Berdarah saat sikat gigi itu salah satu tanda gusi mengalami peradangan atau perdarahan. Itu salah satu tanda, tapi kadang-kadang kita menganggap remeh dan hal biasa.” 

Jika peradangan gusi ini dibiarkan dan tidak dirawat, maka masalah bisa menjalar ke area yang lebih dalam yaitu tulang. “Nah kalau tulangnya sudah kena peradangan, sama seperti pohon, tanahnya habis, tanahnya longsor, pohon tumbang. Berarti gigi pun goyang atau hilang,” jelas Amaliya.   

1,5 Miliar Orang Diprediksi Alami Periodontitis pada 2050

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi sekitar 1,5 miliar orang di dunia akan mengalami masalah gusi periodontitis pada 2050.

“WHO memperkirakan di tahun 2050 akan ada 1,5 miliar orang di dunia yang mengalami masalah periodontitis, masalah gusi yang lebih lanjut dan itu akan menyebabkan sekitar 660 juta orang kehilangan giginya,” ujar dokter gigi Ratu Mirah Afifah dalam kesempatan yang sama.

Menurut Mirah, periodontitis alias radang gusi akan sangat berpengaruh pada produktivitas para pasien. Pasalnya, masalah gigi, gusi, dan mulut dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

“WHO juga sudah melihat ternyata di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Vietnam itu adalah wilayah yang memiliki prevalensi periodontitis tertinggi dengan penambahan kasus sekitar 6,6 juta per tahun,” ujar Mirah. 

Masalah Gigi dan Mulut Menurut Hasil CKG

Tingginya masalah gigi, gusi, dan mulut di Indonesia ditunjukkan lewat hasil Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

“Udah 63,5 juta yang diperiksa dan dari hasilnya memang ternyata masalah gigi ini termasuk dalam lima besar dari hasil CKG tersebut. Jadi bisa kita katakan 1 dari 2 orang peserta CKG itu mengalami masalah gigi,” kata Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Elvieda Sariwati dalam kesempatan yang sama.

Elvieda setuju bahwa kesehatan gigi dan mulut memang hal yang amat penting.

“Kesehatan gigi dan mulut tentu sangat penting karena itu pintu gerbang dari kualitas hidup kita juga,” ujarnya.

CKG pun mencakup pemeriksaan gizi pada semua kelompok usia mulai dari bawah lima tahun (balita) hingga lanjut usia (lansia). Dari hasil tersebut, sambung Elvieda, masalah giginya pun beragam. Mulai dari berlubang, gigi hilang, gigi goyang, dan gusi melorot.

“Dan proporsinya itu semakin meningkat usianya, semakin tinggi (kasusnya). Mungkin karena udah terlalu lama.

”Maka dari itu, sambungnya, perlu edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran agar mengenal cara memelihara gigi. 

Read Entire Article