Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Gaza dari AS yang Didukung Israel, Apa Alasannya?

3 days ago 16

Liputan6.com, Gaza - Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC bahwa mereka menolak proposal terbaru gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diajukan Amerika Serikat (AS).

Gedung Putih pada Kamis (29/5/2025) menyatakan bahwa Israel telah "menyetujui" rencana utusan AS, Steve Witkoff, dan bahwa pihaknya kini menunggu tanggapan resmi dari Hamas.

Media Israel yang mengutip sejumlah pejabat Israel melaporkan bahwa kesepakatan baru akan mencakup penyerahan 10 sandera yang masih hidup dan jenazah 18 sandera yang tewas dalam dua tahap sebagai imbalan atas gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Adapun pejabat Hamas menjelaskan kepada BBC bahwa proposal baru AS bertentangan dengan pembicaraan antara para negosiator mereka dengan Witkoff dan tidak memenuhi sejumlah tuntutan utama seperti penghentian total perang dan kembalinya protokol kemanusiaan yang memungkinkan truk bantuan masuk ke Gaza. 

Meski demikian, dia mengatakan Hamas tetap berkomunikasi dengan para mediator dan akan menyerahkan tanggapan tertulisnya dalam waktu dekat.

Pemerintah Israel belum memberikan komentar, namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan mengatakan kepada keluarga para sandera pada Kamis bahwa dia menerima rencana Witkoff.

Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza pada sejak 2 Maret dan melanjutkan serangan militernya terhadap Hamas pada 18 Maret setelah gencatan senjata selama dua bulan yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir. Israel mengklaim langkahnya bertujuan menekan Hamas untuk membebaskan 58 sandera yang masih ditahan, di mana setidaknya 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Pernyataan Gedung Putih

Pada 19 Mei, militer Israel meluncurkan serangan besar-besaran yang oleh Netanyahu dikatakan akan membuat pasukan Israel menguasai seluruh wilayah Gaza. Keesokan harinya, dia mengklaim Israel juga akan melonggarkan blokade dan mengizinkan masuknya jumlah dasar makanan ke Gaza guna mencegah kelaparan.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, hampir 4.000 orang telah tewas di Gaza dalam 10 minggu terakhir.

PBB menyatakan bahwa 600.000 orang lainnya kembali mengungsi akibat operasi darat Israel dan perintah evakuasi, sementara laporan Integrated Food Security Phase Classification atau Klasifikasi Tahapan Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengungkapkan sekitar 500.000 orang menghadapi tingkat kelaparan yang tergolong bencana dalam beberapa bulan ke depan.

Dalam konferensi pers di Washington DC pada Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt ditanya apakah dia bisa mengonfirmasi laporan dari TV milik Arab Saudi, Al-Arabiya, bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati kesepakatan gencatan senjata baru.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa utusan khusus Witkoff dan presiden telah mengajukan proposal gencatan senjata kepada Hamas yang didukung dan disetujui oleh Israel. Israel telah menyetujui proposal ini sebelum dikirimkan kepada Hamas," ujarnya.

Dia menambahkan, "Saya dapat mengonfirmasi pula bahwa diskusi-diskusi masih terus berlangsung dan kami berharap gencatan senjata di Gaza dapat terjadi sehingga kita bisa memulangkan semua sandera ke rumah mereka."

Tuntutan Hamas dan Netanyahu

Netanyahu sebelumnya menyatakan Israel akan mengakhiri perang hanya jika semua sandera telah dibebaskan, Hamas telah dihancurkan atau dilucuti senjatanya, dan para pemimpinnya telah diasingkan.

Hamas sendiri menegaskan siap mengembalikan semua orang yang ditawan sebagai imbalan atas penghentian total perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Israel melancarkan kampanye militer di Gaza sebagai respons atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, yang mereka klaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya. Empat orang lainnya, dua di antaranya sudah dalam keadaan meninggal, diketahui telah ditahan di Gaza sebelum konflik terbaru dimulai.

Sejauh ini, Israel telah berhasil memulangkan 197 sandera, 148 di antaranya masih hidup, sebagian besar melalui dua kesepakatan gencatan senjata sementara dengan Hamas.

Otoritas kesehatan Gaza menyebutkan bahwa setidaknya 54.249 orang telah tewas di wilayah kantong Palestina itu sejak 7 Oktober 2023.

Read Entire Article