Ibu Negara Brasil Disorot Karena Dinilai Melampaui Perannya

2 days ago 11

Liputan6.com, Brasilia - Pemerintahan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kini tengah dilanda ketidakpopuleran yang menggerus citranya sebagai kandidat kuat untuk pemilu tahun depan. Para kritikus, bahkan sebagian dari lingkaran pemerintahannya sendiri, mengatakan bahwa sikap vokal sang istri memperburuk keadaan, menilainya telah melampaui peran yang secara tradisional bersifat seremonial.

Rosangela da Silva, seorang sosiolog berusia 58 tahun yang juga dikenal sebagai Janja, menuai kritik karena menghina miliarder teknologi Elon Musk dan memberi saran kepada presiden tentang cara menggunakan militer dalam menghadapi kerusuhan pada 8 Januari 2023 di ibu kota, Brasilia.

Namun, sang ibu negara bersikeras tidak akan mengubah sikapnya. Sementara itu, Lula dengan tegas membela hak istrinya untuk bersuara dan para pendukungnya menyebut bahwa Janja adalah suara yang kuat dan independen.

Pada awal Mei, suasana penuh kemenangan terasa dalam sebuah jamuan makan malam di Beijing. Para pengusaha yang ikut dalam rombongan Lula mengklaim telah mendapatkan investasi miliaran dolar, sementara Lula berdiri berdampingan dengan Presiden China Xi Jinping, menunjukkan kembali pengaruhnya di panggung internasional.

Namun kemudian, Rosangela mengangkat tangan.

Meski tidak diharapkan untuk berbicara, Rosangela seperti dilansir AP menyampaikan kepada Xi bahwa perusahaan media sosial China, TikTok, menjadi tantangan bagi kelompok kiri karena algoritmenya dinilai lebih menguntungkan kelompok sayap kanan. Xi dikabarkan menanggapi pernyataan tersebut.

Percakapan itu bocor ke media Brasil bahkan sebelum hidangan penutup disajikan.

Meski begitu, Rosangela disebut bersikeras akan tetap bersuara setiap kali hal itu dianggap penting untuk kepentingan publik.

Sebuah jajak pendapat dari Datafolha yang dirilis pada 12 Juni menunjukkan bahwa 36 persen warga Brasil menganggap tindakan ibu negara merugikan pemerintahan, sementara 14 persen menganggapnya bermanfaat. Ini adalah pertama kalinya lembaga jajak pendapat itu mengukur tingkat penerimaan terhadap Rosangela. Dalam jajak yang sama, tingkat ketidakpuasan terhadap kinerja Lula mencapai 40 persen, naik delapan poin persentase sejak Oktober 2024.

Kampanye yang Gagal

Menurut pedoman yang diterbitkan oleh kantor jaksa agung, pasangan presiden secara umum menjalankan peran representatif simbolik atas nama presiden dalam kegiatan sosial, budaya, seremonial, politik, atau diplomatik.

Bagi banyak pihak yang mengkritiknya, pedoman ini tidak memberikan kewenangan kepada ibu negara untuk berbicara sebagai wakil pemerintahan.

Media Brasil melaporkan bahwa para menteri pemerintah, anggota parlemen, dan aktivis kiri garis keras secara tertutup menyampaikan kekhawatiran bahwa keberadaan Rosangela justru lebih menjadi penghambat daripada aset. Kekhawatiran ini melonjak sejak insiden di China — meskipun Lula sendiri memuji istrinya karena berani bersuara.

"Terlihat seolah-olah Brasil dipimpin oleh sepasang suami istri," terang Beatriz Rey, peneliti pascadoktoral ilmu politik di Universitas Lisbon.

"Ketika (ibu negara) mengatakan tidak akan ada protokol untuk membungkamnya, itu bentuk ketidakpatuhan terhadap institusi demokrasi kita karena dia tidak memiliki jabatan terpilih atau posisi dalam pemerintahan. Ini bukan soal dia perempuan atau seorang feminis. Ini soal campur tangan yang tidak semestinya."

Pekan lalu, kantor kepresidenan Brasil dalam pernyataan kepada AP mengatakan bahwa Rosangela "bertindak sebagai warga negara, memadukan visibilitas publiknya dengan pengalaman profesional yang telah dia bangun selama ini dalam mendukung isu-isu sosial yang relevan dan hal-hal yang menjadi kepentingan publik."

Istri pertama Lula, Maria de Lourdes, meninggal pada 1971. Istri keduanya, Marisa Leticia, meninggal pada 2017. Lula, yang kini berusia 79 tahun, dan Rosangela mengatakan bahwa mereka bertemu pada 2017 dan mulai sering bertemu saat Lula menjalani hukuman penjara selama 580 hari di Kota Curitiba antara 2018 dan 2019. Mereka menikah pada 2022.

Banyak pendukung Partai Pekerja yang dipimpin Lula sebagian menganggap bahwa kritik terhadap ibu negara disebabkan oleh misinformasi dan disinformasi.

Pada Mei lalu, partai tersebut meluncurkan kampanye media sosial "Saya Bersama Janja" untuk membelanya. Namun, kampanye selama seminggu itu hanya meraih kurang dari 100.000 views dan hanya mendapat beberapa ratus komentar.

"Rosangela adalah aset karena dia membuat Lula terlihat lebih muda, semua orang di pemerintahan memahami itu, bahkan para pengkritiknya," kata seorang staf pemerintah Brasil kepada AP. "Namun, banyak tokoh penting di Brasilia, termasuk teman dan sekutu Lula, paham bahwa ketika dia melewati batas, sebagian penolakan terhadapnya ikut terbawa ke presiden."

Orang tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak memiliki wewenang untuk berbicara kepada media, sering bepergian bersama presiden dan ibu negara.

Adriana Negreiros, jurnalis yang membuat profil ibu negara dalam podcast tahun 2024 berjudul "Janja", mengatakan bahwa para sekutu presiden yang mengkritik sang ibu negara melakukannya dengan sangat hati-hati.

"Memang ada banyak seksisme dan misogini yang diarahkan kepadanya, itu tidak diragukan. Namun, tidak semua kritik terhadapnya bersifat seksis," tutur Negreiros.

Dukungan Suami

Rosangela sendiri pernah mengatakan bahwa dia tidak datang ke jamuan makan malam "hanya untuk menemani" suaminya.

"Saya punya akal sehat. Saya menganggap diri saya orang yang cerdas. Jadi, saya sangat tahu di mana batas-batas saya. Saya sangat menyadari itu," ungkap Rosangela kepada podcast harian Folha de S. Paulo.

Namun, dalam podcast yang sama, Rosangela mengungkapkan penyesalan atas kata-kata kasar yang dia ucapkan terhadap Musk pada 2024. Dia juga menerima kritik atas pernyataannya yang keras ketika seorang pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro melakukan bunuh diri di depan gedung Mahkamah Agung pada November lalu.

Banyak lawan politik Lula mengatakan bahwa mereka justru ingin ibu negara tetap menjadi sorotan.

"Semakin sering dia bicara, semakin sering dia memegang mikrofon, semakin dia membantu kelompok sayap kanan," kata Nikolas Ferreira, salah satu anggota parlemen sayap kanan paling populer di Brasil.

Ferreira, yang juga figur populer di media sosial, mengklaim bahwa urusan regulasi media sosial adalah tanggung jawab Kongres Brasil — bukan hal yang seharusnya diperdebatkan oleh ibu negara dengan pemimpin luar negeri seperti Xi.

Rosangela diperkirakan akan memainkan peran penting sebagai tuan rumah dalam KTT BRICS di Rio pada 6–7 Juli mendatang, peran yang hampir pasti akan didukung oleh suaminya.

"Dia akan berada di mana pun dia mau," ujar Lula kepada wartawan pada Maret, menanggapi kritik karena mengutus istrinya sebagai perwakilan ke sebuah konferensi tentang nutrisi di Paris bulan itu.

"Dia akan mengatakan apa pun yang dia mau dan pergi ke mana pun yang dia mau."

Read Entire Article