Liputan6.com, Madrid - Spanyol pada Selasa (29/4/2025), memulai penyelidikan atas penyebab pemadaman listrik besar-besaran yang melumpuhkan kehidupan jutaan orang di Semenanjung Iberia.
Telepon, internet, dan aliran listrik telah kembali normal. Layanan kereta api beroperasi kembali, toko-toko kembali buka, dan para pekerja kembali ke kantor di Spanyol dan Portugal, setelah mengalami pemadaman yang berlangsung hingga 20 jam di beberapa wilayah pada Senin (28/4).
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa pemerintahnya telah membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut dan menegaskan bahwa semua kemungkinan masih terbuka.
"Semua langkah yang diperlukan akan diambil agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," ujarnya dalam konferensi pers seperti dilansir CNA.
Sementara itu, secara terpisah pengadilan kriminal tertinggi Spanyol, Audiencia Nacional, menyatakan sedang menyelidiki apakah pemadaman ini merupakan "aksi sabotase komputer terhadap infrastruktur kritis", yang berpotensi dikategorikan sebagai "tindak pidana terorisme".
Meski penyebab pastinya belum diketahui, pengadilan menyatakan bahwa "terorisme siber termasuk di antara kemungkinannya" dan bahwa situasi kritis yang ditimbulkan bagi masyarakat membuat penyelidikan menjadi sangat diperlukan.
Namun sebelumnya, operator jaringan listrik Spanyol, Red Electrica (REE), dan juru bicara pemerintah Portugal sudah lebih dulu membantah bahwa insiden tersebut disebabkan oleh serangan siber.
"Tidak ada bentuk intrusi apa pun ke dalam sistem kendali Red Electrica yang bisa menyebabkan insiden ini," kata Direktur Operasi REE Eduardo Prieto.
Sanchez mengadakan pertemuan darurat pada Selasa dengan perwakilan perusahaan listrik besar seperti Endesa dan Iberdrola, untuk meminta kerja sama mereka dalam proses penyelidikan.
"Kita harus melakukan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin keamanan pasokan energi," tulisnya di platform media sosial X usai pertemuan.
Ketergantungan terhadap Pasokan Listrik Lintas Batas Negara
Menanggapi kritik dari partai sayap kanan, Vox, Sanchez membantah klaim bahwa pemadaman terjadi karena kekurangan pasokan energi nuklir. Dia menyebut tudingan itu berasal dari mereka yang berbohong atau tidak tahu apa-apa.
Sanchez menegaskan bahwa energi nuklir bukanlah solusi atas insiden pemadaman yang terjadi. Dia menyatakan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak lebih andal atau tangguh dibandingkan sumber energi lain, terutama dalam situasi krisis. Bahkan, menurutnya, jika Spanyol memiliki ketergantungan yang lebih besar pada energi nuklir, proses pemulihan justru akan berlangsung lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh sifat energi nuklir yang cenderung kurang fleksibel dan membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali beroperasi setelah terjadi gangguan besar.
Sementara itu, Perdana Menteri Portugal Luis Montenegro mengatakan pemerintahnya telah meminta audit independen terhadap sistem kelistrikan kepada Badan Kerja Sama Regulator Energi Uni Eropa (ACER), serta membentuk komisi untuk mengevaluasi penanganan krisis.
Menurut Pratheeksha Ramdas, analis senior di perusahaan konsultan Rystad Energy, kejadian ini menunjukkan betapa besarnya ketergantungan kawasan ini terhadap pasokan listrik lintas batas negara.
Dia menjelaskan bahwa tingginya porsi energi terbarukan dalam bauran energi Spanyol memperlihatkan tantangan dalam menjaga keseimbangan pasokan yang tidak stabil, sementara ketergantungan penuh Portugal terhadap listrik impor menunjukkan kurangnya fleksibilitas dan kapasitas penyimpanan energi.
Warga di kedua negara mulai kembali menjalani kehidupan seperti biasa pada Selasa. Bisnis dan sekolah kembali beroperasi.
Namun, polisi menemukan tiga jenazah lansia di sebuah rumah di wilayah Galicia, barat laut Spanyol. Mereka diduga meninggal akibat keracunan karbon monoksida setelah menggunakan generator untuk menyalakan mesin oksigen selama pemadaman berlangsung.
Beberapa orang justru memotret peristiwa pemadaman listrik ini sebagai kesempatan untuk "beristirahat". Seperti Marcos Garcia, seorang pengacara berusia 32 tahun, yang menyebutnya sebagai "sore untuk rehat dari teknologi."
Layanan kereta cepat Spanyol, termasuk yang menghubungkan Madrid, Barcelona, dan Seville, telah kembali beroperasi pada Selasa. Layanan kereta regional, menurut operator nasional Renfe, juga secara bertahap dipulihkan.