Liputan6.com, Madrid - Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan bahwa hampir setengah dari pasokan listrik nasional telah berhasil dipulihkan sebelum akhir Senin (28/4/2025), setelah pemadaman listrik besar-besaran melanda Semenanjung Iberia. Lampu-lampu kembali menyala di Madrid dan juga di ibu kota Portugal, Lisbon.
Penyebab pasti dari pemadaman belum diketahui. Beragam rumor—termasuk dugaan serangan siber—menyebar luas di aplikasi pesan.
PM Portugal Luis Montenegro mengatakan sumber gangguan "kemungkinan berasal dari Spanyol". Sementara itu, PM Sanchez, menegaskan bahwa "semua kemungkinan penyebab" sedang dianalisis dan mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi guna menghindari penyebaran disinformasi.
Sanchez mengungkapkan bahwa sekitar 15 gigawatt listrik—lebih dari setengah konsumsi nasional saat itu—"tiba-tiba hilang" hanya dalam lima detik. Kepala Operasi Sistem dari operator jaringan listrik Spanyol (REE), Eduardo Prieto, menjelaskan bahwa kehilangan daya ini melebihi kapasitas sistem Eropa dan menyebabkan pemutusan jaringan antara Spanyol dan Prancis, yang kemudian memicu runtuhnya sistem kelistrikan nasional.
"Akibat dari pemutusan ini dan ketidakseimbangan serius dalam pembangkitan daya yang terjadi di sistem kelistrikan kami maka sistem listrik pun kolaps," ujarnya dalam konferensi pers seperti dilansir CNA.
REE sejauh ini belum dapat mengidentifikasi penyebab pasti dari hilangnya daya tersebut. Sanchez pun tidak bisa memastikan kapan pasokan listrik akan sepenuhnya pulih di Spanyol dan memperingatkan bahwa sebagian pekerja mungkin harus tetap di rumah pada Selasa (29/4). Sementara itu, Montenegro menyatakan bahwa listrik di Portugal akan kembali "dalam hitungan jam".
Pemadaman ini juga berdampak ke wilayah barat daya Prancis, serta menyebabkan gangguan pada layanan internet dan sistem check-in bandara di Maroko.
Antrean Mendapatkan Uang Tunai
Di Madrid dan kota-kota lain, warga yang panik dilaporkan berbondong-bondong menarik uang tunai dari bank. Jalanan dipenuhi kerumunan orang yang berusaha mencari sinyal. Antrean panjang terlihat di halte taksi dan bus.
Pertandingan di turnamen tenis Madrid Open dibatalkan saat listrik padam.
Dengan lampu lalu lintas yang tidak berfungsi, polisi kesulitan mengatur kemacetan lalu lintas yang parah. Otoritas setempat meminta warga untuk tetap tinggal di rumah.
Di Madrid saja, otoritas regional mencatat 286 operasi penyelamatan untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di dalam lift.
Kereta-kereta dihentikan di seluruh negeri dan hingga Senin malam, menteri transportasi mengatakan masih ada 11 kereta dengan penumpang yang belum bisa dievakuasi.
"Pembangkit listrik tenaga nuklir Spanyol secara otomatis dimatikan sebagai langkah pengamanan, dengan generator diesel menjaga kondisi tetap aman," kata Dewan Keamanan Nuklir Spanyol (CSN).
Ukraina Tawarkan Bantuan
PM Sanchez menyebutkan bahwa pemadaman listrik yang terjadi sekitar tengah hari itu menimbulkan gangguan serius bagi jutaan orang dan kerugian ekonomi pada bisnis, perusahaan, dan industri.
Komisi Eropa menyatakan sedang berkoordinasi dengan Spanyol dan Portugal terkait krisis ini. Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menulis di platform media sosial X, "Tidak ada indikasi bahwa ini adalah serangan siber."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menawarkan bantuan dalam panggilan telepon kepada Sanchez dan mengatakan bahwa negaranya telah terbiasa menghadapi situasi darurat seperti ini setelah tiga tahun mengalami serangan terhadap jaringan listrik oleh Rusia.
"Apa pun yang terjadi, kami selalu siap membantu dan mendukung teman-teman kami," tulisnya di X. "Tim teknis kami siap memberikan bantuan."
Operator REN Portugal menyatakan seluruh wilayah Semenanjung Iberia terdampak – mencakup 48 juta orang di Spanyol dan 10,5 juta di Portugal.
Menurut organisasi lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol, pemadaman listrik ini juga mengganggu penerbangan dari dan menuju Madrid, Barcelona, dan Lisboa.
Kekacauan transportasi juga melanda kota terbesar kedua di Spanyol, Barcelona, di mana warga lokal dan turis tumpah ke jalan untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Mahasiswi bernama Laia Montserrat harus meninggalkan sekolah ketika lampu padam.
"Karena internet tidak kunjung kembali, mereka menyuruh kami pulang ... (tapi) tidak ada kereta juga," kata dia kepada AFP. "Sekarang kami tidak tahu harus bagaimana."
Situs pemantau aktivitas internet, Netblocks, mengatakan kepada AFP bahwa pemadaman ini menyebabkan hilangnya sebagian besar infrastruktur digital negara. Disebutkan bahwa koneksi internet anjlok hingga hanya 17 persen dari penggunaan normal.
Surat kabar El Pais melaporkan bahwa rumah sakit menggunakan generator cadangan untuk menjaga agar ruang-ruang penting tetap berfungsi, namun beberapa unit tetap tidak mendapatkan daya.
Pemadaman listrik besar juga pernah terjadi di negara lain dalam beberapa tahun terakhir. Tunisia pada September 2023, Sri Lanka pada Agustus 2020, serta Argentina dan Uruguay pada Juni 2019. Pada Juli 2012, India tidak luput dari pemadaman besar-besaran.
Pada November 2006, sekitar 10 juta orang kehilangan listrik selama satu jam di Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, Italia, dan Spanyol. Saat itu, penyebabnya adalah kegagalan jaringan listrik di Jerman.