China Akan Kirim Robot Terbang ke Sisi Jauh Bulan, Cari Sumber Air untuk Misi Masa Depan

5 hours ago 2

Liputan6.com, Beijing - China terus mempercepat ambisi luar angkasanya dengan rencana mengirim robot terbang ke sisi jauh Bulan tahun depan.

Robot ini akan dikerahkan ke kutub selatan Bulan dalam misi Chang’e-7, yang bertujuan membawa China lebih dekat ke pendaratan astronot di Bulan dalam lima tahun ke depan.

Pencarian es di Bulan menjadi bagian dari persiapan China untuk membangun pangkalan penelitian di wilayah tersebut. Para ahli meyakini bahwa es yang tersembunyi di dalam kawah-kawah gelap dapat menjadi sumber air bagi astronot dan mendukung eksplorasi lebih lanjut.

Menurut Wu Weiren, kepala perancang proyek eksplorasi Bulan China, kawah-kawah di kutub selatan Bulan kemungkinan menyimpan air yang dapat dimanfaatkan.

"Kami berharap robot terbang ini dapat melakukan inspeksi langsung di satu atau dua gua setelah mendarat," ujarnya kepada CCTV, seperti dikutip dari laman CNN, Rabu (5/2/2025). 

Meskipun keberadaan air di Bulan bukan hal baru—NASA, India, dan misi Chang’e-5 China sebelumnya telah menemukan tanda-tanda air—para ilmuwan meyakini bahwa es di kawah gelap Bulan jauh lebih bernilai bagi misi manusia.

Es ini bisa menjadi sumber air minum atau bahan bakar roket, sehingga mengurangi biaya eksplorasi luar angkasa.

Namun, para ahli menegaskan bahwa penemuan es ini baru tahap awal. Belum diketahui apakah es tersebut cukup melimpah dan dalam bentuk kimia yang memungkinkan untuk dimanfaatkan langsung.

Teknologi Baru dalam Eksplorasi Bulan

China National Space Administration telah melakukan berbagai misi eksplorasi Bulan, termasuk membawa sampel dari sisi jauh Bulan tahun lalu. Kini, mereka berupaya menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang mendaratkan astronaut di Bulan.

Dalam rencana tersebut, misi Chang’e-7 yang dijadwalkan pada 2026 akan menjadi survei paling detail di kutub selatan Bulan. Misi ini akan mencakup orbiter, pendarat, rover, dan robot terbang.

Robot terbang ini dirancang untuk mendarat dengan cara mirip manusia yang melompat dari ketinggian. Dengan kemampuan berpindah dari area terang ke kawah-kawah gelap, robot ini akan melakukan analisis mendalam guna menentukan lokasi, jumlah, dan distribusi es di Bulan.

Namun, tantangan utama adalah suhu ekstrem di kutub selatan Bulan, yang tidak pernah melebihi -250 derajat Fahrenheit.

"Bekerja dalam kondisi seperti ini adalah tantangan besar," kata Tang Yuhua, wakil kepala perancang misi Chang’e-7.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |