, Berlin - Pemadaman listrik di wilayah Eropa merupakan kejadian yang sangat jarang, terutama di Jerman, di mana insiden seperti itu bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu, ketika pemadaman terjadi di Spanyol dan Portugal—negara yang tidak jauh dari Jerman—peristiwa tersebut meninggalkan kecemasan di kalangan warga Jerman.
Awal minggu ini, sejumlah negara Eropa, khususnya Spanyol dan Portugal, mengalami pemadaman listrik besar-besaran. Akibatnya, lampu lalu lintas mati, kereta api berhenti beroperasi, ATM tidak berfungsi, dan jaringan internet terputus. Kehidupan di sebagian besar wilayah pun menjadi kacau balau.
Penyebabnya masih belum jelas, dan pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah insiden ini terkait dengan serangan siber pada infrastruktur vital.
Otoritas Jerman berusaha menenangkan warganya, menyatakan bahwa pemadaman listrik serupa tidak perlu dikhawatirkan di negara mereka. "Pemadaman listrik skala besar dan berdurasi panjang sangat kecil kemungkinannya terjadi di Jerman," tegas Badan Jaringan Jerman seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (2/5/2025).
Jaringan listrik Jerman didesain dengan sistem redundansi canggih, memastikan bahwa jika satu saluran terganggu, saluran lain dapat langsung mengambil alih.
Namun, ketidakpastian tetap ada. Seberapa aman pasokan energi, air, transportasi, komunikasi, layanan kesehatan, dan sistem keuangan? Dengan kata lain, seberapa kuat perlindungan terhadap infrastruktur kritis yang menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat modern?
Perang Siber Sudah Dimulai
Laporan serangan siber di Jerman datang hampir setiap hari, menimbulkan kekhawatiran yang semakin mendalam. Baru minggu lalu, Kantor Jawatan Senat Berlin mengungkapkan bahwa portal layanan elektronik pemerintah menjadi target peretasan.
Bahkan kepolisian tidak luput dari serangan. Pada hari yang sama, harian Berlin Taz melaporkan bahwa mereka mengalami serangan siber "besar-besaran" tepat di hari pemilihan federal 23 Februari, menyebabkan situs mereka down selama beberapa jam.
Ini hanyalah sebagian kecil dari rentetan insiden yang terjadi. Serangan terhadap infrastruktur kritis terus berulang: kabel data di Laut Baltik dirusak, jaringan lumpuh, dan sistem TI perusahaan disusupi.
Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 80% infrastruktur penting Jerman dikelola oleh swasta—seperti perusahaan industri—yang rentan menjadi sasaran.
Namun, lembaga publik pun semakin sering jadi korban. Bundestag (parlemen Jerman) dan berbagai kementerian federal di Berlin telah berulang kali diserang. Targetnya jelas: merusak pilar-pilar vital demokrasi.
Pemerintah Jerman Siapkan Investasi Besar untuk Perkuat Infrastruktur
Pemerintah Jerman yang baru berencana melakukan investasi besar-besaran senilai 500 miliar euro untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur vital, termasuk jembatan, sekolah, jalan, serta sektor transportasi, digitalisasi, dan energi. Dana ini akan dialokasikan secara bertahap selama 12 tahun guna memastikan pembangunan yang berkelanjutan.
Rencana ini muncul setelah upaya pemerintahan sebelumnya untuk mengesahkan undang-undang perlindungan infrastruktur kritis gagal akibat perpecahan di dalam koalisi. Padahal, perlindungan terhadap fasilitas vital seperti jaringan listrik, transportasi, dan komunikasi semakin mendesak, terutama setelah insiden pemadaman besar di Spanyol dan Portugal.
Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser menegaskan pentingnya meningkatkan ketahanan infrastruktur. Dalam wawancara dengan Redaktionsnetzwerk Deutschland, ia mengatakan, "Kita harus memperkuat daya tahan dan mengurangi kerentanan di semua sektor infrastruktur kritis."
Komitmen ini kemungkinan besar akan masuk dalam perjanjian koalisi antara CDU/CSU dan SPD, menandai langkah serius Jerman dalam mengamankan infrastrukturnya dari ancaman gangguan, termasuk serangan siber dan kegagalan sistem.
Tingkatkan Keamanan Nasional: Langkah Jerman Hadapi Ancaman Global
Dalam menghadapi eskalasi ancaman keamanan—mulai dari terorisme, kejahatan terorganisir, serangan siber hybrid, hingga dampak perang Rusia di Ukraina—Jerman memperkuat tiga pilar utama: keamanan siber, perlindungan sipil, dan pertahanan masyarakat.
Sebagai langkah konkret, Kantor Federal untuk Keamanan Informasi (BSI) akan ditingkatkan menjadi pusat komando siber nasional, memperluas kapasitas deteksi dan respons terhadap ancaman digital.
Di sisi ketahanan teknologi, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan pada negara lain dengan mengembangkan industri chip dan semikonduktor domestik. Kebijakan baru akan membatasi penggunaan komponen infrastruktur kritis hanya pada produk dari "negara mitra tepercaya".
Tak kalah penting, UKM sebagai tulang punggung ekonomi juga mendapat perhatian khusus. Mereka akan mendapatkan layanan konsultasi keamanan siber gratis untuk meningkatkan kesiapan menghadapi serangan digital yang kian marak.
Langkah-langkah ini menegaskan komitmen Jerman dalam membangun ketahanan menyeluruh di era geopolitik yang penuh ketidakpastian.