Liputan6.com, Jakarta - Para astronom mengumumkan penemuan planet katai baru di dalam tata surya. Planet ini berada di tepian tata surya yang gelap dan dingin, jauh di luar orbit Neptunus, dalam wilayah yang disebut sebagai Edgeworth-Kuiper Belt dan bahkan lebih jauh lagi.
Melansir laman Space pada Senin (26/05/2025), planet katai yang diberi nama 2017 OF201 ini tersembunyi selama ribuan tahun. Planet ini menyusuri ruang antar planet dalam sunyi hingga akhirnya ditemukan secara tidak langsung dalam arsip data teleskop yang telah berusia hampir satu dekade.
Planet katai 2017 OF201 ditemukan oleh tim kecil yang dipimpin oleh Sihao Cheng dari Institute for Advanced Study’s School of Natural Sciences bersama Jiaxuan Li dan Eritas Yang dari Princeton University. Tim ini memang sedang melakukan survei mendalam untuk mengidentifikasi Trans-Neptunian Object (TNO).
TNO merupakan objek-objek langit yang berada di luar orbit Neptunus dan mencari kemungkinan planet baru yang tersembunyi di area luar tata surya. Penemuan ini bukan hasil observasi langsung dengan teleskop baru, melainkan melalui penggalian data lama.
Mereka menganalisis 19 set citra yang diambil selama 7 tahun oleh Teleskop Blanco di Chili dan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii. Setelah mengamati pola-pola pergerakan yang sangat halus dan lambat, mereka mendeteksi objek yang konsisten lintasannya dan memenuhi syarat sebagai planet katai.
Para astronom menjuluki 2017 OF201 sebagai “sepupu Pluto” karena termasuk dalam keluarga planet katai bersama Pluto, Eris, Sedna, dan Makemake. Pluto merupakan planet katai pertama yang ditemukan pada 1930.
Kala itu, Pluto sempat dikategorikan sebagai planet ke-9 tata surya karena belum ada klasifikasi planet katai. Namun, penemuan Sedna pada 2003 memberikan pandangan baru bahwa objek-objek seukuran Pluto ternyata lebih banyak dari yang diduga, terutama di wilayah jauh seperti Sabuk Kuiper.
Saat Eris ditemukan pada 2005 ukurannya nyaris menyamai Pluto namun memiliki massa lebih besar, para astronom sepakat menetapkan klasifikasi baru, planet katai (dwarf planet). 2017 OF201 sendiri memiliki diameter sekitar 700 km, lebih kecil dari Pluto (2.377 km) maupun Eris (2.326 km), namun tetap memenuhi kriteria planet katai.
Mengorbit Matahari
Planet ini mengorbit matahari, cukup besar untuk memiliki bentuk hampir bulat akibat gravitasi sendiri, namun belum "membersihkan" orbitnya dari objek-objek lain. Planet ini memecahkan rekor sebagai planet katai dengan jarak terjauh yang diketahui, yakni sekitar 1600 Satuan Astronomi (SA).
Bandingkan dengan Sedna yang memiliki jarak maksimum 937 SA. Jika Sedna membutuhkan waktu sekitar 11.400 tahun untuk menyelesaikan satu orbit, maka 2017 OF201 butuh lebih dari 25.000 tahun untuk kembali ke titik terdekatnya dengan matahari (perihelion).
Uniknya, titik perihelion 2017 OF201 adalah sekitar 45 SA, yang tak jauh dari jarak terjauh Pluto, yakni 49 SA. Namun, meskipun sudah berada di titik terdekat, planet ini tetap membeku, karena jaraknya masih terlalu jauh untuk menerima cukup panas dari matahari.
Saat ini, 2017 OF201 diketahui sedang bergerak menjauh dari matahari, setelah melewati perihelion pada tahun 1930, bertepatan dengan tahun ditemukannya Pluto. Kini, planet ini berada dua kali lebih jauh dari titik terdekatnya dan diperkirakan akan terus melaju ke arah luar hingga mencapai jarak maksimumnya.
Lintasan ekstrem 2017 OF201 memberikan petunjuk bahwa planet katai ini mengalami interaksi gravitasi kompleks di masa lalu. Diduga kuat, 2017 OF201 pernah berpapasan dengan planet raksasa gas seperti Neptunus atau Jupiter, yang menyebabkan ia terlontar ke orbit yang sangat elips dan luas.
Tak hanya itu, sebagian ilmuwan menduga 2017 OF201 sempat menyentuh awan Oort, yaitu wilayah bola es raksasa yang menjadi rumah bagi jutaan komet. Di wilayah ini, planet kecil seperti 2017 OF201 bisa mengalami interaksi gravitasi dengan objek lain yang mengubah orbitnya secara drastis, sebelum akhirnya ‘kembali’ ke wilayah luar Sabuk Kuiper.
(Tifani)