Paus Leo XIV Desak Pembebasan 265 Siswa dan Guru yang Diculik di Nigeria

1 day ago 7

Liputan6.com, Abuja - Lima puluh dari 303 anak sekolah yang diculik dari sebuah sekolah Katolik di Negara Bagian Niger, Nigeria, berhasil melarikan diri dari penyanderaan dan kini bersama keluarga mereka, kata pihak sekolah pada hari Minggu (23/11/2025). Paus Leo XIV menyerukan pembebasan segera bagi mereka yang masih disandera.

Anak-anak sekolah tersebut, yang berusia antara 10 hingga 18 tahun, melarikan diri satu per satu antara hari Jumat dan Sabtu, menurut Uskup Agung Bulus Dauwa Yohanna, ketua Asosiasi Kristen Nigeria di Negara Bagian Niger sekaligus pemilik sekolah.

Menurut Yohanna sebanyak 253 anak sekolah dan 12 guru masih ditahan oleh para penculik.

"Kami dapat memastikan hal ini ketika kami memutuskan untuk menghubungi dan mengunjungi beberapa orang tua," tambahnya seperti dikutip dari Associated Press.

Sementara itu, menurut pernyataan Gubernur Kwara AbdulRahman AbdulRazaq sebanyak 38 jemaat yang diculik dalam serangan mematikan di sebuah gereja di Negara Bagian Kwara berhasil dibebaskan.

Para pria bersenjata menyerang Gereja Christ Apostolic di Kota Eruku, Kwara, pada hari Selasa (18/11), menewaskan dua orang dan membawa beberapa lainnya sebagai sandera. Presiden Nigeria Bola Tinubu, dalam pernyataan terpisah, menyebutkan bahwa kebebasan para jemaat tersebut merupakan hasil dari upaya aparat keamanan. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Lima petugas juga tewas di wilayah timur laut Nigeria setelah pria bersenjata melakukan penyergapan terhadap tim taktis yang merespons konflik antara petani dan penggembala," kata kepolisian pada hari Minggu.

Dua petugas polisi lainnya mengalami luka-luka.

Penyergapan terjadi pada hari Sabtu (22/11) di Desa Sabon Sara yang terletak di wilayah Darazo, Negara Bagian Bauchi, kata juru bicara polisi Ahmed Muhammed Wakil.

Paus Leo XIV Sangat Berduka

Para murid dan siswa Negara Bagian Niger diculik bersama para guru mereka oleh pria bersenjata yang menyerang Sekolah St. Mary, sebuah institusi Katolik di komunitas terpencil Papiri, Negara Bagian Niger, pada hari Jumat (21/11).

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan tersebut dan pihak berwenang Nigeria belum memberikan pembaruan terkait upaya penyelamatan. Tidak segera diketahui di mana anak-anak dari Negara Bagian Niger itu ditahan atau bagaimana mereka berhasil pulang ke rumah.

Sekolah di Negara Bagian Niger tersebut terletak dekat jalan utama yang menghubungkan Kota Yelwa dan Mokwa dan berada di wilayah Nigeria di mana geng bersenjata kerap beroperasi dari kawasan hutan luas yang menghubungkan berbagai negara bagian dan titik-titik konflik.

"Sebagaimana kami menerima kepulangan 50 anak yang melarikan diri ini dengan sedikit rasa lega, saya mendesak kalian semua untuk terus berdoa bagi penyelamatan dan kepulangan yang aman bagi para korban lainnya," kata Yohanna.

Paus Leo XIV menyerukan pembebasan segera para murid dan staf sekolah, dengan mengatakan pada akhir misa di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu bahwa ia sangat berduka atas insiden itu.

"Saya merasakan kesedihan mendalam, terutama bagi banyak anak perempuan dan laki-laki yang telah diculik dan bagi keluarga mereka yang diliputi kegelisahan," ungkap Paus Leo XIV. "Saya menyerukan dengan sepenuh hati agar para sandera segera dibebaskan dan mendesak otoritas terkait untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat untuk memastikan pembebasan mereka."

Mengincar Tebusan

Penculikan di lingkungan sekolah telah menjadi salah satu masalah keamanan paling menonjol di negara berpenduduk terbanyak di Afrika ini. Geng bersenjata kerap menjadikan sekolah sebagai target strategis untuk menarik perhatian lebih besar. Sejak penculikan terkenal terhadap para siswi Chibok lebih dari satu dekade lalu, sedikitnya 1.500 murid telah diculik di Nigeria, dan banyak dari mereka baru dibebaskan setelah uang tebusan dibayarkan.  

Serangan di Negara Bagian Niger terjadi empat hari setelah 25 anak sekolah diculik dalam keadaan serupa di Kota Maga, Negara Bagian Kebbi yang berdekatan, yang berjarak 170 kilometer.

Kedua negara bagian tersebut berada di wilayah utara Nigeria, tempat puluhan geng bersenjata menggunakan penculikan untuk tebusan sebagai salah satu cara untuk menguasai komunitas-komunitas terpencil yang minim keberadaan pemerintah dan aparat keamanan.

Negara Bagian Niger dengan tergesa-gesa menutup semua sekolah setelah serangan hari Jumat, sementara beberapa perguruan tinggi federal di titik rawan konflik di seluruh wilayah tersebut juga ditutup oleh pemerintah Nigeria.

Dalam pernyataan yang menyambut kebebasan sebagian dari mereka yang diculik di Negara Bagian Niger dan Kebbi, Tinubu mengatakan pemerintahnya tidak akan menyerah sampai setiap sandera dibebaskan.

"Setiap warga Nigeria, di setiap negara bagian, memiliki hak atas keselamatan," tegasnya. "Dan di bawah kepemimpinan saya, kami akan mengamankan negara ini dan melindungi rakyat kami."

Read Entire Article