Liputan6.com, Islamabad - Pakistan mengumumkan telah melancarkan serangan balasan terhadap India setelah menuduh negara tetangganya itu menyerang tiga pangkalan militer penting dengan rudal yang diluncurkan dari jet tempur. Insiden ini menandai eskalasi serius dalam konflik yang memanas antara dua kekuatan nuklir tersebut.
Juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry menyatakan bahwa India menembakkan enam rudal permukaan-ke-udara ke arah pangkalan Nur Khan, Murid, dan Shorkot pada Sabtu (10/5/2025) dini hari. Ketiga pangkalan itu merupakan bagian penting dari infrastruktur militer Pakistan. Menurut Chaudhry, sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Pakistan.
Tak lama kemudian, Pakistan meluncurkan serangan balasan yang dinamai Operasi Bunyan Ul Marsoos. Serangan ini ditujukan ke sejumlah target militer India, termasuk pangkalan udara Pathankot, fasilitas penyimpanan rudal BrahMos di Negara Bagian Punjab, serta pangkalan udara Udhampur di wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal menegaskan bahwa serangan balasan ini hanya menargetkan fasilitas militer dan tidak ditujukan ke wilayah sipil.
"Kami mengambil langkah khusus agar tidak mengenai warga sipil. Target kami adalah fasilitas militer yang digunakan untuk menyerang Pakistan. Kami sangat tidak ingin ambang batas nuklir dilanggar," katanya kepada media lokal seperti dikutip dari The Guardian.
Sebagai tanggapan, sejumlah wilayah di India seperti Punjab, Haryana, dan seluruh wilayah Kashmir yang dikuasai India diberlakukan siaga merah. Warga diminta tetap di rumah dan lampu-lampu dimatikan.
Sementara itu, India belum memberikan tanggapan langsung terkait tuduhan serangan rudal ke Pakistan. Namun, dalam pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan India menyebut bahwa angkatan bersenjata dalam kondisi siaga tinggi. Mereka memastikan bahwa semua ancaman udara sedang dipantau dan ditanggulangi dengan sistem anti-drone.
Tentara India juga menuding Pakistan melakukan eskalasi terang-terangan dengan mengirimkan drone dan amunisi lainnya ke wilayah barat India. Mereka melaporkan adanya aktivitas drone musuh di atas Kota Amritsar, Punjab, yang berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara.
Salah satu sasaran utama dari serangan India adalah pangkalan udara Nur Khan di Rawalpindi, yang letaknya hanya sekitar 10 kilometer dari ibu kota Pakistan, Islamabad. Pangkalan ini merupakan markas besar militer Pakistan. Pasca serangan, wilayah udara Pakistan langsung ditutup.
Serangan India ke Rawalpindi dan pangkalan militer lainnya, serta aksi balasan Pakistan pada hari yang sama, merupakan titik eskalasi tertinggi dalam konflik mereka dalam beberapa dekade terakhir. Ini membawa kedua negara ke ambang perang terbuka.
AS Tawarkan Diri Jadi Penengah
Sebelumnya, pada Rabu (7/5), India meluncurkan serangan rudal ke sembilan lokasi di Pakistan dan menewaskan 31 orang. Serangan ini merupakan respons atas serangan teroris di Kashmir India pada akhir bulan lalu, yang menewaskan 25 turis Hindu dan seorang pemandu. India menyalahkan kelompok militan yang didukung Pakistan atas kejadian tersebut.
Serangan terbaru India ke pangkalan militer Pakistan dilakukan hanya beberapa jam setelah India menuduh Pakistan mengirim gelombang drone ke 26 lokasi di Punjab dan Kashmir India pada Jumat (9/5) malam.
Tentara India mengklaim bahwa sebagian besar drone Pakistan berhasil dicegat, meskipun polisi melaporkan tiga orang terluka dalam serangan di Distrik Ferozepur, Punjab — satu di antaranya dalam kondisi kritis.
Sebelumnya pada Kamis (8/5), India menuduh Pakistan mengerahkan hingga 400 drone untuk menyerang berbagai kota, pangkalan militer, dan tempat ibadah di India bagian utara. Drone-drone ini dilaporkan memasuki wilayah India dari Kashmir, Rajasthan, Punjab, dan Gujarat. Dua gelombang drone diluncurkan—pertama pada Kamis malam dan kedua menjelang fajar pada Jumat.
India kemudian meluncurkan empat serangan drone ke wilayah Pakistan yang secara khusus menargetkan infrastruktur militer.
Dalam konferensi pers pada Jumat, militer India menuding Pakistan menggunakan drone untuk menyerang gurdwara (tempat ibadah umat Sikh) dan beberapa gereja Kristen, hingga menyebabkan satu orang terluka. Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar membantah keterlibatan negaranya dalam serangan drone tersebut. Namun, seorang pejabat keamanan Pakistan mengatakan bahwa serangan drone pada Kamis malam hanya bertujuan untuk "memanaskan situasi" menjelang serangan balasan skala penuh.
Setelah serangan balasan Pakistan dimulai, Menteri Luar Negeri sekaligus Wakil Perdana Menteri Pakistan Ishaq Dar mengatakan kepada Geo News bahwa negaranya terpaksa membalas.
"Kami tidak punya pilihan lain karena India tidak menunjukkan itikad baik terhadap upaya diplomatik yang difasilitasi negara-negara sahabat. Kami baru bertindak setelah India terus menerus menembakkan drone dan rudal," jelasnya.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah berbicara dengan Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Asim Munir dan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar pada Sabtu pagi. Dalam pembicaraan tersebut, Rubio menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan menawarkan bantuan AS untuk memulai dialog konstruktif demi menghindari konflik lebih lanjut.