Lasik Cegah Disabilitas Netra Akibat Gangguan Refraksi, Hasilnya Bisa Bertahan Berapa Lama? 

5 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Disabilitas netra akibat gangguan refraksi seperti rabun dekat, rabun jauh, dan silinder bisa dicegah dengan tindakan laser-assisted in situ keratomileusis alias lasik.

Namun, apakah efek dari tindakan lasik bisa bertahan lama?

Menurut dokter spesialis mata dari KMN Eyecare, Kevin, prosedur lasik memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan sifatnya permanen. Namun, ada beberapa alasan yang membuat penglihatan pasien memburuk setelah melakukan operasi.

American Refractive Surgery Council menjelaskan, penglihatan manusia dapat berubah seiring berjalannya waktu, terlebih lagi jika kondisi rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme masih terus berlanjut.

“Alasan lainnya adalah bahwa penglihatan manusia akan menurun, beberapa tahun setelah melakukan tindakan operasi dikarenakan perubahan alami mata,” kata Kevin dalam keterangan pers dikutip Sabtu, 10 Mei 2025. 

Kondisi ini disebut juga presbiopi atau mata tua, yang disebabkan karena bertambahnya usia sehingga lensa menjadi kurang fleksibel dan kurang fokus pada objek sekitar sehingga dibutuhkan lensa plus untuk melihat jarak dekat.

Dua hal yang cukup memengaruhi hasil operasi lasik bisa bertahan lama adalah usia pasien ketika menjalani operasi dan juga perkembangan kondisi kelainan pada mata. Mayoritas pasien mengaku puas terhadap penglihatan mereka setelah 10 tahun pasca operasi.

Selama 20 tahun, Yayasan Tunanetra Raudlatul Makfufin di Tangerang, Banten, terus berkomitmen memproduksi Alquran braille yang didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Bergantung pada donasi, yayasan ini mampu mencetak 10 set Alquran braille ...

Mengenal Lasik

Sebelumnya, Kevin menjelaskan, lasik adalah prosedur medis untuk memperbaiki gangguan penglihatan.

American Academy of Ophthalmology menyebutkan bahwa operasi laser ini dapat menghilangkan kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropi), dan astigmatisma (silinder).

Tindakan bedah refraktif laser atau lasik dapat membentuk kembali jaringan kornea sedemikian rupa untuk memperbaiki penglihatan secara permanen. Oleh karena itu, prosedur laser ini menjadi pilihan banyak orang untuk mengembalikan tajam penglihatannya tanpa alat bantu penglihatan seperti kacamata atau lensa kontak.

Prinsip Kerja Lasik

Kornea mata memiliki peran yang sangat penting dalam prosedur lasik. Kornea adalah lapisan terluar pada mata berupa selaput bening berbentuk kubah yang menutupi bagian depan mata. Kornea inilah yang akan dimodifikasi bentuknya sehingga dapat mengubah pembiasan pada mata.

Dalam prosedur LASIK, sejumlah jaringan kornea akan dikikis sehingga memiliki ketebalan minimum.

Ada sedikit perbedaan antara teknik operasi laser yang digunakan pada pasien rabun jauh (minus) dan astigmatisma (silinder). Untuk mengoreksi minus, kornea perlu diratakan, sehingga laser lebih banyak menghilangkan jaringan kornea di bagian tengah daripada bagian samping.

Pada pasien silinder, mata diratakan lebih panjang pada suatu sumbu (vertikal) dibandingkan sumbu lainnya (horizontal).

Prinsip dasar bedah refraksi pada pasien silinder adalah untuk meratakan kornea pada sumbu yang curam, atau membuat curam sumbu yang datar, atau kombinasi keduanya (Kapoor et al., 2007; Roche, 2010).

Langkah-Langkah Tindakan Lasik

Langkah pertama, dokter akan melakukan 3D Corneal Mapping yang menentukan ketajaman penglihatan dengan menggunakan analisis muka gelombang (wavefront).

Setiap mata manusia unik, layaknya sidik jari atau DNA, oleh karena itu dokter membutuhkan analisis yang akurat dan terperinci dari setiap mata sebelum melakukan tindakan berikutnya.

Selanjutnya, dokter bedah akan membuat lapisan tipis pada permukaan atas kornea (flap) menggunakan metode IntraLase. Kini ada iFS™ Advanced Femtosecond Laser, yaitu suatu pendekatan yang 100 persen terdiri dari laser, tanpa menggunakan pisau, untuk membuat flap.

Metode ini menggunakan getaran yang tepat dari sinar laser untuk menyesuaikan dan membuat flap dengan ketebalan yang akurat dan disesuaikan dengan bentuk kornea pasien.

Langkah ketiga, flap dibuka dan bagian dalam kornea pasien akan dibentuk ulang menggunakan teknik laser excimer. Fungsinya adalah untuk menghilangkan atau mengikis jaringan kornea yang disesuaikan dengan ukuran refraksi atau kacamata pasien.

Setelah itu, dokter yang menangani pasien akan menutup kembali flap, dan prosedur yang dijalani pasien pun sudah selesai. Flap akan melekat dengan sendirinya pada lapisan stroma kornea di bawahnya.

Read Entire Article