Ketika Media Sosial Jadi Ancaman bagi Perempuan di Pakistan

1 week ago 22

, Jakarta - Awal bulan Juni ini, bintang TikTok berusia 17 tahun, Sana Yousaf, tewas ditembak. Menurut polisi, pelaku adalah seorang pria yang beberapa kali menghubungi korban secara online.

Pembunuhan remaja yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut di TikTok dan Instagram ini memicu kekhawatiran soal keamanan para figur publik online di Pakistan, terutama perempuan muda.

"Saya pernah mengunggah cerita di media sosial saat sedang di sebuah restoran burger," kata Hira Zainab, seorang pengguna media sosial asal Pakistan, mengutip DW Indonesia, Selasa (30/6/2025). 

"Di perjalanan pulang, sebuah mobil melintas dan seseorang memanggil nama saya.”

Zainab, yang aktif di Instagram sejak 2017, memiliki beberapa akun media sosial, termasuk blog yang membahas makanan dan kolom sosial. Dia mengatakan itu bukan satu-satunya kali penguntitan online berujung pada kejadian di dunia nyata.

"Pernah suatu kali saya di salon, dan setelah keluar, saya menerima pesan `'Warna itu cocok di kamu.'”

Menurut Zainab, dalam kejadian kedua itu pesan datang dari orang asing yang sebelumnya pernah mengirimkan ajakan online yang ia abaikan.

Patriarki di Pakistan Jadi Akar Masalahnya?

Di sejumlah kasus belakangan ini, seperti video yang bocor dan diduga memperlihatkan TikToker Maryam Faisal dalam sebuah momen pribadi bersama pasangan, semakin menyoroti kekhawatiran soal keamanan digital perempuan.

Di Pakistan, ekspresi diri dan kemandirian ekonomi di dunia digital sering dibarengi dengan ancaman, dari pelanggaran privasi hingga tekanan sosial, yang bisa berujung pada kekerasan nyata.

Menurut studi 2023 oleh Digital Rights Foundation, sebuah LSM yang memperjuangkan hak perempuan di ranah digital, 58,5% laporan pelecehan online di Pakistan dilaporkan oleh perempuan.

Namun, diskusi publik jarang membahas masalah mendasar dan sistemik, terutama tentang norma patriarki yang merembet dari dunia online ke rumah, tempat kerja, dan masyarakat luas.

Perempuan yang aktif di dunia digital bertanya-tanya kenapa mereka kondisi tersebut kerap memiliki risiko besar.

Read Entire Article