Jelang Konklaf, Vatikan Pasang Cerobong Asap di Kapel Sistina

19 hours ago 7

Liputan6.com, Vatican City - Lima hari sebelum para kardinal berkumpul untuk konklaf, para pemadam kebakaran pada Jumat (2/5/2025) memasang cerobong asap di atas Kapel Sistina. Cerobong inilah yang akan mengeluarkan asap putih sebagai penanda terpilihnya paus baru.

Sebanyak 133 kardinal Katolik akan berkumpul di bawah lukisan dinding karya Michelangelo di Kapel Sistina yang dibangun pada Abad ke-15. Kapel ini berada di dalam Istana Apostolik, Vatikan. Di sanalah mereka akan memilih pengganti Paus Fransiskus, yang wafat pada 21 April.

Konklaf atau pemilihan paus dijadwalkan dimulai pada 7 Mei dengan tertutup dan bersifat sangat rahasia. Untuk menyampaikan hasilnya kepada dunia luar, surat suara akan dibakar dalam tungku khusus. Jika belum ada paus yang terpilih, cerobong akan mengeluarkan asap hitam. Namun, jika sudah terpilih, asap yang keluar berwarna putih.

Para kardinal dari seluruh dunia telah dipanggil ke Vatikan pasca wafatnya Paus Fransiskus—seorang reformis asal Argentina yang memimpin Gereja Katolik selama 12 tahun.

Meskipun hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang boleh memberikan suara dalam konklaf, seluruh kardinal dari berbagai usia tetap berkumpul sebelumnya setiap hari untuk mendiskusikan tantangan yang akan dihadapi oleh pemimpin baru umat Katolik sedunia, yang berjumlah 1,4 miliar jiwa.

Beberapa nama yang difavoritkan sebagai paus berikutnya antara lain Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Pietro Parolin dari Italia—yang menjabat sebagai sekretaris negara di bawah Paus Fransiskus—serta Kardinal Peter Turkson dari Ghana.

Namun, ada pepatah lama dari Roma yang menyatakan, "Siapa yang masuk ke konklaf sebagai paus, keluar sebagai kardinal." Pepatah ini mengingatkan bahwa kandidat yang paling dijagokan justru jarang terpilih.

"Saya pikir gereja sedang dalam suasana doa, namun juga harus siap untuk kejutan," kata Kardinal Gregorio Rosa Chavez, yang berusia 82 tahun, pada Jumat pagi. "Ingat apa yang terjadi dengan Paus Fransiskus – betapa mengejutkannya!"

Momen Bersejarah

Di tengah keramaian turis dan peziarah di Lapangan Santo Petrus pada Jumat pagi, pemasangan cerobong asap di Kapel Sistina—sebuah pipa logam tipis dengan bagian atas tertutup—nyaris tak terlihat.Namun banyak orang menyadari bahwa peristiwa bersejarah sedang berlangsung.

"Ini jelas merupakan momen bersejarah dan rasanya sangat istimewa berada di Roma," ujar Glenn Atherton, seorang wisatawan asal Inggris yang datang dari London kepada AFP. "Rasanya seperti pengalaman sekali seumur hidup." 

Saat ini terdapat 135 kardinal yang memenuhi syarat untuk memilih, namun dua di antaranya telah mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Konklaf akan dimulai pada Rabu, pukul 16.30 waktu Vatikan. Pada saat itu, para kardinal akan mengucapkan sumpah untuk menjaga kerahasiaan proses pemilihan, dengan ancaman ekskomunikasi jika melanggarnya.

Paus yang terpilih—secara teknis bisa siapa saja yang sudah dibaptis, meski kenyataannya selalu berasal dari kalangan kardinal—harus meraih dua pertiga suara atau 89 suara untuk bisa menang.

Sistem sinyal kuno asap putih/hitam—yang hingga kini masih menjadi satu-satunya cara publik mengetahui apakah paus telah dipilih—dahulu menggunakan campuran jerami basah untuk menghasilkan asap putih dan bahan tar untuk asap hitam. Namun, karena beberapa kali muncul asap abu-abu yang membingungkan, Vatikan memperkenalkan sistem baru pada tahun 2005.

Dalam konklaf terakhir tahun 2013, Vatikan menyatakan bahwa mereka menggunakan campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang untuk menghasilkan asap hitam, serta kalium klorat, laktosa, dan resin untuk asap putih.

Dua tungku digunakan dalam proses ini—satu untuk membakar surat suara dan satu lagi untuk mencampur bahan kimia. Asap dari kedua tungku ini dialirkan ke cerobong yang sama.

Untuk konklaf minggu depan, rincian teknis prosedurnya belum dikonfirmasi.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |