Liputan6.com, Vatican City - Paus Fransiskus meninggal di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025), pukul 07.35 waktu Vatikan, setelah 12 tahun memimpin Gereja Katolik Roma. Kematiannya memicu masa berkabung yang melibatkan ritual-ritual berusia berabad-abad.
Peristiwa ini memulai proses pemilihan paus baru atau yang dikenal pula konklaf. Pemilihan paus diperkirakan akan digelar antara 15 hingga 20 hari setelah kematian Fransiskus.
Berikut sejumlah pertanyaan pasca meninggal seorang paus seperti dilansir BBC:
Apa yang Terjadi Langsung Setelah Paus Meninggal?
Tugas-tugas resmi dijalankan oleh camerlengo, yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell yang berkebangsaan Irlandia-Amerika Serikat (AS).
Camerlengo adalah pejabat Gereja Katolik yang bertugas mengelola urusan administratif Vatikan selama sede vacante, yaitu masa ketika takhta kepausan kosong. Dia pulalah yang secara resmi mengonfirmasi kematian paus, didampingi seorang dokter dan sertifikat kematian. Tidak ada autopsi yang dilaporkan.
Camerlengo diangkat langsung oleh paus yang sedang menjabat dan akan menjabat selama paus terkait masih hidup atau sampai dia digantikan.
Vatikan menyatakan pada Senin Paskah, beberapa jam setelah mengumumkan kematiannya, bahwa jenazah Fransiskus akan dibaringkan dalam peti di sebuah kapel di kediaman pribadinya pukul 20.00 waktu setempat. Farrell akan memimpin upacara tersebut.
Seorang camerlengo juga bertugas mengunci dan menyegel kediaman paus.
Berbeda dengan para pendahulunya, Paus Fransiskus tidak menetap di Istana Apostolik. Dia memilih tempat tinggal yang lebih sederhana, yakni sebuah suite dua kamar di Domus Sanctae Marthae, Vatikan.
Sebagai camerlengo, Farrell bertanggung jawab untuk menghancurkan cincin nelayan dan stempel kepausan, yang digunakan untuk mengesahkan dokumen resmi agar tidak disalahgunakan.
Dia bersama tim yang terdiri dari tiga kardinal kemudian akan menjadwalkan masa berkabung untuk Paus Fransiskus—termasuk tanggal pemakaman dan penguburan.
Pemakaman dan penguburan digambarkan sebagai dua tahap berbeda, di mana pemakaman merujuk pada penghormatan publik dan ritual keagamaan.
Masa berkabung biasanya berlangsung sembilan hari dan aturan gereja menyatakan bahwa acara tersebut harus dimulai antara hari keempat hingga keenam setelah kematian paus.
Farrell dan timnya akan memutuskan kapan jenazah paus dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar publik dapat memberi penghormatan terakhir. Pada Senin sore, Vatikan menyatakan pemindahan ini bisa terjadi secepat Rabu (23/4) pagi, namun keputusan akhir akan diambil oleh para kardinal pada Selasa (22/4).
Bagaimana Pemakaman Paus?
Paus Fransiskus menghindari banyak kemegahan dan upacara gereja, sehingga sesuai dengan gaya hidupnya, dia meminta jenazahnya tidak diletakkan di atas panggung tinggi (catafalque) di tengah Basilika Santo Petrus untuk dilihat publik. Sebagai gantinya, umat yang datang hanya akan melihat jenazahnya di dalam peti dengan tutup yang dibuka.
Menurut tradisi gereja, pemakaman biasanya digelar dalam empat hingga enam hari setelah kematian, dengan misa pemakaman di Lapangan Santo Petrus.
Pemakaman paus secara tradisional sangat megah, namun Fransiskus tahun lalu menyederhanakannya. Dia akan menjadi paus pertama dalam lebih dari seabad yang tidak dimakamkan di Vatikan, tepatnya di kripta Basilika Santo Petrus.
Dia memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, dekat ikon Bunda Maria favoritnya, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Fransiskus juga meminta dimakamkan dalam peti kayu sederhana—berbeda dengan para pendahulunya yang dimakamkan dalam peti yang terbuat dari kayu sipres, timah, dan ek.
Bagaimana Paus Baru Dipilih?
Kematian seorang paus memulai proses politik gereja untuk memilih pemimpin baru, di mana para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan untuk melaksanakan konklaf.
Secara tradisional, masa berkabung selama 15 hari harus dilaksanakan sebelum konklaf dimulai. Namun aturan ini diubah oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2013, yang memperbolehkan konklaf dimulai lebih awal jika para kardinal menghendakinya. Biasanya, pemungutan suara berlangsung antara 15-20 hari setelah kematian paus.
Paus baru dipilih oleh Dewan Kardinal, yang merupakan kelompok pejabat tertinggi Gereja Katolik. Semua anggota dewan ini adalah laki-laki yang ditunjuk langsung oleh paus dan umumnya merupakan uskup yang telah ditahbiskan.
Dari total 252 kardinal Katolik saat ini, hanya 135 yang memenuhi syarat untuk memberikan suara. Kardinal yang berusia di atas 80 tahun boleh mengikuti proses diskusi namun tidak memiliki hak suara.
Dalam masa transisi antara kematian paus dan terpilihnya penerus, Dewan Kardinal bertanggung jawab memimpin gereja. Mereka menangani urusan harian gereja meskipun dengan kewenangan yang terbatas karena sebagian besar kegiatan administrasi pusat gereja dihentikan sementara. Sebagai bagian dari proses transisi, para kepala departemen Vatikan biasanya mengundurkan diri dari posisi mereka hingga ada kepastian dari paus baru, baik untuk mengonfirmasi atau mengganti mereka.
Bagaimana Konklaf Berlangsung?
Proses pemilihan paus baru atau konklaf dilakukan secara tertutup oleh para kardinal.
Para kardinal yang berhak memilih paus akan menjalani masa karantina selama pemilihan. Mereka sepenuhnya terisolasi dari dunia luar - tanpa akses telepon, internet, maupun surat kabar - sambil berdiskusi dan berunding untuk menentukan pemimpin baru gereja.
Konklaf berlangsung dalam kerahasiaan ketat di dalam Kapel Sistina yang terkenal dengan lukisan Michelangelo.
Untuk memilih paus baru, dibutuhkan suara mayoritas dua per tiga plus satu dari seluruh kardinal yang hadir. Karena itu, seringkali diperlukan beberapa putaran pemungutan suara. Setelah hari pertama, pemungutan suara rahasia dilakukan dua kali sehari dan proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari.
Dalam sejarah berabad-abad sebelumnya, pemungutan suara bahkan pernah berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Beberapa kardinal tercatat meninggal dunia selama konklaf berlangsung.
Bagi dunia luar, satu-satunya petunjuk perkembangan pemilihan paus baru adalah asap yang keluar dari cerobong kapel - hasil pembakaran kertas suara para kardinal. Asap hitam menandakan belum ada keputusan, sementara asap putih mengumumkan telah terpilihnya paus baru.
Bagaimana Keputusan tentang Paus Baru Diumumkan?
Setelah asap putih muncul, paus baru biasanya muncul dalam satu jam di balkon yang menghadap Lapangan Santo Petrus.
Kardinal senior yang ikut dalam konklaf akan mengumumkan keputusan dengan kata-kata "Habemus Papam"—bahasa Latin yang berarti, "Kita memiliki paus".
Dia kemudian memperkenalkan paus baru dengan nama kepausan pilihannya, yang mungkin sama atau berbeda dari nama aslinya.
Misalnya, Paus Fransiskus—nama lahirnya Jorge Mario Bergoglio—mengambil nama kepausan Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi.
Siapa yang Bisa Menjadi Paus?
Proses pemilihan paus baru atau konklaf dilakukan secara tertutup oleh para kardinal.
Para kardinal yang berhak memilih paus akan menjalani masa karantina selama pemilihan. Mereka sepenuhnya terisolasi dari dunia luar - tanpa akses telepon, internet, maupun surat kabar - sambil berdiskusi dan berunding untuk menentukan pemimpin baru gereja.
Konklaf berlangsung dalam kerahasiaan ketat di dalam Kapel Sistina yang terkenal dengan lukisan Michelangelo.
Untuk memilih paus baru, dibutuhkan suara mayoritas dua per tiga plus satu dari seluruh kardinal yang hadir. Karena itu, seringkali diperlukan beberapa putaran pemungutan suara. Setelah hari pertama, pemungutan suara rahasia dilakukan dua kali sehari dan proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari.
Dalam sejarah berabad-abad sebelumnya, pemungutan suara bahkan pernah berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Beberapa kardinal tercatat meninggal dunia selama konklaf berlangsung.
Bagi dunia luar, satu-satunya petunjuk perkembangan pemilihan paus baru adalah asap yang keluar dari cerobong kapel - hasil pembakaran kertas suara para kardinal. Asap hitam menandakan belum ada keputusan, sementara asap putih mengumumkan telah terpilihnya paus baru.
Bagaimana Keputusan tentang Paus Baru Diumumkan?
Setelah asap putih muncul, paus baru biasanya muncul dalam satu jam di balkon yang menghadap Lapangan Santo Petrus.
Kardinal senior yang ikut dalam konklaf akan mengumumkan keputusan dengan kata-kata "Habemus Papam"—bahasa Latin yang berarti, "Kita memiliki paus".
Dia kemudian memperkenalkan paus baru dengan nama kepausan pilihannya, yang mungkin sama atau berbeda dari nama aslinya.
Misalnya, Paus Fransiskus—nama lahirnya Jorge Mario Bergoglio—mengambil nama kepausan Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi.
Secara teori, mengutip BBC, semua pria Katolik Roma yang telah dibaptis bisa dipertimbangkan untuk menjadi paus. Namun, dalam praktiknya, para kardinal biasanya memilih salah satu dari mereka sendiri.
Pada 2013, Paus Fransiskus yang lahir di Argentina menjadi paus pertama dari Benua Amerika.
Preseden sejarah menunjukkan para kardinal lebih mungkin memilih orang Eropa—terutama Italia. Pasalnya, dari 266 paus yang pernah terpilih, 217 berasal dari Italia.
Beberapa analis Vatikan memperkirakan penerus Fransiskus mungkin berasal dari luar Eropa. Perkiraan ini terutama didasarkan karena Fransiskus menunjuk lebih dari 140 kardinal dari luar benua Eropa selama masa jabatannya.