Badan Gizi Nasional Dorong Setiap SPPG Beri Edukasi Gizi bagi Penerima MBG

1 week ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang meminta Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) memberikan edukasi gizi untuk para penerima manfat Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala SPPG juga diminta untuk secara langsung memberikan pendidikan gizi ke sekolah-sekolah. Mereka bisa tampil bersama para guru sekolah untuk menjelaskan tentang makanan bergizi bagi pertumbuhan para siswa.

“Minta waktu satu jam menjadi guru di kelas. Nanti ganti ke kelas berikutnya, di kelas lain. Jelaskan soal pentingnya makan bergizi,” kata Nanik dalam Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu, 14 Desember 2025.

SPPG juga bisa bekerja sama dengan Tenaga Ahli Kesehatan di Puskesmas, Kader Posyandu, serta Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil, ibu-ibu menyusui dan balita. Mereka pun bisa bekerja sama dengan lurah untuk membuat forum pertemuan di desa-desa untuk penyuluhan gizi, dan menjelaskan apa itu MBG.

Nanik sangat mengapresiasi kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, mitra, serta relawan dapur yang kreatif dalam merancang berbagai cara dalam upaya pendidikan gizi bagi anak-anak. Misalnya untuk mendorong minat anak-anak makan sayuran, pengantar hidangan MBG memakai kostum tokoh komik yang disukai anak-anak, membawakan bonus jajanan sehat, maupun memberi hadiah-hadiah untuk anak-anak.

Sopir Berkostum Power Ranger

Di Jember, sopir MBG mengantar makanan dengan mengenakan kostum Power Ranger dan mengajak anak-anak untuk makan sayur.

“Nah bagus,” kata Nanik.

Menurut Nanik, kepala SPPG, akuntan, dan ahli gizi perlu melatih kemampuan dalam berbicara di depan publik, mulai dari forum kecil, seperti forum sekolah, PKK, maupun kelurahan. Sebab, hal ini sangat penting dalam menjelaskan tentang pentingnya program MBG, kepada seluruh masyarakat.

Tugas Kepala SPPG

Sebagai penanggung jawab operasional SPPG, seorang kepala SPPG harus mengatur jam kerja tim SPPG di bawahnya dengan sebaik-baiknya.

Tak hanya memantau proses memasak di dapur, kepala SPPG juga harus memantau pendistribusian MBG ke sekolah-sekolah dan penerima manfaat lainnya, mengecek harga di pasar, serta memberikan edukasi gizi.

Karena itu pula, Kepala SPPG harus terlibat dan bertanggung jawab penuh dalam mengatur jam kerja timnya, baik dirinya sendiri, akuntan, ahli gizi, maupun para relawan.

Shift pagi, dari jam 8 atau 9 akuntan yang bertugas. Akuntan bertugas mengecek pembelian bahan baku, mengecek harga dan kualitasnya dibantu relawan penerima bahan baku, sambil mengawasi pencucian ompreng yang telah dibawa pulang dari sekolah-sekolah penerima manfaat, dan penyimpanan bahan baku.

Shift selanjutnya, sore hingga malam, adalah tugas ahli gizi. Ia bisa masuk dapur MBG mulai pukul 16.00 atau 17.00 setelah serah terima tanggung jawab dari akuntan. Ahli gizi bertugas mengecek kembali bahan-bahan makanan apakah sudah sesuai rencana yang dia buat, mengecek kembali kualitas bahan, memantau pencucian, pemotongan dan penyiapan bahan sampai persiapan masak sekitar jam 1 sampai jam 2 malam.

Kepala SPPG Harus Tanggap Jika Terjadi Masalah

Kepala SPPG mulai masuk pukul 1 atau 2 dini hari, setelah serah terima tanggung jawab dari ahli gizi. Sebagai kepala dapur MBG, Kepala SPPG bertanggung jawab penuh dalam proses yang paling krusial, yaitu proses memasak dan distribusi.

Kepala SPPG harus mengawasi proses memasak, apakah bahan sudah dimasak dengan benar, dan apakah sudah benar-benar matang. Begitu pula dalam proses pemorsian, dan distribusi.

“Saya tahu kalau yang dikerjain selalu ahli gizi sampai pagi. Yang nungguin ahli gizi kadang-kadang malah dibantu akuntan,” kata Nanik.

Saat proses pendistribusian, kepala SPPG juga harus memantau secara langsung ke sekolah-sekolah dan Posyandu. Selain memastikan pengiriman MBG ke sekolah-sekolah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita berlangsung dengan baik, menurut Nanik, kepala SPPG juga harus tanggap jika terjadi masalah, dan selalu berkoordinasi dengan para pimpinan wilayah masing-masing.

Read Entire Article