Detail Pertemuan Trump–Putin Terkuak dalam Dokumen Tercecer di Alaska

Liputan6.com, Washington, DC - Dokumen berstempel resmi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) ditemukan pada Jumat (15/8/2025)pagi di pusat bisnis sebuah hotel di Alaska. Dokumen tersebut mengungkap detail yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan dan berpotensi sensitif mengenai pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage.

Delapan halaman dokumen—yang tampaknya dibuat oleh staf pemerintah AS dan tertinggal secara tidak sengaja—berisi informasi detail tentang lokasi pertemuan, jadwal lengkap, hingga nomor telepon pegawai pemerintah AS.

Halaman pertama dokumen berisi jadwal pertemuan pada 15 Agustus, lengkap dengan nama ruang di dalam pangkalan yang akan digunakan. Dokumen itu juga mencatat bahwa Trump berencana memberikan hadiah seremonial kepada Putin.

"POTUS kepada Presiden Putin," demikian tertulis, "Patung Meja Elang Botak Amerika."

Sekitar pukul 09.00 pada Jumat, tiga tamu Hotel Captain Cook—sebuah hotel bintang empat yang berjarak sekitar 20 menit dari Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, tempat pertemuan itu berlangsung—menemukan dokumen tersebut tertinggal di salah satu printer umum. Salah satu dari mereka memotret dokumen itu dan menyerahkan foto-fotonya kepada kantor berita NPR untuk diperiksa. NPR sepakat merahasiakan identitas tamu tersebut karena khawatir akan menghadapi konsekuensi.

Pada Sabtu (16/8), Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Anna Kelly meremehkan temuan tersebut. Dia menyebut dokumen itu hanyalah menu makan siang yang terdiri dari beberapa halaman dan menilai bahwa meninggalkannya di printer umum tidak bisa dianggap sebagai pelanggaran keamanan. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS tidak memberikan tanggapan.

Halaman dua hingga lima berisi nama dan nomor telepon tiga staf AS, serta daftar 13 pejabat tinggi dari Amerika Serikat dan Rusia. Daftar tersebut juga dilengkapi panduan pelafalan fonetis untuk setiap pejabat Rusia yang dijadwalkan hadir, termasuk "Mr. President POO-tihn".

Sementara itu, halaman enam dan tujuh memaparkan rencana jamuan makan siang, lengkap dengan susunan menu. Dalam dokumen disebutkan bahwa jamuan akan digelar untuk menghormati Yang Mulia Vladimir Putin.

Sebuah bagan tempat duduk memperlihatkan bahwa Trump dan Putin dijadwalkan duduk berhadapan. Di sisi kanan Trump akan duduk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, dan Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles. Di sisi kirinya ada Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, serta Utusan Khusus untuk Misi Perdamaian Steve Witkoff. Sementara Putin akan duduk bersebelahan dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Penasihat Presiden untuk Urusan Kebijakan Luar Negeri Yuri Ushakov.

Namun, jamuan makan siang itu ternyata dibatalkan. Jika terjadi, menu makan siang menurut dokumen yang ditemukan akan terdiri dari tiga hidangan: salad hijau sebagai pembuka, kemudian filet mignon dan halibut olympia, lalu ditutup dengan creme brulee sebagai pencuci mulut.

Jon Michaels, profesor hukum di University of California, Los Angeles, yang mengajar soal keamanan nasional, menilai temuan dokumen di printer hotel itu menunjukkan kelalaian dalam persiapan pertemuan tingkat tinggi.

"Ini bukti lain dari kecerobohan dan ketidakcakapan pemerintahan ini," ujar Michaels. "Dokumen tidak seharusnya ditinggalkan begitu saja di printer. Sesederhana itu."

Kasus ini menambah panjang daftar pelanggaran keamanan yang dilakukan pejabat pemerintahan Trump.

Awal pekan ini, misalnya, anggota sebuah obrolan grup aparat penegak hukum yang melibatkan petugas Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) tanpa sengaja memasukkan orang asing ke dalam diskusi tentang pencarian seorang terpidana percobaan pembunuhan.

Pada Maret, sejumlah pejabat keamanan nasional AS juga secara keliru menambahkan seorang jurnalis ke dalam obrolan grup internal mengenai rencana serangan militer ke Yaman.