Menhan AS dan Tato-tato Kontroversialnya, Salah Satunya Bertuliskan Kafir

3 days ago 17

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth menjadi sorotan setelah mengunggah foto yang menunjukkan tato bertuliskan "kafir" dalam bahasa Arab di akun media sosialnya pada Selasa (25/3/2025) di platform media sosial X.

Tato serupa juga terlihat dalam foto Instagram Hegseth yang diunggah pada Juli 2024.

Beberapa mengkritik Hegseth karena memiliki tato yang bisa dianggap menyinggung umat muslim, terutama mengingat militer AS berusaha mewakili keragaman agama. Diperkirakan ada sekitar 5.000 hingga 6.000 anggota militer AS yang memeluk agama Islam.

"Ini bukan sekadar urusan pribadi, melainkan bukti nyata Islamofobia dari sosok yang memegang kendali perang AS," ungkap Nerdeen Kiswani, seorang aktivis pro-Palestina di New York, seperti dikutip dari The Guardian.

Nerdeen menambahkan, "'Kafir' telah digunakan oleh Islamofobia sayap kanan untuk mencemooh dan mencela umat muslim. Ini bukan tentang keyakinan pribadinya. Ini tentang bagaimana keyakinan tersebut memengaruhi kebijakan – bagaimana hal itu membentuk keputusan militer, program pengawasan, dan intervensi luar negeri yang menargetkan negara-negara muslim."

Joe Biggs, mantan pemimpin kelompok ekstremis Proud Boys, juga diketahui memiliki tato serupa.

Bukan Tato Kontroversial Pertama

Direktur Eksekutif Nasional dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Nihad Awad mengatakan kepada Newsweek, "Tato yang bertuliskan kata 'kafir' dalam bahasa Arab—yang merujuk pada seseorang yang dengan sengaja menyangkal atau menyembunyikan kebenaran ilahi yang mendasar—adalah tampilan dari permusuhan terhadap muslim dan ketidakpercayaan diri."

Ini bukan kali pertama Hegseth terlibat dalam kontroversi terkait tato.

Sebelumnya, dia pernah memamerkan tato-tato yang menunjukkan ketertarikannya pada 'estetika Tentara Salib'—sebuah tren yang semakin populer di kalangan kelompok sayap kanan ekstrem.

Tato kontroversial sebelumnya terletak di bisep kanannya, tepat di sebelah tato baru ini. Tato itu bertuliskan "Deus Vult" yang berarti "Tuhan Menghendakinya" dalam bahasa Latin, diyakini sebagai seruan pertempuran dari Tentara Salib. Hegseth juga menato Salib Yerusalem di dadanya - simbol yang populer selama Perang Salib.

Kenapa tato-tato tersebut dicap kontroversi? Karena Tentara Salib dikaitkan dengan pembantaian dan imperialisme agama hingga belakangan disalahgunakan menjadi simbol supremasi kulit putih/anti-Islam.

Kritik terhadap tato ini muncul di tengah meningkatnya sorotan terhadap Hegseth.

Beberapa anggota Kongres AS mendesak penyelidikan terhadap Hegseth dan pejabat lainnya yang terlibat dalam kebocoran informasi di platform berbagi pesan Signal yang secara tidak sengaja mengungkapkan rincian operasional rencana AS untuk mengebom Yaman. Beberapa bahkan meminta Hegseth mengundurkan diri.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |