Liputan6.com, Moskow - Konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun kembali memanas. Pada Sabtu (5/7/2025), militer Ukraina mengklaim berhasil menyerang pangkalan udara Borisoglebsk di wilayah Voronezh, Rusia — sebuah fasilitas penting yang menjadi markas jet tempur Su-34, Su-35S, dan Su-30SM milik Moskow.
Dalam pernyataan di Facebook, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut serangan itu menghantam gudang berisi bom luncur, pesawat latih, serta kemungkinan sejumlah pesawat lainnya. Pihak Rusia belum memberikan tanggapan resmi terkait serangan ini, dikutip dari Japan Today, Minggu (6/7/2025).
Serangan ke pangkalan udara semacam ini dinilai strategis, karena bertujuan melemahkan kekuatan udara Rusia sekaligus menunjukkan kemampuan Ukraina untuk menggempur target bernilai tinggi jauh di dalam wilayah musuh. Bulan lalu, Ukraina bahkan mengaku berhasil menghancurkan lebih dari 40 pesawat Rusia dalam serangan drone yang menyasar sejumlah lapangan udara di kedalaman wilayah Rusia.
Tak tinggal diam, Rusia membalas dengan melancarkan gelombang serangan drone skala besar ke Ukraina pada malam yang sama. Menurut angkatan udara Ukraina, Rusia meluncurkan 322 drone dan perangkat umpan dalam serangan tersebut. Sebanyak 157 di antaranya berhasil ditembak jatuh, sementara 135 lainnya diyakini terjatuh akibat gangguan elektronik.
Wilayah Khmelnytskyi di Ukraina barat menjadi sasaran utama. Namun, Gubernur Serhii Tyurin memastikan tak ada laporan kerusakan serius, korban luka, maupun korban jiwa di daerahnya.
Sehari sebelumnya, Kyiv juga dihantam salah satu serangan udara terbesar sejak invasi Rusia dimulai. Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko pada Sabtu menyebut jumlah korban tewas akibat serangan itu naik menjadi dua orang, dengan 31 lainnya mengalami luka-luka.
Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat dalam panggilan telepon yang panjang pada hari Selasa untuk segera menghentikan serangan terhadap energi
Upaya Penguatan Pertahanan Ukraina
Di tengah intensitas serangan yang meningkat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Zelenskyy menyebut percakapan itu “sangat penting dan produktif,” membahas soal penguatan sistem pertahanan udara Ukraina, kemungkinan produksi senjata bersama AS-Ukraina, serta upaya lebih luas untuk mengakhiri perang.
Trump sendiri hanya memberi komentar singkat saat ditanya wartawan, “Saya rasa kami melakukan pembicaraan yang sangat baik.” Namun ketika disinggung soal peluang perdamaian, ia menjawab, “Saya tidak tahu. Saya tak bisa bilang apakah itu akan terjadi atau tidak.”
Sementara itu, penyaluran bantuan militer AS ke Ukraina termasuk rudal pertahanan udara kini terhambat, membuat sekutu-sekutu Eropa mencari cara untuk mengisi celah tersebut. Zelenskyy mengaku tengah menyiapkan rencana membangun industri persenjataan dalam negeri, meski mengakui prosesnya akan memakan waktu.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh 94 drone Ukraina pada Sabtu malam, serta 45 drone lainnya sepanjang pagi dan siang hari. Meski tak ada korban jiwa, otoritas di Saratov menyebut 25 apartemen warga di kota Engels mengalami kerusakan akibat jatuhnya drone.
Empat drone Ukraina juga dilaporkan ditembak jatuh saat mendekati Moskow pada hari yang sama. Sebagai langkah pengamanan, lalu lintas udara di Bandara Sheremetyevo sempat dihentikan sementara.
Konflik yang tak kunjung reda ini menambah panjang daftar serangan balasan dan memupus harapan akan terobosan diplomatik dalam waktu dekat.