Liputan6.com, Jakarta - Republik Indonesia (RI) dan Republik Islam Iran memperingati 75 tahun hubungan diplomatik tahun ini. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa hubungan antara Iran dan Indonesia selalu bersifat historis, ramah, dan bersaudara.
"Seperti yang tercatat dalam sejarah, pertukaran perdagangan dan ekonomi, bersama dengan kesamaan agama dan budaya, telah membentuk kedekatan budaya dan ideologis yang mendalam antara kedua bangsa kita, membentuk ikatan yang tak terpisahkan," demikian pernyataan Menlu Araghchi via rekaman video yang ditayangkan pada peringatan HUT ke-75 hubungan diplomatik Iran-Indonesia di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
"Salah satu kesamaan mendasar antara Republik Islam Iran dan Republik Indonesia adalah keyakinan teguh pada prinsip-prinsip pembelaan kemerdekaan, penghormatan terhadap hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri, dan perjuangan untuk mewujudkan perdamaian dan tatanan internasional yang berdasarkan keadilan dan multilateralisme. Saya sangat senang bahwa dalam hal ini, selama bertahun-tahun, kita bersama-sama telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam isu-isu internasional yang krusial dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Konferensi Islam, dan Gerakan Non-Blok. Dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, saya yakin kerja sama kita di tingkat internasional akan semakin berkembang."
Mengakhiri sambutannya, Menlu Araghchi mengatakan, "Saya ingin menegaskan kembali komitmen kuat Republik Islam Iran untuk meningkatkan konsultasi tingkat tinggi antara kedua negara kita dan memperluas kerja sama komprehensif di bidang politik, ekonomi, budaya, ilmiah, dan teknologi. Dalam menghormati pencapaian besar bangsa kita selama 75 tahun terakhir, mari kita berjanji untuk lebih memajukan hubungan bilateral kita dengan tujuan memperdalam persahabatan, mempromosikan perdamaian dan kemakmuran bagi kedua bangsa, serta memperkuat ikatan umat Islam."
Dalam kesempatan yang sama, Iran juga memperingati HUT ke-46 Kemenangan Revolusi Islam Iran.
Menyangkut dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Iran, Menlu Sugiono via rekaman video menyampaikan, "Tonggak penting ini melambangkan persahabatan dan kerja sama kita yang abadi, yang telah terjalin sepanjang sejarah di atas dasar budaya, nilai, dan saling menghormati. Selama beberapa dekade, persahabatan dan kerja sama kita semakin kuat di berbagai bidang, khususnya di sektor ekonomi, kesehatan, dan teknologi. Perjanjian perdagangan bersama telah berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, termasuk melalui penandatanganan PTA (Preferential Trade Agreement) pada tahun 2023."
"Dalam semangat persaudaraan dan persahabatan, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menegaskan kembali tekad Indonesia untuk terus bekerja sama dengan Iran guna memperkuat kerja sama secara bilateral maupun dalam berbagai kerangka multilateral, demi kepentingan bersama rakyat kedua negara, serta memberdayakan negara-negara Global South, berkontribusi pada dunia yang lebih damai, makmur, dan harmonis. Semoga 75 tahun ke depan dipenuhi dengan kerja sama yang lebih besar dan kemajuan bersama," tutur Menlu Sugiono.
Keselarasan Kebijakan Luar Negeri Iran-Indonesia
Dalam sambutannya, Duta Besar (Dubes) Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menggarisbawahi bahwa Iran dan Indonesia tidak hanya berbagi warisan cemerlang yang telah terjalin selama tujuh dekade, namun juga sejarah panjang hubungan yang telah berkembang selama ribuan tahun.
"Warisan budaya Asia, mayoritas populasi muslim, kebijakan luar negeri yang independen, serta posisi non-blok terhadap blok Timur atau Barat, bersama dengan advokasi untuk dekolonisasi, dan yang paling penting, dukungan teguh terhadap rakyat Palestina yang tertindas, membentuk dasar dari nilai-nilai bersama kita. Prinsip-prinsip inilah yang telah menjadi tali pengikat yang kokoh, memperkuat hubungan antara negara kita sepanjang waktu," ungkap Dubes Boroujerdi.
Kunjungan bersejarah mendiang Presiden Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023, di tengah sanksi sepihak yang intens dari Amerika Serikat dan penandatanganan 11 nota kesepahaman di bidang politik, ekonomi, kesehatan, ilmiah, teknologi, serta budaya, menurut Dubes Boroujerdi merupakan bukti ketahanan hubungan bilateral kedua negara.
Dubes Boroujerdi menuturkan, "Dasar dari kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian adalah upaya mengejar horizon baru kerja sama dan memperluas hubungan persahabatan dengan negara-negara yang didasarkan pada dialog, kolaborasi, kesetaraan, dan saling menghormati. Pendekatan ini sejalan dengan kebijakan luar negeri pemerintahan Yang Terhormat Prabowo Subianto, yang menganut prinsip seribu teman lebih baik daripada satu musuh."
"Pada titik ini, saya harus mengakui kerja sama yang mendalam dan praktis antara kedua negara kita di bidang hak asasi manusia. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Indonesia atas penentangan yang teguh terhadap resolusi-resolusi hak asasi manusia yang bermotivasi politik terhadap Iran. Sikap prinsip Indonesia, yang berakar pada ketidakberpihakan, universalitas, dan penolakan terhadap politisasi, telah berperan penting dalam penentangannya yang konsisten terhadap resolusi-resolusi semacam itu," ungkap Dubes Boroujerdi.
Soal Palestina, Dubes Boroujerdi menyebutnya sebagai isu yang selama lebih dari tujuh dekade telah menjadi perhatian utama dunia Islam dan bagian penting dari kerja sama internasional Iran-Indonesia.
"Posisi dan tindakan Iran dan Indonesia terhadap Palestina sangat terikat pada prinsip-prinsip Islam dan kerangka konstitusional kedua negara. Oleh karena itu, kedua negara kita telah berada di garis terdepan dalam memberikan dukungan menyeluruh kepada rakyat Palestina yang tertindas, terutama di tengah meningkatnya kekejaman yang dilakukan oleh rezim zionis Israel dalam 15 bulan terakhir," tutur Dubes Boroujerdi.
"Sekarang menjadi sangat penting bagi negara-negara kita untuk meningkatkan kerja sama dalam mendukung kemerdekaan Palestina, yang berlandaskan pada prinsip penentuan nasib sendiri bagi Palestina."
Peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Iran-Indonesia juga diwarnai dengan peluncuran prangko.
"Di prangko, terdapat masing-masing simbol budaya Iran dan Indonesia ... Keduanya jika Anda perhatikan dicetak dengan batik ... Iran juga punya batik," imbuh Dubes Boroujerdi.