21 Juli 2024: Joe Biden Mundur dari Bursa Pilpres 2024, Kamala Harris Diusung Jadi Penerus

2 days ago 12

Liputan6.com, Washington D.C - Tanggal 21 Juli 2024 kini tercatat dalam sejarah politik Amerika Serikat sebagai hari mundurnya Presiden Joe Biden dari bursa pencalonan presiden 2024.

Dalam sebuah pernyataan resmi yang dipublikasikan Minggu (21/7/2024) malam waktu setempat, Biden menyatakan bahwa ia tidak akan melanjutkan pencalonannya untuk masa jabatan kedua. Ia juga mengumumkan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris sebagai kandidat penerus dari Partai Demokrat.

"Meski saya berniat mencalonkan diri kembali, saya percaya keputusan terbaik bagi negara dan partai saya adalah untuk mundur dan fokus menuntaskan tugas sebagai Presiden," tulis Biden dalam pernyataan yang diunggah di media sosial, seperti mengutip CBS News, Senin (21/7/2025). 

Langkah ini menjadi momen bersejarah karena belum pernah ada presiden petahana di era modern yang mundur dari pencalonan di tengah jalan, apalagi setelah proses kampanye berjalan dan lawan politik utama telah resmi dicalonkan.

Mundurnya Biden menjadi titik balik dramatis dalam dinamika politik AS menjelang Pemilu November 2024.

Dalam pernyataan lanjutan, Biden menegaskan dukungannya kepada Harris.

"Keputusan pertama saya sebagai calon presiden 2020 adalah memilih Kamala Harris sebagai wakil saya, dan itu adalah keputusan terbaik. Hari ini saya dengan sepenuh hati mendukung Kamala untuk menjadi kandidat partai kita," ujarnya.

Reaksi Berbagai Pihak

Kamala Harris, yang telah aktif berkampanye dan menjalin komunikasi dengan basis partai dalam beberapa bulan terakhir, menyambut dukungan tersebut dan menyatakan siap melanjutkan perjuangan untuk menyatukan Partai Demokrat.

"Saya akan lakukan segalanya untuk menyatukan bangsa ini dan mengalahkan Donald Trump serta agenda ekstremnya," tulis Harris dalam pernyataannya.

Mundurnya Biden terjadi setelah tekanan terus meningkat pasca penampilan debat yang dinilai buruk melawan Donald Trump. Sejumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat secara terbuka meminta Biden untuk mundur, mempertanyakan kondisi kesehatannya dan kemampuannya untuk menjalani masa jabatan kedua.

Meskipun awalnya menolak mundur, tekanan internal partai akhirnya membuat Biden mengambil langkah yang dianggap sebagai “tindakan patriotik”.

Reaksi cepat datang dari kubu Partai Republik. Donald Trump menyebut keputusan ini sebagai kejutan, namun menegaskan bahwa menurutnya Harris akan lebih mudah dikalahkan daripada Biden. Meski demikian, Trump menolak berkomitmen untuk berdebat dengan Harris dan menyatakan akan menunggu perkembangan di internal Partai Demokrat.

Situasi ini memicu rapat darurat di internal Komite Nasional Demokrat (DNC), yang kini tengah menyiapkan proses pencalonan baru. Ketua DNC Jaime Harrison menyebut proses ini akan berlangsung secara “transparan dan tertib” demi memastikan persatuan partai.

Secara historis, keputusan Biden mengingatkan publik pada langkah Presiden Lyndon B. Johnson yang pada 1968 juga memilih tidak mencalonkan diri untuk periode kedua.

Saat itu, Wakil Presiden Hubert Humphrey maju sebagai calon pengganti namun kalah dari Richard Nixon. Biden kini menjadi presiden aktif pertama sejak masa itu yang secara sukarela mundur dari pencalonan setelah resmi menjabat.

Read Entire Article