Liputan6.com, Washington D.C - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanannya terhadap Universitas Harvard dengan mengirimkan surat resmi berisi daftar tuntutan reformasi menyeluruh, termasuk penghapusan program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), serta larangan penggunaan masker.
Surat tersebut diterima Harvard pada 3 April 2025, hanya beberapa hari setelah pemerintah mengancam akan mencabut hingga USD 9 miliar (sekitar Rp144 triliun) dana federal.
Mengutip Straits Times, Senin (7/4/2025), surat itu merinci sembilan tuntutan utama. Beberapa di antaranya adalah penerapan sistem penerimaan dan perekrutan berbasis prestasi tanpa mempertimbangkan ras atau asal negara, kerja sama lebih erat dengan aparat penegak hukum, serta pengawasan terhadap program yang dianggap memicu antisemitisme.
Surat tersebut dikirim oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Departemen Pendidikan AS, dan Administrasi Layanan Umum AS. Isinya menyebut bahwa pemerintah federal berkewajiban memastikan dana publik dikelola secara bertanggung jawab.
"Adalah tanggung jawab pemerintah federal untuk memastikan bahwa seluruh penerima dana merupakan pengelola dana pembayar pajak yang bertanggung jawab," bunyi surat yang dikirim kepada Presiden Harvard Alan Garber dan anggota utama Harvard Corporation, Penny Pritzker.Harvard, yang memiliki dana abadi mencapai USD 53 miliar, belum memberikan komentar resmi, namun mengonfirmasi telah menerima surat tersebut.
Tekanan Terhadap Kampus di AS
Surat ini datang di tengah tekanan besar terhadap universitas-universitas top AS, termasuk kelompok Ivy League, menyusul meningkatnya protes mahasiswa pro-Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan respons Israel di Gaza. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang kebebasan berpendapat, kebebasan akademik, dan keberlangsungan penelitian ilmiah.
Presiden Alan Garber sebelumnya menyatakan bahwa pemotongan dana akan berdampak besar terhadap penelitian yang menyelamatkan nyawa dan mengancam inovasi ilmiah. Ia juga menegaskan komitmen Harvard untuk melawan antisemitisme, termasuk pengalaman pribadinya menghadapi hal tersebut selama menjabat.
Tuntutan terhadap Harvard dianggap sebagai eskalasi dari kampanye tekanan yang juga menyasar universitas-universitas lain seperti Columbia, Princeton, University of Pennsylvania, dan Brown University. Columbia sebelumnya harus memenuhi tuntutan serupa untuk mendapatkan kembali dana federal senilai USD 400 juta.
Sementara itu, Harvard telah mulai mengambil tindakan disipliner. Komite Solidaritas Palestina Mahasiswa Harvard (PSC) ditempatkan dalam masa percobaan hingga 30 Juni setelah mengadakan aksi unjuk rasa yang melibatkan kelompok tak diakui kampus, memblokir akses dan menggunakan pengeras suara.