Peringati Kwibohora ke-31, Dubes Rwanda Tekankan Peran Penting Perempuan dalam Pembangunan

3 days ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Sheikh Abdul Karim Harelimana menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan negaranya saat memperingati Hari Kwibohora ke-31 atau Liberation Day pada Jumat (4/7/2025) di Hotel Mandarin Oriental Jakarta.

Dalam pidatonya, Dubes Harelimana mengatakan bahwa Hari Pembebasan bukan sekadar mengenang berakhirnya genosida 1994, tetapi juga merayakan keberanian dan pengorbanan mereka yang menghentikan tragedi tersebut. Lebih dari itu, hari ini menjadi simbol pilihan bangsa Rwanda untuk menempuh jalan rekonsiliasi, persatuan, dan pembangunan, alih-alih balas dendam.

"Kwibohora dalam bahasa Kinyarwanda berarti ‘membebaskan’. Namun pembebasan kami tak berhenti pada 1994. Mengakhiri genosida secara fisik hanyalah awal dari perjalanan panjang untuk membebaskan Rwanda dari kemiskinan, perpecahan, ketidaktahuan, dan ketergantungan," tutur Dubes Harelimana.

Ia menyoroti capaian Rwanda dalam tiga dekade terakhir yang berhasil bangkit melawan segala rintangan. Berbagai kemajuan besar dicapai, mulai dari tata kelola pemerintahan, pembangunan perdamaian, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, hingga kesetaraan gender. Bahkan, saat ini 63,75 persen anggota parlemen Rwanda adalah perempuan -- angka yang disebutnya mencerminkan komitmen nyata negaranya dalam memberdayakan kaum wanita.

Tak hanya perempuan, generasi muda juga menjadi tulang punggung kemajuan Rwanda. Dengan proporsi 70 persen dari total populasi, anak muda Rwanda didorong berkontribusi langsung untuk memajukan bangsanya. "Kami memiliki kebijakan yang secara khusus memberdayakan mereka agar mampu mengatasi hambatan pembangunan," kata Dubes Harelimana.

Ia juga menyinggung transformasi sektor kesehatan yang kini jauh lebih baik dibanding masa-masa kelam pascagenosida. Perekonomian Rwanda, yang dulu porak-poranda, kini termasuk salah satu dengan pertumbuhan tercepat di Afrika.

Presiden Rwanda Paul Kagame memimpin peringatan 25 tahun peristiwa pembantaian delapan ratus ribu warga Rwanda dari etnis tutsi dan hutu moderat. Peringatan tersebut dihadiri ribuan warga Rwanda hari Minggu (7/4)

Visi 2050 Bagi Rwanda

Dalam kesempatan itu, Dubes Harelimana menegaskan Rwanda tetap berkomitmen menjadi kontributor penting bagi perdamaian, baik di Afrika maupun dunia.

"Visi 2050 kami menetapkan target yang berani untuk menjadikan Rwanda sebagai negara berpenghasilan tinggi, berbasis pengetahuan, dan inklusif," ungkapnya.

Namun, menurutnya, pembangunan bukan semata soal angka atau produk domestik bruto. Yang lebih penting adalah memastikan setiap warga Rwanda dapat menjalani hidup yang bermartabat, sejahtera, dan bermakna. "Ini juga tentang memastikan genosida tidak pernah terulang lagi di tanah kami," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa sejarah Rwanda adalah kisah luar biasa tentang ketahanan manusia sekaligus bukti kuatnya solidaritas global. Dukungan negara-negara sahabat, termasuk Indonesia, disebutnya menjadi sumber inspirasi sekaligus pilar penting kemajuan Rwanda hingga saat ini.

Menutup pidatonya, Dubes Harelimana menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, komunitas diplomatik, dan seluruh mitra internasional yang telah berjalan bersama Rwanda dalam perjalanan pembebasan ini. Ia juga mengajak untuk terus memperkuat kerja sama, baik dalam perdagangan, inovasi, pendidikan, maupun hubungan antarmasyarakat.

"Marilah kita bersama-sama membangun dunia di mana pembebasan benar-benar berarti kesempatan bagi semua orang, dan di mana masa lalu tidak pernah menenggelamkan masa depan," pungkasnya.

Read Entire Article