Liputan6.com, Jakarta - Kisah tragis seorang remaja berusia 15 tahun di China mencuat dan mengundang kemarahan publik setelah ia dipaksa melakukan 1.000 squat sebagai bentuk hukuman. Akibatnya, ia mengalami kerusakan ginjal parah hingga harus menjalani transplantasi.
Mengutip SCMP, Senin (30/6/2025), remaja tersebut, yang diidentifikasi dengan nama samaran Ajun, berasal dari Guilin, provinsi Guangxi, dan semula dikirim ke sekolah korektif Yongqing pada Agustus 2023 setelah tertangkap mencuri uang 3.500 yuan (sekitar Rp7,9 juta) dari sebuah mobil.
Karena masih di bawah usia hukum minimum (16 tahun) untuk diproses secara pidana di China, Ajun dikirim ke pusat pendidikan khusus untuk "pendidikan ulang."
Sang ayah, Jiang Peifeng, mengatakan bahwa Ajun tengah mengalami masa remaja yang sulit dan berharap penanganan dari pihak berwenang bisa membentuknya menjadi lebih baik.
"Dia nakal, tapi belum pernah melanggar hukum sebelumnya," kata Jiang.
Namun harapan berubah menjadi duka. Pada 13 September 2023, Jiang mendapat kabar bahwa putranya dalam kondisi kritis dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Yongzhou.
Dihukum Squat
Investigasi mengungkap bahwa pada 1 September, seorang instruktur bernama Du menghukum sekitar 30 siswa, termasuk Ajun, dengan melakukan deep squat. Ajun menyebut ia dipaksa menyelesaikan sekitar 1.000 squat dalam waktu 45 menit dengan tangan terkunci di belakang kepala.
"Setelah itu, kakiku gemetar, aku hampir tidak bisa berdiri," kata Ajun.
Tiga hari kemudian, ia buang air kecil berdarah dan mengalami pembengkakan kaki. Meski sudah menunjukkan gejala serius, latihan fisik tetap dilanjutkan, bahkan Ajun dilaporkan ditampar, ditendang, dan dipaksa berdiri oleh sang instruktur.
Ajun kemudian didiagnosis dengan penyakit ginjal parah dan kadar urea tinggi dalam darah. Pada Juni tahun lalu, ia harus menjalani transplantasi ginjal.
Ayahnya sampai harus menjual rumah dan meminjam uang bank sebesar 450.000 yuan (Rp1 miliar) demi membayar biaya medis yang hampir mencapai 1 juta yuan (Rp2,2 miliar).
"Kami kehilangan segalanya," ucap Jiang lirih.
Pada Juni 2024, Jiang menggugat Biro Keamanan Umum Yongzhou Cabang Lengshuitan dan pihak sekolah. Berdasarkan penyelidikan forensik, kondisi medis Ajun dinyatakan akibat langsung dari hukuman fisik berlebihan, dan ia diklasifikasikan sebagai difabel tingkat lima.
Pengadilan Tinggi Rakyat Yongzhou telah menggelar sidang banding pada 18 Juni, namun putusan masih belum diumumkan.
Kisah ini sontak viral dan menyulut amarah publik di media sosial China.
"Siapa yang waras memberi hukuman 1.000 squat? Bahkan tentara elit tak sanggup!" tulis seorang warganet.
"Instruktur itu tidak manusiawi. Tapi anak-anak juga perlu tahu haknya untuk berkata tidak," tulis lainnya.