Liputan6.com, Gaza - Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di seluruh Jalur Gaza pada hari Minggu (25 Mei), termasuk seorang pejabat senior layanan penyelamatan dan seorang jurnalis, kata otoritas kesehatan setempat.
Kematian terbaru dalam operasi Israel tersebut diakibatkan oleh serangan terpisah Israel di Khan Younis di selatan, Jabalia di utara, dan Nuseirat di Jalur Gaza tengah, kata petugas medis seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA), Senin (26/5/2025).
Di Jabalia, mereka mengatakan jurnalis lokal Hassan Majdi Abu Warda dan beberapa anggota keluarga tewas akibat serangan udara yang menghantam rumahnya pada hari Minggu (25/5).
Serangan udara lainnya di Nuseirat menewaskan Ashraf Abu Nar, seorang pejabat senior di layanan darurat sipil wilayah tersebut, dan istrinya di rumah mereka, tambah petugas medis.
Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan bahwa kematian Abu Warda meningkatkan jumlah jurnalis Palestina yang tewas di Gaza sejak Oktober 2023 menjadi 220.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepala staf Eyal Zamir mengunjungi pasukan di Khan Younis pada hari Minggu (25/5), memberi tahu mereka bahwa "ini bukanlah perang tanpa akhir" dan bahwa Hamas telah kehilangan sebagian besar asetnya, termasuk komando dan kendalinya.
"Kami akan mengerahkan setiap alat yang kami miliki untuk membawa para sandera pulang, membubarkan Hamas dan membubarkan kekuasaannya," kata Zamir. Adapun pernyataan itu tidak membahas serangan hari Minggu (25/5).
Sebelumnya 22 orang dilaporkan tewas setelah serangan udara Israel menyerang tenda pengungsian di Nuseirat pada Minggu (25/5).
ICRC Sebut Korban Sipil Tak Dapat Ditoleransi di Gaza, Desak Gencatan Senjata
Kemudian pada hari Minggu (25/5), Komite Internasional Palang Merah ICRC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua stafnya - Ibrahim Eid dan Ahmad Abu Hilal - telah tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Khan Younis pada hari Kamis.
"Pembunuhan mereka menunjukkan jumlah korban sipil yang tidak dapat ditoleransi di Gaza. ICRC menegaskan kembali seruannya yang mendesak untuk gencatan senjata dan untuk menghormati dan melindungi warga sipil, termasuk personel medis, bantuan kemanusiaan, dan pertahanan sipil," tambah pernyataan ICRC.
Dalam pernyataan terpisah, kantor media Gaza mengatakan pasukan Israel menguasai 77 persen Jalur Gaza, baik melalui pasukan darat atau perintah evakuasi dan pemboman yang membuat penduduk menjauh dari rumah mereka.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu (25/5) bahwa para anggotanya melakukan beberapa penyergapan dan serangan menggunakan bom dan roket anti-tank terhadap pasukan Israel yang beroperasi di beberapa wilayah di Gaza.
75 Target di Gaza Dibombardir hingga 53.900 Warga Palestina Tewas
Pada hari Jumat (24/5), militer Israel mengatakan telah melakukan lebih banyak serangan di Gaza, yang mengenai 75 target termasuk fasilitas penyimpanan senjata dan peluncur roket.
Israel melancarkan perang udara dan darat di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang menurut penghitungan Israel, dengan 251 sandera diculik ke Gaza.
Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 53.900 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza, dan menghancurkan jalur pantai tersebut. Kelompok bantuan mengatakan tanda-tanda kekurangan gizi parah tersebar luas.