NYU Tahan Ijazah Mahasiswa yang Kecam Genosida Israel di Palestina dalam Pidato Wisuda

4 hours ago 4

Liputan6.com, Washington, DC - New York University (NYU) menahan ijazah seorang mahasiswa setelah dia mengecam apa yang disebutnya genosida oleh Israel terhadap Palestina dalam pidato wisudanya.

Pada Rabu (14/5/2025), Logan Rozos, mahasiswa sarjana dari Gallatin School of Individualized Study di NYU, menyampaikan pidato kelulusannya dengan mengatakan, "Saya benar-benar sangat cemas soal pidato ini, sejujurnya. Dan saat saya mengikuti kata hati saya hari ini untuk berbicara kepada kalian semua, komitmen moral dan politik saya sepenuhnya membimbing saya untuk mengatakan bahwa satu-satunya hal yang pantas disampaikan pada saat seperti ini dan di hadapan hadirin sebesar ini adalah pengakuan atas kekejaman yang sedang terjadi di Palestina."

"Saya ingin mengatakan bahwa genosida yang sedang berlangsung saat ini didukung secara politik dan militer oleh Amerika Serikat (AS), dibiayai oleh uang pajak kita, dan telah disiarkan langsung ke ponsel kita selama 18 bulan terakhir."

Rozos menambahkan, "Saya tidak ingin hanya menyampaikan pandangan politik saya sendiri hari ini, tetapi juga berbicara atas nama semua orang yang memiliki nurani dan merasakan luka moral akibat kekejaman ini."

"Saya ingin menegaskan bahwa saya mengecam genosida ini beserta segala bentuk keterlibatan di dalamnya."

Reaksi NYU

Pidato anti-perang yang disampaikan Rozos disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan dari mahasiswa yang memenuhi auditorium. Namun, tidak semua hadirin setuju, beberapa mengejeknya.

Setelah pidato itu, NYU mengeluarkan pernyataan yang menyatakan, "Tegas mengecam keputusan seorang mahasiswa dari Gallatin School saat wisuda hari ini, yang menyalahgunakan perannya sebagai pembicara untuk menyampaikan pandangan politik pribadi dan sepihak."

"Dia berbohong mengenai isi pidato yang akan disampaikan dan melanggar komitmen yang dibuat untuk mematuhi aturan kami. Saat ini, ijazahnya ditahan sementara kami menindaklanjuti proses disipliner. NYU sangat menyesal bahwa audiens harus menerima komentar tersebut, dan momen penting ini dicuri oleh seseorang yang menyalahgunakan hak istimewa yang diberikan kepadanya," sebut NYU.

Profil mahasiswa Rozos di situs resmi NYU Gallatin sudah dihapus, dengan pesan, "Page or File Not Found (404 Error)".

Baik Rozos maupun pihak NYU belum memberikan komentar.

Antisemitisme

Pada Agustus tahun lalu, NYU memperbarui pedoman perilaku mahasiswa mereka dengan memasukkan kata seperti "Zionis" sebagai contoh ujaran diskriminatif.

Pedoman yang diperbarui ini diterbitkan beberapa bulan setelah mahasiswa anti-perang di NYU dan berbagai kampus lain di seluruh AS menggelar demonstrasi sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Menanggapi aksi ini, pihak administrasi NYU memanggil polisi ke kampus, yang kemudian berujung pada penangkapan massal.

Desember lalu, dua profesor tetap yang dinyatakan sebagai "personae non grata" oleh NYU menuduh universitas meningkatkan penindasan terhadap ujaran anti-perang di bawah tekanan dari para donor, politikus, dan organisasi pro-Israel.

Kedua profesor tersebut, Andrew Ross dan Sonya Posmentier, dilarang memasuki beberapa gedung universitas. Deklarasi personae non grata muncul setelah Ross dan Posmentier bergabung dalam aksi duduk di perpustakaan universitas menuntut universitas menarik investasinya dari perusahaan yang mendapat keuntungan dari perang Israel di Gaza.

Beberapa bulan setelahnya, NYU membatalkan sebuah ceramah yang membahas pemotongan dana USAID, dengan alasan bahwa materi yang disampaikan dinilai "anti-pemerintah".

Menurut Dr. Joanne Liu — seorang dokter spesialis gawat darurat anak di rumah sakit Sainte-Justine dan mantan presiden internasional Medecins Sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas) — dia dihubungi oleh wakil ketua Departemen Pendidikan NYU pada malam sebelum dia dijadwalkan memberi presentasi pada Maret.

Liu menjelaskan bahwa wakil ketua tersebut menyampaikan kekhawatiran terhadap isi beberapa slide dalam presentasinya, termasuk yang membahas pemotongan anggaran USAID oleh pemerintahan Donald Trump, dan slide lain yang mencantumkan jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan Israel. Liu mengatakan dia diberi tahu bahwa materi mengenai Gaza "bisa dipersepsikan sebagai antisemitisme".

Read Entire Article