KBRI Singapura Konfirmasi WNI Meninggal dalam Ajang Lari Singapura

19 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar bahwa peserta ajang lomba lari 2XU Compression Run di Singapura adalah Warga Negara Indonesia (WNI) alumni dari Kolese Kanisius. Informasi tersebut diperoleh Liputan6.com dari salah satu orang tua sekolah tersebut. 

KBRI Singapura kemudian merespons kabar WNI Leonard Darmawan yang disebut meninggal di ajang 2XU Compression Run di Singapura pada 27 April 2025.

"Pada Minggu (27/4/2024), pukul 4 A.M WNI Leonard berpartisipasi dalam kegiatan lari yang disponsori oleh 2XU," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo membenarkan partisipasi Leonard di ajang lari tersebut, seperti dikutip dari keterangan Kedutaan Besar Indonesia untuk Singapura (KBRI Singapura), Senin (28/4/2025).

Dubes Suryopratomo menuturkan, awalnya kondisi WNI Leonard masih sadar namun berangsur memburuk.

"Jarak lari yang ditempuh minimal 21 km. Sekitar pukul 06.19 A.M, setelah menempuh jarak 19 km, WNI Leonard tetiba tergeletak di tanah. Saat itu, WNI Leonard masih sadar dan masih berbicara dengan pelari lain. Namun demikian, kondisi WNI Leonard memburuk dan diberikan CPR oleh passerby," jelas Dubes Suryopratomo.

Tak lama kemudian, sambung Dubes Suryopratomo, Singapore Civil Defense Force (SCDF) tiba di TKP dan langsung mengambil alih WNI Leonard. "WNI Leonard kemudian dilarikan ke Singapore General Hospital untuk mendapatkan upaya resusitasi (memberikan tekanan pada dada untuk mengembalikan kesadaran)," jelasnya.

Namun hal tersebut tidak membuahkan hasil. "Pada pukul 08.01 AM, WNI Leonard dinyatakan meninggal dunia," tutur Dubes Suryopratomo.

Pemberitaan The Straits Times menyebut bahwa berdasarkan temuan awal tidak ada indikasi tindak kejahatan.

"Pukul 09.20 A.M polisi melakukan screening coroners' case dan didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat visible injuries dan dinyatakan no foul play atas WNI Leonard (alm)," ucap dia membenarkan proses setelah meninggal.

Pendampingan KBRI Singapura

KBRI Singapura telah mendampingi kasus kematian WNI Leonard Darmawan.

"Kami sudah bertemu keluarga dan polisi. Kami sudah jelaskan prosedur pemulangan jenazah yang berlaku di Singapura," ungkap Dubes Suryopratomo.

"KBRI seperti biasa akan mengeluarkan surat pemulangan jenazah ketika semua proses di SiIngapura sudah selesai. Sekarang kasus masih di tangan polisi dan tidak bisa diintervensi siapa pun, itu wajib di Singapura," jelas Dubes Suryopratomo.

Dubes Suryopratomo mengatakan, semua kematian secara mendadak pasti akan diinvestigasi polisi. "Tergantung polisi. Bisa satu hari atau dua hari.

Dubes Suryopratomo mengatakan bahwa WNI Leonard Darmawan kuliah di Nanyang Technological University (NTU), sekarang bekerja di sebuah perusahaan teknologi di Singapura. Hal itu juga tercantum dalam akun Linked In WNI Leonard Darmawan yang menyebut ia bekerja di Singapore Refining Company Private sebagai Process Engineer, dan merupakan alumni Kolese Kanisius.

Informasi Awal Kematian WNI Leonard Darmawan

Menurut informasi yang Liputan6.com terima, korban WNI diketahui bernama Leonard Darmawan.

"Iya, dikasih link dari The Straits Times itu, awalnya di grup orang tua (mengabarkan Leonard Darmawan meninggal dunia)," ujar Mega, salah satu orang tua murid Kolese Kanisius Jakarta kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com dari akun Instagram @kolesekanisius, ucapan duka atas meninggalnya Leonard Darmawan juga dipasang dalam story akun tersebut sekitar empat jam sebelum berita ini ditayangkan.

Sementara itu, penyelenggara acara lari tersebut kemudian menyatakan dalam unggahan media sosial beberapa jam setelah kejadian: "Kami sangat berduka mendengar kabar meninggalnya salah satu peserta dalam 2XU Compression Run pagi ini (27/4)."

"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan teman-teman di masa sulit ini. Karena masalah ini masih dalam penyelidikan polisi, kami belum dapat memberikan detail lebih lanjut saat ini," kata pihak penyelenggara 2XU Compression Run seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (28/4/2025).

Berlokasi di F1 Pit Building, acara 2XU Compression Run dimulai pada 27 April sekitar pukul 04.15 pagi dan dikatakan menarik lebih dari 20.000 peserta untuk kategori 5 km, 10 km, dan 21.1 km.

Insiden meninggalnya pelari ini terjadi setelah seorang pelari di Standard Chartered Singapore Marathon (SCSM) meninggal setelah menyelesaikan lomba pada Desember 2024. Ini merupakan kematian ketiga sejak SCSM pertama kali diselenggarakan pada 2002.

Sebelumnya pada tahun 2014, Martynn Koh Tong Yong (45 tahun) kolaps selama mengikuti maraton 2XU Compression Run dan kemudian meninggal di rumah sakit.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |