Banjir Picu Berbagai Penyakit Termasuk Masalah Kesehatan Mental

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Banjir yang terjadi di Bogor, Jakarta dan sekitarnya bisa memicu berbagai penyakit termasuk masalah kesehatan mental seperti disampaikan ahli kesehatan lingkungan sekaligus epidemiolog, dokter Dicky Budiman, PhD.

“Jangan dilupakan, ada potensi gangguan kesehatan mental dan psikologis terutama pada anak-anak dan orang-orang yang mengalami kehilangan akibat banjir ini,” kata Dicky kepada Disabilitas Liputan6.com saat dihubungi pada Selasa (8/7/2025).

Masalah kesehatan mental adalah satu dari sekian banyak penyakit yang bisa muncul akibat bencana banjir. Dicky menjelaskan, banjir menjadi bencana hidrometeorologi rutin yang memicu potensi krisis kesehatan masyarakat. Bencana ini harus diantisipasi dengan sangat serius. Terutama dengan adanya prediksi cuaca ekstrem oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sepekan ke depan dan curah hujan tinggi hingga Oktober.

“Banjir ini memicu wabah penyakit yang memperparah akses layanan kesehatan. Juga dapat memperburuk kondisi kelompok rentan jika tidak ditangani secara sistemik,” jelas Dicky.

Dia menjelaskan, penyakit yang mengancam masyarakat terdampak banjir adalah penyakit yang ditularkan melalui air dan sanitasi yang buruk. Misalnya diare akut, kolera, atau hepatitis A. Ini umumnya terjadi akibat kontaminasi air minum dan makanan.   

Banjir setinggi hingga 170 cm merendam kawasan Jati Padang, Jakarta Selatan dan Kebun Pala, Jakarta Timur sejak Senin dinihari. Petugas damkar dan polisi terus mengevakuasi warga dan berjaga di lokasi.

Waspada Hantavirus Saat Banjir

Selain itu, sambung Dicky, penyakit yang ditularkan oleh tikus seperti hantavirus dan leptospirosis turut meningkat risikonya saat banjir.

“Infeksi parasit dalam hal ini cacing, juga meningkat karena orang sering enggak pakai sandal, misalnya.”

Tak henti di situ, penyakit lain  yang bisa terjadi dalam situasi banjir adalah penyakit kulit dan luka yang terinfeksi, misalnya dermatitis kontak, infeksi jamur, dan luka bernanah. Ini bisa dipicu pakaian lembap dan luka terbuka yang terpapar air banjir.

Penyakit Pernapasan Berisiko Kambuh

Situasi bencana banjir juga bisa memicu kambuhnya penyakit pernapasan termasuk infeksi saluran napas akut (ISPA), pneumonia, dan asma.

“Umumnya (penyakit pernapasan) bisa kambuh terutama pada anak-anak dan lansia.”

“Selain itu, tentu penyakit yang sudah endemik di kita, COVID-19, influenza, tuberkulosis (TBC) pun akan mengalami peningkatan karena mereka dapat mudah menyebar di tempat pengungsian padat dengan ventilasi yang buruk.”

Di sisi lain, penyakit dengan vektor nyamuk juga dapat meningkat. Termasuk demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya karena banyaknya genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembangbiak.

“Selain itu, jangan lupa ada penyakit non menular yang bisa terjadi, antara lain pada para komorbid, pengidap hipertensi, diabetes, atau gagal ginjal yang mungkin mereka tidak bisa beristirahat, tidak bisa mengakses obat, atau perawatan rutin,” ucap Dicky.

Tips Jaga Kesehatan Saat Banjir  

Guna menjaga tubuh tetap sehat selama mengungsi dari bencana banjir, Dicky membagikan beberapa tips, yakni:

  • Gunakan air bersih atau air matang untuk dikonsumsi.
  • Rajin cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
  • Gunakan alas tidur kering dan pakaian bersih.
  • Hindari bermain atau kontak langsung dengan air banjir.

“Laporkan ke petugas medis kalau ada gejala penyakit seperti demam, diare, batuk, sesak, dan luka infeksi,” pungkasnya.

Read Entire Article