Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad mengatakan madrasah inklusif di Indonesia mengalami perkembangan. Menurutnya, saat ini terdapat lebih dari seribu madrasah inklusif yang memberikan pendidikan setara bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
"Madrasah harus menjadi tempat yang aman, ramah, dan menyenangkan, di mana anak-anak istimewa dapat tumbuh dengan baik," ungkapn dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 yang digelar Kementerian Agama pada 4 Desember 2024.
Dalam acara yang sama, Penasihat Dharma Persatuan Wanita (DWP) Helmi Halimatul Udhma dinobatkan sebagai Bunda Inklusif. Penobatan tersebut menjadi simbol dukungan penuh terhadap pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Perempuan yang akrab disapa Emy Nasaruddin, sebelumnya tak kuasa menahan air mata saat mendengar lagu bertajuk “Bunda” dan “Jangan Menyerah” yang dibawakan oleh anak-anak disabilitas.
"Tuhan menciptakan mereka dengan banyak kelebihan di balik kekurangannya. Untuk anak-anakku, tetap semangat ya. Ibu percaya Allah lebih sayang kepada kalian," ucap Emy mengutip laman resmi Kemenag, Jumat (13/12/2024).
Dalam pidatonya, Emy menyoroti pentingnya hak pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa madrasah wajib memberikan layanan prima kepada seluruh peserta didik, tanpa terkecuali.
Dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional, penting untuk mengeksplorasi bagaimana kepemimpinan dan inklusivitas dapat menciptakan lingkungan kerja yang adil, memberdayakan, dan mendukung penyandang disabilitas.
Madrasah Wajib Beri Akomodasi Layak bagi Murid Disabilitas
Lebih lanjut, Emy mengatakan, tidak memberi layanan pendidikan yang baik bagi anak-anak adalah tindakan zalim.
"Adalah zalim jika kita tidak memberikan layanan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita semua," ujar Emy.
Ia juga mengapresiasi terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 1 Tahun 2024, yang mewajibkan madrasah memberikan akomodasi layak bagi penyandang disabilitas.
"PMA ini adalah langkah besar untuk menjadikan madrasah sebagai rumah bagi semua anak, termasuk anak-anak istimewa," katanya.
Banyak Penyandang Disabilitas yang Sukses
Emy mengingatkan bahwa sejarah telah mencatat banyak tokoh besar yang lahir dengan keterbatasan fisik tetapi mampu memberikan kontribusi luar biasa.
"Kita tidak menafikan bahwa banyak tokoh disabilitas yang terkadang lebih maksimal dalam memberikan kontribusinya terhadap peradaban bangsa," tuturnya.
Ia menyebut nama-nama besar seperti Gus Dur, Albert Einstein, dan Steve Jobs sebagai bukti nyata kekuatan potensi disabilitas.
Emy berharap, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pendidikan inklusif. "Setiap manusia, dengan segala kondisi, terlahir dalam keadaan mulia. Tidak ada yang tidak mulia. Hak mereka adalah kewajiban kita untuk memenuhinya," ujarnya.
Anak Disabilitas Menurut Pandangan Menag
Anak-anak penyandang disabilitas juga dipandang istimewa oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Dalam acara yang sama, Ia sempat menyaksikan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) menyuguhkan pertunjukan musik.
"Anak-anak berkebutuhan khusus bukan hanya artis di bumi, tetapi juga artis di langit. Insya Allah perlu kita kembangkan, perlu kita banggakan," ujar Nasaruddin, Rabu (4/11/2024).
“Inklusivitas adalah mandat agama yang tidak bisa diabaikan,” tambahnya.
Nasaruddin menilai, apapun agamanya, apapun etniknya, apapun jenis kelaminnya, apapun warna kulitnya, apapun bahasanya, bagaimanapun juga keadaan dirinya, wajib hukumnya untuk dimuliakan.
“Itu perintah Tuhan," ujarnya.
Menurut Nasaruddin, kelebihan yang dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus adalah anugerah yang harus disyukuri dan dikembangkan.
"Belum tentu anak-anak yang biasa, bisa memiliki suara yang bisa terkendalikan dengan baik. Yang jelas, kepintaran nyanyinya itu jauh lebih hebat daripada Menteri Agama," candanya.