Liputan6.com, Istanbul - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Sabtu (17/5) bahwa bagi Rusia, isu utama dalam negosiasi yang sedang berlangsung dengan Ukraina adalah menentukan siapa yang pada akhirnya akan menandatangani setiap perjanjian potensial.
Berbicara dalam jumpa pers di Moskow, Peskov mengonfirmasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan daftar syarat untuk gencatan senjata, yang akan segera diserahkan kepada pihak Ukraina.
"Benar bahwa (delegasi Rusia dan Ukraina) sepakat (pada pertemuan hari Jumat (16/5) di Istanbul) untuk bertukar daftar syarat gencatan senjata. Pekerjaan sedang berlangsung. Pihak Rusia akan mempersiapkan dan menyampaikan daftar tersebut, dan akan dipertukarkan dengan Ukraina," kata Peskov seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (19/5/2025).
Peskov menolak untuk mengungkapkan persyaratan spesifik apa pun yang sedang dibahas, menekankan bahwa negosiasi masih berlangsung dan harus dilakukan secara tertutup.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan antara presiden Rusia dan Ukraina, permintaan yang diajukan oleh Kyiv, Peskov mengatakan pertemuan tersebut dapat terjadi jika kemajuan dicapai dalam negosiasi.
"Kami menganggap hal itu mungkin, tetapi hanya sebagai hasil kerja delegasi dan setelah kesepakatan dicapai. Pada saat yang sama, masalah mendasar bagi kami adalah siapa sebenarnya yang akan menandatangani perjanjian ini atas nama Ukraina," tambah Peskov.
Masa Jabatan Presiden Ukraina Diperpanjang
Masa jabatan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berakhir pada 20 Mei 2024, tetapi pemilihan presiden 2024 di Ukraina dibatalkan, dengan alasan darurat militer dan mobilisasi umum.
Pada 25 Februari, parlemen Ukraina, Verkhovna Rada, mengeluarkan resolusi yang mendukung perluasan kekuasaan Zelenskyy setelah pemungutan suara pertama sehari sebelumnya gagal.
Terkait negosiasi damai, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan belum terjadi kontak antara Rusia dan Amerika Serikat pasca perundingan di Istanbul pekan ini. Namun ia berjanji akan menginformasikan kepada publik jika percakapan antara Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump terjadwal.
Mengenai masa depan perundingan damai, Peskov mendesak semua pihak untuk fokus pada pelaksanaan perjanjian yang telah dicapai, dengan menekankan pentingnya melaksanakan langkah utama pertama -- pertukaran 1.000 tawanan perang dari masing-masing pihak.
Dialog Damai Rusia-Ukraina Setelah 3 Tahun Vakum
Menanggapi kritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terhadap delegasi Rusia – khususnya klaimnya bahwa tingkat perwakilan Moskow tidak cukup tinggi – Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa Rusia tidak berencana mengubah tim negosiasinya. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskovmenekankan bahwa pembicaraan baru saja dimulai kembali.
Setelah lebih dari tiga tahun vakum dialog, Rusia dan Ukraina kembali menggelar perundingan perdamaian langsung di Istanbul pada Jumat (16/5). Hasil pembicaraan menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pertukaran tawanan terbesar sejak konflik dimulai, serta memulai pertukaran proposal mengenai struktur dan implementasi gencatan senjata potensial.