, Jakarta - Hari-hari ini suhu di Eropa panasnya minta ampun, padahal musim panas baru saja mulai. Suhu panas ekstrem bisa berpotensi berbahaya, khususnya bagi bocah dan lanjut usia
Seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (4/7/2025), anak-anak kecil sangat rentan meninggal dunia karena serangan pitam panas, sebab tubuh mereka belum memiliki kelenjar keringat sebanyak tubuh orang dewasa.
Tubuh orang dewasa memiliki rata-rata antara 150 hingga 350 kelenjar keringat per sentimeter persegi, yang berperan penting dalam mendinginkan tubuh. Jumlah ini bervariasi tergantung pada bagian tubuh — telapak tangan dan telapak kaki memiliki jumlah terbanyak, yakni sekitar 360 hingga 370 kelenjar per cm².
Saat suhu udara luar mencapai 32 derajat Celsius, suhu di dalam mobil bisa melonjak hingga 48 derajat hanya dalam 30 menit, dan mencapai 58 derajat dalam waktu satu jam. Ini sangat berbahaya karena tubuh manusia harus mampu menjaga suhu internal tetap pada 37 derajat Celsius.
Pada kasus serangan panas, suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat — kondisi ini tidak hanya menyiksa, tetapi juga bisa berakibat fatal.
Orang lanjut usia juga berisiko tinggi bila terkena suhu panas ekstrem. Mereka banyak yang menderita gangguan jantung dan peredaran darah.
Dalam cuaca panas, jantung harus bekerja jauh lebih berat dibandingkan pada suhu normal. Setelah operasi jantung atau jika pembuluh darah sudah rusak, para lansia lebih mudah mengalami serangan panas.
Bahaya saat Olahraga Ekstrem
Bahkan orang sehat yang tak punya riwayat penyakit juga tidak kebal. Jika mereka berolahraga secara intens saat cuaca sangat panas, dan memaksakan diri melewati batas, tubuh bisa menyerah dan mengalami serangan panas.
Hal yang sama berlaku untuk orang yang bekerja berat di bawah terik matahari, misalnya para pekerja konstruksi jalan.
Saat cuaca panas, kulit kita dialiri lebih banyak darah dan tubuh berusaha mendinginkan diri melalui kulit dan sirkulasi darah.
Kita mulai berkeringat, dan keringat yang menguap membantu menurunkan suhu tubuh. Namun dalam bekapan suhu ekstrem, sistem pengatur panas alami ini bisa gagal berfungsi. Tubuh bisa kehilangan antara setengah hingga beberapa liter cairan per hari, dan 99 persen dari keringat adalah air.
Pengatur suhu tubuh utama kita adalah kelenjar keringat ekrin. Kelenjar ini banyak ditemukan di bawah ketiak, telapak tangan, dan juga di dahi.
Masing-masing kelenjar berdiameter sekitar 0,4 mm. Tubuh manusia memiliki antara dua hingga empat juta kelenjar ekrin ini. Keringat diproduksi di bagian ujung kelenjar yang berbentuk seperti benang wol yang menggulung. Lewat saluran kecil, keringat mengalir ke permukaan kulit dan membentuk butiran-butiran kecil.
Selama sistem ini berfungsi, tubuh bisa menyeimbangkan suhu sendiri. Namun bila gagal berfungsi— seperti misalnya saat sengatan matahari begitu ganas— situasinya bisa berbahaya.
Dalam sengatan matahari, kepala menjadi terlalu panas akibat paparan langsung sinar matahari. Gejala awal biasanya berupa sakit kepala, leher kaku, keletihan ekstrem, dan terkadang disertai mual dan muntah.
Hal ini terjadi karena selaput otak (meninges) teriritasi akibat panas berlebih, dan dapat memicu meningitis aseptik, yaitu peradangan selaput otak yang bukan disebabkan oleh bakteri.
Penderitanya bisa merasa pusing, mengalami kebingungan, bahkan pingsan. Dalam kasus seperti ini, perlu segera mendapat penanganan medis.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan penderita ke tempat sejuk, baringkan dengan posisi telentang, dan angkat sedikit bagian kepala dan tubuh atasnya. Kompres dingin pada leher dan bagian tubuh lainnya dapat membantu pasien. Penderita juga harus banyak minum untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.
Bahaya bagi Tubuh
Lebih parah dari sengatan matahari sudah tergolong yang disebut sebagai ”hitzschlag” oleh orang Jerman atau serangan panas ekstrem "heatstroke". Dalam kondisi ini, suhu inti tubuh melonjak hingga 40 derajat Celsius atau lebih. Ini sangat serius — bisa memicu sekresi keringat berlebihan, gangguan penglihatan, bahkan sesak napas.
Tubuh kehilangan seluruh kemampuannya untuk membuang panas. Detak jantung meningkat, napas menjadi cepat, dan tekanan darah menurun drastis.
Akhirnya, tubuh bisa mengalami reaksi peradangan hebat dan bila tidak segera ditangani, kerusakan organ serius hingga gagal organ total bisa terjadi.
Dalam cuaca sangat panas, sistem pengatur panas tubuh bisa dengan cepat kewalahan. Pada lansia, risiko meningkat karena mereka sering kurang minum air. Akibatnya, tubuh tak cukup menghasilkan keringat dan sulit mendinginkan diri secara alami.
Dalam banyak kasus, memanggil dokter adalah langkah paling aman. Cara terbaik untuk mencegah sengatan matahari, kolaps akibat panas, atau serangan panas berat sudah jelas: hindari paparan sinar matahari berlebihan, jauhi suhu ekstrem, dan cukupi asupan cairan setiap hari.