Insiden Berdesakan di Depan Stadion Kriket India Tewaskan 11 Orang, Euforia IPL Jadi Duka

1 week ago 38

Liputan6.com, New Delhi - Sebuah tragedi memilukan terjadi di luar Stadion M. Chinnaswamy di Bengaluru, India, pada Rabu, 4 Juni 2025. Perayaan kemenangan tim Royal Challengers Bengaluru (RCB) dalam ajang Indian Premier League (IPL) berubah menjadi petaka yang menewaskan sejumlah orang.

"Setidaknya 11 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka akibat kepadatan kerumunan di luar stadion kriket di negara bagian Karnataka, India selatan," menurut pihak berwenang seperti dikutip dari CNN, Kamis (5/6/2025).

Insiden berdesakan itu terjadi tatkala ribuan penggemar yang tumpah ruah ke jalanan di sekitar Stadion M. Chinnaswamy di Kota Bengaluru untuk merayakan kemenangan tim pemenang Indian Premier League (IPL), turnamen kriket T20 paling populer di dunia.

Kerumunan memicu insiden berdesakan massa yang tak terkendali. Euforia kemenangan yang seharusnya menjadi momen sukacita berubah menjadi duka mendalam bagi banyak keluarga.

Kepala Menteri negara bagian Karnataka Siddaramaiah mengatakan kerumunan itu mencoba mendobrak salah satu gerbang stadion dan masuk untuk ikut serta dalam perayaan.

"11 orang tewas dan 33 lainnya terluka, sebagian besar korban luka dalam kondisi stabil dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit," ucap Siddaramaiah.

"Di momen perayaan, kejadian tragis ini seharusnya tidak terjadi. Kami sangat sedih," ujar Siddaramaiah kepada wartawan. "Tidak ada yang mengira kerumunan akan seperti ini."

Jumlah Korban dalam Petaka di Depan Stadion Kriket India

Penggemar kriket datang untuk merayakan kemenangan pertama Royal Challengers Bengaluru dalam ajang Indian Premier League pada Selasa (3/6). Tim tersebut membagikan tiket gratis untuk acara tersebut melalui situs webnya dan meminta penggemar mengikuti panduan yang ditetapkan polisi dan otoritas setempat.

Dalam sebuah pernyataan, tim menyatakan "sangat berduka."

Saluran berita televisi lokal menunjukkan beberapa orang tergeletak di tanah dan petugas darurat membawa korban ke ambulans, sementara perayaan di dalam stadion terus berlangsung.

Wakil Kepala Menteri Karnataka, D.K. Shivakumar, mengatakan kepada wartawan bahwa "kerumunan sangat tidak terkendali."

Board of Control for Cricket in India (BCCI), penyelenggara IPL, dalam pernyataannya menyebut insiden ini "sangat disayangkan."

"Ini adalah sisi negatif dari popularitas. Orang-orang sangat fanatik terhadap pemain kriket mereka. Seharusnya panitia merencanakan acara dengan lebih baik," kata Sekretaris BCCI, Devajit Saikia.

Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut insiden ini "mengiris hati" dan menyatakan "pikiran dan doanya bersama mereka yang kehilangan orang tercinta."

200.000-300.000 Orang Datang, Korban Tewas Masih Muda

Kepala Menteri Negara Bagian Karnataka Siddaramaiah mengatakan sebagian besar korban tewas masih muda, dengan 11 orang meninggal dan 47 orang terluka dalam insiden itu.

Di salah satu rumah sakit di Bengaluru, banyak korban luka datang untuk dirawat.

"Saya berdiri di dekat pintu masuk, ada kerumunan besar dan mereka menginjak-injak saya", seorang wanita yang tidak menyebutkan namanya mengatakan kepada AFP, yang sedang dibawa dengan kursi roda. "Saya tidak bisa bernapas. Saya pingsan."

Siddaramaiah mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak seorang pun menduga akan ada kerumunan besar seperti itu." Namun, ia menambahkan bahwa seluruh pasukan polisi kota telah dikerahkan.

"Stadion ini hanya berkapasitas 35.000 orang, tetapi 200.000-300.000 orang datang," kata menteri tersebut.

Siddaramaiah mengatakan pawai kemenangan di jalan oleh tim pemenang dibatalkan karena pihak berwenang telah mengantisipasi kerumunan yang tidak terkendali.

"Rasa sakit dari tragedi ini bahkan telah menghapus kegembiraan atas kemenangan," kata Siddaramaiah, yang telah memerintahkan penyelidikan atas kematian tersebut.

"Saya tidak ingin membela insiden tersebut, tragedi tersebut... pemerintah kita tidak akan berpolitik dalam hal ini," tambahnya.

"Tragedi ini seharusnya tidak terjadi. Kami bersama para korban."

Insiden Berdesakan Sebelumnya di India

Petaka di depan stadion kriket India ini menambah daftar panjang tragedi serupa yang pernah terjadi di India, menyoroti perlunya peningkatan sistem keamanan dan manajemen kerumunan dalam acara-acara besar.

Insiden kerumunan yang mematikan sering terjadi di acara-acara massal di India seperti festival keagamaan karena manajemen kerumunan yang buruk dan kelalaian keselamatan.

Sebuah insiden berdesakan lainnya terjadi di pekan raya keagamaan Maha Kumbh di India pada bulan Januari tahun ini. 30 orang tewas saat puluhan ribu umat Hindu berebut mandi di sungai suci selama pertemuan keagamaan terbesar di dunia itu.

Sebelumnya pada Juli 2024, 121 orang tewas di negara bagian Uttar Pradesh utara selama pertemuan keagamaan Hindu. 

Read Entire Article