Liputan6.com, Jakarta - Ada beragam fenomena astronomi yang akan menghiasi langit bumi sepanjang Juni 2025. Menariknya, beberapa fenomena langit pada Juni 2025 ini dapat disaksikan dengan mata telanjang tanpa menggunakan teropong.
Fenomena langit pada Juni 2025 antara lain konjungsi bulan dan Mars, dua hujan meteor, strawberry moon, dan masih banyak lagi. Melansir laman In The Sky pada Senin (02/06/2025), berikut fenomena langit sepanjang Juni 2025.
1. Konjungsi Bulan dan planet Mars (1 Juni)
Bulan dan Mars akan mengalami asensio rektum atau posisi di langit yang sama. Kedua objek tersebut akan melakukan appulse atau kondisi dua atau lebih objek langit yang tampak berdekatan.
Bulan yang mendapat cahaya sebesar 33 persen akan berada dekat dengan Mars yang akan memiliki magnitudo 1,3 di langit. Kedua objek antariksa tersebut dapat diamati dengan mata telanjang atau menggunakan teropong. di konstelasi Leo.
2. Okultasi Bulan Spica (6 Juni)
Fenomena langit sepanjang Juni 2025 selanjutnya adalah okultasi bulan dan Spica. Bulan akan melintas di depan Spica atau Alpha Virginis yakni bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo.
Situasi tersebut menciptakan fenomena okultasi bulan yang akan terlihat dari beberapa negara atau sebagian belahan dunia. Beberapa wilayah itu termasuk Antartika, Teritori Selatan Prancis, Tasmania selatan, serta Pulau Heard dan Kepulauan McDonald.
Hujan Meteor Arietid (10 Juni)
3. Hujan Meteor Arietid (10 Juni)
Hujan meteor Arietid akan mencapai puncaknya pada 10 Juni 2025. hujan meteor ini yang dikenal sebagai salah satu hujan meteor siang hari teraktif.
Seperti namanya, hujan meteor ini berasal dari konstelasi Aries dan aktif dari 14 April hingga 24 Juni. Meskipun dinamakan "siang hari", beberapa meteor dapat terlihat sebelum fajar, terutama saat titik radiannya berada tinggi di langit.
Di Indonesia, waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini adalah menjelang subuh, ketika langit masih gelap dan titik radian mulai muncul di ufuk timur. Meskipun intensitasnya tidak setinggi hujan meteor malam hari, Arietid tetap menawarkan pemandangan menarik bagi penggemar astronomi.
4. Strawberry Moon (11 Juni)
Fenomena bulan purnama terjadi saat bumi tepat berada di antara matahari dan bulan. Bulan purnama yang terjadi pada Juni 2025 dikenal dengan nama Strawberry moon.
Nama tersebut didapat dari suku-suku asli Amerika karena menandakan waktu untuk panen, terutama bertepatan dengan puncak musim panen stroberi. Strawberry moon akan terjadi saat permukaan bulan akan sepenuhnya diterangi oleh cahaya matahari.
5. Konjungsi Bulan dan Saturnus (19 Juni)
Konjungsi bulan dan Saturnus akan menjadi fenomena langit yang hiasi langit selanjutnya. Bulan dan Saturnus akan mengalami asensio rektum yang sama, dengan bulan melewati 3°23' di Utara Saturnus.
Bulan yang mendapat cahaya sebesar 47 persen akan berada dekat dengan Saturnus yang akan bersinar magnitudo 1,0 di langit. Fenomena astronomi ini dapat diamati di konstelasi Pisces dengan menggunakan teropong maupun mata telanjang.
6. Titik balik Matahari musim panas (21 Juni)
Juni 2025 juga akan menjadi waktu titik balik matahari musim panas untuk belahan bumi utara. Fenomena ini menjadikan hari tersebut menjadi hari terpanjang dalam setahun.
Sebab, waktu terang yang biasanya sekitar 12 jam, akan menjadi sekitar 16,5 jam. Titik balik matahari terjadi ketika belahanbumi utara paling miring ke arah matahari.
Fenomena ini menandai hari pertama musim panas di belahan Bumi Utara.
Bulan Baru (25 Juni)
7. Bulan Baru (25 Juni)
Bulan akan berada di sisi bumi yang sama dengan matahari dan tidak akan terlihat di langit malam. Karena tidak ada cahaya bulan, saat itu menjadi waktu terbaik untuk mengamati objek redup seperti galaksi dan gugusan bintang.
8. Puncak Hujan Meteor June Bootid (27 Juni)
Fenomena langit sepanjang Juni 2025 selanjutnya adalah hujan meteor June Bootid. Hujan meteor ini aktif pada 22 Juni hingga 2 Juli dan akan mencapai puncaknya pada 27 Juni 2025.
Titik radiannya bersifat sirkumpolar, artinya selalu berada di atas horizon dan dapat diamati sepanjang malam. Meskipun intensitasnya bervariasi dari tahun ke tahun, Bootid dikenal dengan laju meteor yang lambat dan terang.
Fenomena ini memberikan kesempatan bagi pengamat untuk menikmati setiap lintasan meteor dengan lebih jelas.
(Tifani)