Penjelasan Dubes Masaki Yasushi soal Krisis Beras di Jepang

1 week ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi tidak menampik negaranya tengah menghadapi krisis beras, yang ditandai dengan melonjaknya harga di pasaran.

"Sejak satu atau dua tahun terakhir karena berbagai alasan, harga beras meningkat cukup signifikan. Masyarakat dengan pendapatan rendah sangat terdampak oleh hal ini. Karena itu, saat ini pemerintah kami benar-benar memprioritaskan upaya untuk menurunkan harga beras," demikian disampaikan Dubes Masaki dalam konferensi pers di Kedubes Jepang, Jakarta, Kamis (5/6/2026).

"Kami sekarang memiliki menteri pertanian yang baru dan dia sedang menerapkan berbagai kebijakan, seperti mendistribusikan stok beras ke jaringan supermarket dan tempat lainnya agar beras bisa dijual kepada konsumen dengan harga yang wajar."

Dubes Masaki menggarisbawahi bahwa masalah utamanya bukan hanya soal distribusi.

"Permasalahan yang lebih mendasar adalah mengapa kami tidak bisa memiliki pasokan beras yang cukup. Padahal beras selalu menjadi makanan utama bagi orang Jepang. Setelah perang dunia terjadi banyak perubahan kebijakan dan akibatnya, sekarang kami tidak mampu memenuhi kebutuhan beras secara mandiri. Jadi, mungkin kami harus mulai mempertimbangkan perubahan kebijakan pertanian. Saya rasa saat ini pemerintah sedang membahas hal itu. Ini bisa menjadi contoh yang baik juga bagi negara Anda," tutur Dubes Masaki.

"Kalian juga mengonsumsi beras sebagai makanan pokok dan memiliki lahan sawah yang luas. Saya memahami bahwa terkadang kalian mengimpor beras dari luar negeri karena faktor iklim dan lainnya maka dari itu, kebijakan presiden Anda untuk meningkatkan pasokan pangan dalam negeri sangat tepat. Sayangnya, Jepang masih sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar negeri. Pemerintah kami di masa lalu memang telah berusaha meningkatkan tingkat kemandirian pangan, namun hasilnya masih rendah. Jadi, saya rasa kita (Jepang dan Indonesia) bisa bertukar banyak pengalaman."

Apa Pemicu Krisis Beras di Jepang?

Ditanya terkait apa yang menjadi pemicu krisis beras, Dubes Masaki mengatakan bahwa pemerintah Jepang tengah menganalisisnya.

"Sedang dianalisis oleh pemerintah kami sekarang—apa sebenarnya penyebabnya. Ada yang mengatakan bahwa penyebabnya adalah sistem distribusi. Beras itu selalu memiliki sejarah distribusi yang panjang. Jadi, setelah beras dipanen, ada sangat banyak pelaku distribusi yang terlibat, dan hal itu bisa menyebabkan keterlambatan serta benar-benar meningkatkan harga. Itu salah satu penjelasannya," sebut Dubes Masaki.

"Penjelasan kedua adalah bahwa dalam dua tahun atau lebih, atau bahkan tiga tahun terakhir, cuaca sangat buruk. Hasil panen sangat terbatas. Jadi, dampak yang kita alami sekarang bisa jadi berasal dari situ."

Lebih lanjut, Dubes Masaki mengatakan, "Penjelasan lain lagi adalah bahwa di masa lalu, kami memang mengambil kebijakan untuk mengurangi lahan sawah karena harga beras saat itu sangat murah. Para petani tidak sanggup memproduksi beras dalam kondisi seperti itu. Maka dari itu, pemerintah mendorong mereka untuk mengganti tanamannya—bukan beras lagi. Mereka didorong, misalnya, untuk menanam sayuran atau komoditas lain. Kadang-kadang, kami bahkan mendorong mereka untuk berhenti bertani. Dan akibatnya, lahan sawah pun menjadi terbatas. Jadi itulah alasan mengapa kami sekarang menghadapi masalah struktural. Itu juga salah satu penyebab lainnya."

"Bagaimanapun juga, kami sebenarnya belum tahu pasti apa penyebab kenaikan harga beras ini. Ini adalah persoalan yang sangat menantang. Tapi, kami rasa dan pemerintah kami mempertimbangkan bahwa kami perlu benar-benar membahas perubahan mendasar dalam kebijakan pertanian kami—seperti yang sedang dilakukan oleh negara Anda. Kami harus bisa mencapai tingkat pasokan pangan yang mencukupi. Tidak perlu 100 persen, namun setidaknya makanan pokok."

Read Entire Article