Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan dimulainya Operasi Rising Lion, yang menargetkan situs-situs nuklir Iran, melalui sebuah catatan yang diletakkan di Tembok Ratapan pada Kamis (12/6/2025), beberapa jam sebelum serangan diluncurkan.
Catatan, yang diungkap ke publik Israel pada Jumat (13/6) pagi, memuat kutipan ayat dari Taurat yang menjadi inspirasi nama operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tersebut. Demikian seperti dilansir The Jerusalem Post.
"Lihatlah, bangsa itu akan bangkit seperti seekor singa besar," bunyi catatan itu mengutip Kitab Bilangan 23:24.
Ayat lengkapnya sendiri berbunyi, "Sesungguhnya, bangsa itu akan bangkit seperti singa besar, dan mengangkat diri seperti singa muda: Ia tidak akan berbaring sampai ia memakan mangsanya, dan meminum darah dari yang terbunuh."
Serangan yang Tertunda
Kunjungan Netanyahu ke Tembok Ratapan kemungkinan merupakan bagian dari rencana Israel yang dikoordinasikan untuk mengalihkan perhatian Iran dari serangan yang dirancang terjadi sebelum fajar.
Dalam beberapa hari menjelang serangan pada Jumat, Kantor Perdana Menteri diyakini telah mengatur serangkaian sinyal palsu, termasuk di antaranya "membocorkan" strategi, merekayasa skenario liburan, dan menggunakan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) sebagai pengalih perhatian.
Puluhan pesawat Israel ambil bagian dalam gelombang awal serangan terhadap puluhan target militer dan situs nuklir di seluruh Iran pada Jumat dini hari.
Netanyahu pada Jumat mengatakan bahwa dirinya memberikan perintah untuk menyerang karena program nuklir dan rudal Iran telah berkembang menjadi ancaman eksistensial langsung bagi Israel. Bahayanya, kata Netanyahu, begitu mendesak sehingga dia siap meluncurkan serangan bahkan tanpa dukungan AS.
"Jika kita tidak menyerang maka 100 persen kita akan mati," ujarnya dalam pernyataan yang ditujukan kepada rakyat Israel, beberapa jam setelah negara itu meluncurkan serangan dahsyat terhadap jantung infrastruktur nuklir dan militer Iran seperti dilansir The Times of Israel.
Netanyahu menuturkan dia memberikan arahan untuk menghancurkan program nuklir Iran pada November 2024, setelah menurutnya jelas bahwa Iran akan bergerak cepat membangun senjata nuklir begitu poros proksinya dihancurkan oleh Israel.
"Arahan itu datang tak lama setelah pembunuhan (pemimpin Hizbullah) Hassan Nasrallah," kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa saat itu sudah jelas baginya bahwa Iran akan bergegas menuju pembuatan bom begitu Hizbullah tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Israel, klaim Netanyahu, telah mengidentifikasi langkah-langkah nyata yang diambil Iran menuju proses persenjataan, yang melampaui sekadar pengayaan uranium. Netanyahu mengaku semula dia menetapkan waktu serangan ke Iran pada akhir April 2025. Namun, dia mengaku ada berbagai alasan mengapa serangan tidak dapat dilakukan saat itu. Netanyahu tidak menjelaskan lebih lanjut.