Presiden Turki Marah Besar Soal Penerbitan Kartun Nabi Muhammad di Majalan Satir

19 hours ago 6

Liputan6.com, Istanbul - Sebuah majalah satir Turki dilaporkan menerbitkan gambar nabi-nabi Islam dan Yahudi sebagai "provokasi keji". Salah satunya digambarkan sebagai kartun Nabi Muhammad.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam hal tersebut pada hari Selasa (1/7), dengan mengatakan bahwa pihak berwenang akan mengikuti proses hukum dengan saksama.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun berbicara menentang nilai-nilai suci kami, apa pun yang terjadi," kata Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi seperti dikutip dari AFP, Rabu (2/7/2025).

"Mereka yang menunjukkan rasa tidak hormat kepada Nabi kami dan nabi-nabi lainnya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum," tambahnya.

Erdogan mengatakan pihak berwenang telah menyita semua salinan terbitan yang menyinggung tersebut dan mengambil tindakan hukum terhadap terbitan tersebut.

Komentar presiden Turki tersebut memperkuat gelombang kecaman resmi sehari setelah empat kartunis di majalah LeMan ditahan atas gambar tersebut.

Salinan gambar kartun hitam-putih yang diunggah di media sosial menunjukkan dua karakter melayang di langit di atas kota yang dibombardir.

"Salam aleikum, saya Muhammad," kata salah seorang sambil berjabat tangan dengan yang lain yang menjawab, "Aleikum salam, saya Musa."

Terbit Setelah 12 Hari Perang Iran Israel

Kartun tersebut, yang diterbitkan beberapa hari setelah konflik 12 hari antara Israel dan Iran, ditafsirkan sebagai gambar yang memperlihatkan Muhammad, yang diyakini umat Muslim sebagai nabi terakhir, dan Musa, salah satu nabi terpenting dalam agama Yahudi, berjabat tangan di langit di atas pemandangan masa perang.

Gambar tersebut juga dikritik oleh kaum konservatif religius, meskipun majalah tersebut telah meminta maaf kepada para pembaca yang merasa tersinggung dan mengatakan bahwa gambar tersebut telah disalahpahami.

Namun, pemimpin redaksi majalah tersebut Tuncay Akgun mengatakan kepada AFP melalui telepon dari Paris bahwa gambar tersebut telah disalahartikan dan "bukan karikatur Nabi Muhammad".

"Dalam karya ini, nama seorang Muslim yang terbunuh dalam pemboman Israel difiksikan sebagai Muhammad. Lebih dari 200 juta orang di dunia Islam bernama Muhammad," kata Tuncay Akgun.

Kartun itu "tidak ada hubungannya dengan Nabi Muhammad," kata Akgun, seraya menambahkan, "Kami tidak akan pernah mengambil risiko seperti itu."

Picu Protes di Istanbul

Lebih dari 200 orang datang untuk memprotes Majalah LeMan di pusat kota Istanbul pada hari Selasa (1/7), meskipun ada larangan berkumpul dan kehadiran polisi dalam jumlah besar.

Partai AKP yang berkuasa di Turki juga mengutuk kartun itu pada hari Selasa sebelumnya. "Ini tidak ada hubungannya dengan seni, ide, kebebasan berekspresi, atau kebebasan artistik," kata juru bicara AKP Omer Celik.

"Menurut pandangan kami, ini adalah kejahatan kebencian — tindakan permusuhan yang secara langsung menargetkan Islam, Nabi Musa, dan Nabi kami."

Erdogan dan AKP yang berakar Islam secara teratur mengkritik apa yang mereka sebut tindakan Islamofobia di Turki yang sekuler dan di seluruh Eropa. Umat Muslim melihat penggambaran Nabi Muhammad sebagai penghujatan.

Dalam sebuah pernyataan di X, Majalah LeMan mengatakan "karya itu tidak merujuk kepada Nabi Muhammad dengan cara apa pun".

Kartunis Dogan Pehlevan berusaha menyoroti "penderitaan seorang pria Muslim yang terbunuh dalam serangan Israel", katanya, seraya menambahkan tidak ada niat untuk menghina Islam atau nabinya.

Majalah itu mendesak pihak berwenang untuk melawan apa yang disebutnya kampanye kotor, dan untuk melindungi kebebasan berekspresi.

Kartunis Dogan Pehlevan Ditahan

Peringkat kebebasan berekspresi Turki rendah karena pembatasan media dan wacana publik. Reporters Without Borders menempatkannya di peringkat ke-158 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers 2024.

Pada Senin malam, Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya membagikan video di X yang memperlihatkan petugas polisi menahan Kartunis Dogan Pehlevan dengan tangan diborgol di belakang punggungnya saat ia diseret menaiki tangga.

Ia juga membagikan video tiga pria lainnya yang dikeluarkan dari rumah mereka dan diseret ke dalam mobil van, salah satunya bertelanjang kaki.

"Orang yang menggambar gambar keji ini, D.P., telah ditangkap dan ditahan. Orang-orang yang tidak tahu malu ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum," tulis Yerlikaya.

Beberapa kelompok masyarakat sipil mengecam penahanan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran kebebasan berpikir dan berekspresi.

Read Entire Article