Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 23 tahun meninggal dunia dalam ajang lari 2XU Compression Run di Singapura pada 27 April 2025.
Polisi menyatakan mereka menerima panggilan minta bantuan di sepanjang Raffles Avenue sekitar pukul 06.25 pagi. Pria tersebut dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri dan kemudian dinyatakan meninggal.
Penyelidikan polisi masih berlangsung, namun berdasarkan temuan awal, tidak ada indikasi tindak kejahatan.
Penyelenggara acara lari tersebut kemudian menyatakan dalam unggahan media sosial beberapa jam setelah kejadian: "Kami sangat berduka mendengar kabar meninggalnya salah satu peserta dalam 2XU Compression Run pagi ini."
"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan teman-teman di masa sulit ini. Karena masalah ini masih dalam penyelidikan polisi, kami belum dapat memberikan detail lebih lanjut saat ini," kata pihak penyelenggara 2XU Compression Run seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (28/4/2025).
Berlokasi di F1 Pit Building, acara 2XU Compression Run dimulai pada 27 April sekitar pukul 04.15 pagi dan dikatakan menarik lebih dari 20.000 peserta untuk kategori 5 km, 10 km, dan 21.1 km.
Insiden meninggalnya pelari ini terjadi setelah seorang pelari di Standard Chartered Singapore Marathon (SCSM) meninggal setelah menyelesaikan lomba pada Desember 2024. Ini merupakan kematian ketiga sejak SCSM pertama kali diselenggarakan pada 2002.
Sebelumnya pada tahun 2014, Martynn Koh Tong Yong (45 tahun) kolaps selama mengikuti maraton 2XU Compression Run dan kemudian meninggal di rumah sakit.
Pelari yang Meninggal Dikabarkan WNI
Beredar kabar bahwa peserta ajang lomba lari 2XU Compression Run di Singapura itu adalah Warga Negara Indonesia (WNI) alumni dari Kolese Kanisius.
Menurut informasi yang Liputan6.com terima, korban diketahui bernama Leonard Darmawan.
"Iya, dikasih link dari The Straits Times itu, awalnya di grup orang tua (mengabarkan Leonard Darmawan meninggal dunia)," ujar Mega, salah satu orang tua murid Kolese Kanisius Jakarta kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com dari akun Instagram @kolesekanisius, ucapan duka atas meninggalnya Leonard Darmawan juga dipasang dalam story akun tersebut sekitar empat jam sebelum berita ini ditayangkan. Liputan6.com sudah berupaya mengonfirmasi namun belum mendapat jawaban dari pihak terkait.
Adapun informasi yang diperoleh dari akun Linked In Leonard Darmawan menyebutkan ia sebagai alumni Kolese Kanisius tahun 2020 yang kemudian melanjutkan studi di Nanyang Technological University (NTU). Saat ini bekerja di Singapore Refining Company Private sebagai Process Engineer.