Liputan6.com, Dublin - Puluhan kapal layar hilang dan 15 orang dilaporkan tewas ketika badai mendadak menghantam Laut Irlandia saat lomba kapal layar bergengsi Fastnet Race sedang berlangsung.
Ratusan peserta terjebak di tengah lautan, sementara laporan mengerikan tentang jasad yang mengapung mulai berdatangan.
Tim penyelamat dari kedua sisi Laut Irlandia bekerja tanpa henti menjawab panggilan darurat dari banyaknya kapal yang terjebak, dikutip dari laman BBC, Kamis (14/8/2025).
Dari 303 kapal yang ikut serta, sekitar 150 di antaranya masih hilang. Helikopter angkatan laut dari Culdrose telah melakukan puluhan penerbangan dan berhasil mengevakuasi sekitar 100 orang sejauh ini.
Kapal perang Belanda dan kapal nelayan Prancis turut bergabung dalam operasi penyelamatan yang disebut sebagai terbesar yang pernah dilakukan di masa damai.
Pencarian dilakukan di area laut seluas 20.000 mil persegi atau sekitar 32.000 kilometer persegi, dari ujung barat daya Irlandia hingga Kepulauan Scilly, bahkan ke arah Wales.
Amukan Dasyat di Laut
Fastnet Race adalah lomba terakhir dari rangkaian lima balapan yang membentuk Admiral’s Cup, kejuaraan dunia kapal layar. Tahun itu, lomba dimulai dari Cowes di Isle of Wight pada Sabtu, 11 Agustus, di bawah sinar matahari dengan perairan tenang.
Jalurnya membawa para peserta menyeberangi Laut Irlandia, mengitari karang Fastnet di lepas pantai Republik Irlandia, lalu kembali ke Plymouth.
Namun, pada siang hari berikutnya, cuaca berubah drastis. Beberapa peserta menggambarkannya sebagai "amukan dahsyat" di tengah laut. Angin kencang berkekuatan tujuh memicu gelombang raksasa, sementara arus laut yang tak terduga membuat kekacauan.
Salah satu dari sedikit kapal yang berhasil mencapai garis finis di Plymouth adalah Morning Cloud, yang dinakhodai mantan Perdana Menteri Inggris Edward Heath.
"Itu adalah pengalaman yang saya rasa tidak ada seorang pun ingin mengalaminya lagi secara sukarela," ujarnya.
"Laut benar-benar mengamuk dengan gelombang besar, dan salah satunya mengangkat kapal kami lalu menelungkupkannya ke samping," tambahnya.
Tragedi ini memunculkan pertanyaan serius soal keselamatan lomba yang diadakan Royal Ocean Racing Club. Banyak kapal kecil yang ikut serta ternyata tidak dilengkapi radio, sehingga tak bisa melaporkan posisi. Beberapa laporan juga menyebut ada rakit penyelamat yang hancur dan tali pengaman yang putus.
Menteri Konservatif yang bertanggung jawab atas keselamatan laut, John Nott, mengatakan tragedi ini telah merenggut banyak nyawa.
"Ini adalah tragedi karena banyak orang kehilangan nyawa. Tapi manusia akan terus menguji dirinya melawan alam, dan lomba kapal layar di laut lepas akan terus berlangsung. Selalu ada pelajaran dari setiap tragedi, tapi saya tidak ingin orang merasa akibat bencana ini Fastnet Race tidak akan dilanjutkan," ujarnya.
Korban dan Perubahan Aturan
Jumlah korban tewas akhirnya mencapai 15 orang, enam di antaranya meninggal karena tali pengaman putus, sementara sisanya tenggelam atau meninggal akibat hipotermia.
Royal Ocean Racing Club sempat menerima kritik tajam, namun laporan resmi pada Desember tahun itu menyatakan mereka tidak bersalah.
Meski begitu, sejumlah aturan baru langsung diberlakukan. Jumlah peserta dibatasi maksimal 300 kapal.
Semua kapal diwajibkan memiliki radio VHF, dan kualifikasi khusus untuk ikut lomba juga diperkenalkan.
Pada 1983, pembatasan terhadap penggunaan alat navigasi elektronik resmi dicabut. Hingga kini, Fastnet Race tetap dianggap sebagai tantangan tertinggi bagi pelaut di perairan Inggris.
Pemenang Fastnet Race 1979 adalah Kiaola.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406089/original/006566900_1762512009-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405703/original/088328900_1762495927-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404907/original/048142000_1762418883-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404719/original/031815100_1762414585-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403850/original/018730500_1762338996-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403844/original/088109900_1762338993-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4856410/original/085614500_1717749518-20240512_112214.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264344/original/007151400_1750845056-zohran.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403410/original/023036900_1762326590-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403478/original/084562800_1762328141-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403265/original/094766500_1762322476-1.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236094/original/8487869-g_8___8_potret_mas_brewog_sound_horeg_ungkap_nilai_full_set_audio_1_truk_capai_angka_miliaran_kini_punya_10_yang_laris_manis_keliling_jawa_timur_mas_brewog_sound_horeg-20250526-034-gunturm.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306465/original/017032900_1754393503-WhatsApp_Image_2025-08-05_at_18.28.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1427491/original/065234600_1481000798-PANTI-JOMPO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5221694/original/003674800_1747367357-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288092/original/067044200_1752891478-9f3bfbe0-fecb-44d2-b8d4-1b4836ebe25d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287704/original/087405000_1752830776-john_fredy.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/3934359/original/048979900_1644900282-IMG20200129114536.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3442371/original/048867300_1619606697-20210428-Melihat_Lebih_Dekat_Para_Santri_Tadarusan_dengan_Al-Quran_Braille-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286819/original/086327400_1752758458-irak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283987/original/096142600_1752570992-dna-cceeb4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285952/original/053913200_1752732898-54641762928_3a60b4a2af_c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288739/original/058288800_1752989078-Screenshot_2025-07-18-15-12-39-63_1c337646f29875672b5a61192b9010f9_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266915/original/058178600_1751023901-IMG-20250627-WA0180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287155/original/043147000_1752812525-WhatsApp_Image_2025-07-18_at_11.20.42_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284413/original/015257600_1752633547-72dabf29-5dee-4de2-bc9f-770e1ee1ad21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289351/original/002614900_1753068428-aad3ff27-7e8a-4a28-ae02-b50df1701565.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288850/original/048376300_1752998023-Screenshot_2025-07-20_143619.jpg)