Serangan di Gaza Lukai Pekerja Bantuan AS, Amerika Serikat Salahkan Hamas

2 days ago 12

Liputan6.com, Gaza - Amerika Serikat menyalahkan kelompok Hamas atas serangan yang melukai dua pekerja bantuan asal Amerika dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF), dalam insiden yang terjadi pada Sabtu, 5 Juli, di sebuah lokasi distribusi makanan di Gaza.

Serangan tersebut terjadi di penghujung operasi distribusi yang berhasil, di mana ribuan warga Gaza telah menerima bantuan makanan dengan aman.

GHF, lembaga bantuan yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, menyatakan bahwa kedua korban telah mendapatkan perawatan medis dan berada dalam kondisi stabil dengan luka yang tidak mengancam jiwa.

Menurut informasi awal, serangan itu dilakukan oleh dua pelaku yang melemparkan granat ke arah pekerja bantuan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, mengecam aksi tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan teroris oleh Hamas. Dalam pernyataannya di platform X, Bruce menegaskan bahwa aksi kekerasan terhadap para pekerja bantuan menunjukkan kebobrokan Hamas.

“GHF telah mendistribusikan lebih dari 62 juta porsi makanan. Tidak ada yang bisa menghentikan semangat para pekerja kemanusiaan yang berani ini. Kami mendoakan kesembuhan yang cepat bagi para korban,” tulisnya. 

Militer Israel sebelumnya juga menuduh kelompok-kelompok bersenjata di Gaza telah mengganggu jalannya distribusi bantuan. Sejak mulai beroperasi pada Mei lalu, GHF diketahui menggunakan jasa kontraktor keamanan militer swasta asal Amerika untuk menjaga keamanan di lokasi-lokasi distribusinya.

Sejumlah warga Palestina di Gaza tidak percaya dengan adanya informasi gencatan senjata Israel dan Hamas. Mereka skeptis hal tersebut bakal terjadi.

Ketegangan di Tengah Upaya Gencatan Senjata

Ketegangan di Gaza terus meningkat seiring dengan upaya internasional untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Hamas pada Jumat sebelumnya menyatakan telah memberikan tanggapan positif terhadap usulan kesepakatan yang dimediasi oleh AS, dan siap untuk melanjutkan pembicaraan.

Presiden AS saat itu, Donald Trump, dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Senin untuk membahas situasi tersebut.

Namun, situasi di lapangan masih sangat genting. Otoritas Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 70 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat serangan militer Israel, termasuk 23 orang yang berada di dekat lokasi distribusi bantuan. Militer Israel belum memberikan tanggapan langsung terhadap laporan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan terpisah pada Jumat, militer Israel mengklaim telah membunuh 100 militan Hamas dalam sepekan terakhir dan menyebut bahwa mereka kini memiliki “kontrol operasional” atas 65 persen wilayah Gaza utara. 

GHF Dituding Tidak Netral

Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas di Gaza telah memperingatkan warganya untuk tidak bekerja sama dengan GHF. Mereka menyatakan bahwa insiden mematikan di sekitar lokasi distribusi menunjukkan bahwa keterlibatan GHF justru membahayakan warga Gaza yang sedang kelaparan.

GHF memang dikenal menyalurkan bantuan melalui jalur yang berbeda dari lembaga-lembaga kemanusiaan tradisional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB sendiri menyatakan bahwa GHF bukanlah organisasi yang netral dalam konflik ini.

Sejak Israel mencabut blokade terhadap distribusi bantuan pada 19 Mei lalu, lebih dari 400 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencoba mendapatkan bantuan, menurut data PBB. Seorang pejabat senior PBB menyatakan bahwa sebagian besar korban tewas berada di sekitar lokasi distribusi GHF.  

Read Entire Article