Serangan Israel Tewaskan 146 Warga Palestina di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

6 hours ago 4

Liputan6.com, Gaza - Angkatan udara Israel membunuh sedikitnya 146 warga Palestina dalam serangan terbaru di Gaza selama 24 jam terakhir dan melukai banyak lainnya. Informasi ini disampaikan oleh otoritas kesehatan setempat pada Sabtu (17/5/2025).

Sejak Kamis (15/5), serangan udara Israel telah memasuki salah satu fase pengeboman paling mematikan sejak gencatan senjata terakhir runtuh pada Maret. Serangan-serangan terbaru ini terjadi bertepatan dengan berakhirnya kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Timur Tengah pada Jumat (16/5).

"Sejak tengah malam, kami telah menerima 58 jenazah, sementara sejumlah besar korban masih tertimbun di bawah reruntuhan. Situasi di dalam rumah sakit sangat buruk," ujar Direktur Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di Gaza Utara, Marwan Al-Sultan seperti dilansir CNA.

Otoritas kesehatan lokal menyatakan bahwa sebanyak 459 orang terluka akibat serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir.

Israel Akui Hamas Tidak Gentar

Pada Sabtu, militer Israel mengumumkan bahwa mereka mulai melakukan serangan besar-besaran dan mengerahkan pasukan tambahan sebagai bagian dari persiapan untuk memperluas operasi di Jalur Gaza. 

Sistem layanan kesehatan di Gaza kini nyaris lumpuh total. Rumah sakit-rumah sakit telah berulang kali menjadi sasaran serangan militer Israel selama perang yang telah berlangsung selama 19 bulan. Sementara itu, pasokan medis semakin menipis karena Israel memperketat blokade sejak 2 Maret.

Peningkatan eskalasi, termasuk pengerahan pasukan lapis baja di sepanjang perbatasan, merupakan bagian dari tahap awal Operasi Gideon’s Chariots atau Merkavot Gideon atau Kereta Perang Gideon. Operasi ini, menurut Israel, bertujuan mengalahkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Seorang pejabat pertahanan Israel sebelumnya menyatakan bahwa operasi ini tidak akan diluncurkan sebelum Presiden Trump menyelesaikan kunjungannya ke Timur Tengah.

"Kami secara bertahap menambah kekuatan, Hamas tetap tidak gentar," sebut militer Israel pada Sabtu.

Rencana Evakuasi ke Libya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 5 Mei menyatakan bahwa negaranya tengah merencanakan serangan yang diperluas dan intensif terhadap Hamas. Hal ini disampaikan setelah kabinet keamanannya menyetujui rencana yang bisa mencakup perebutan seluruh Gaza dan pengendalian distribusi bantuan kemanusiaan.

Pada Jumat, militer Israel menginstruksikan warga Gaza untuk mengungsi ke selatan setelah melakukan serangan berat di Kota Beit Lahia dan kamp pengungsi Jabalia di bagian utara. Namun, para penduduk melaporkan bahwa tank-tank Israel justru bergerak maju ke arah Kota Khan Younis di bagian selatan.

Menurut data otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 53.000 orang telah tewas, sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 sebagai balasan atas serangan yang dipimpin Hamas pada hari yang sama. 

NBC News, dalam laporan pada Jumat yang mengutip lima sumber yang mengetahui isu tersebut, menyebutkan bahwa pemerintahan Trump sedang menyusun rencana untuk secara permanen merelokasi hingga satu juta warga Palestina dari Gaza ke Libya.

Namun, warga Palestina dengan tegas menolak segala bentuk pemindahan paksa dari tanah mereka.

Read Entire Article