Rusia Siap Pertukaran Tahanan Perang Terbesar dengan Ukraina pada 7-9 Juni, Bebaskan 1.200 Orang

1 week ago 40

Liputan6.com, Moskow - Ajudan presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky pada hari Rabu (4/6) mengatakan Moskow siap melakukan pertukaran tahanan dengan Ukraina, yang disetujui selama perundingan perdamaian langsung di Istanbul awal minggu ini, pada 7-9 Juni 2025.

"Kami berasumsi bahwa mungkin akan ada 1.200 orang di setiap pihak, dan ini akan kembali menjadi pertukaran tahanan perang terbesar. Kami siap untuk memulainya, pada 7, 8, 9 Juni. Kami, dari pihak kami, sepenuhnya siap untuk ini," kata Medinsky saat memberi pengarahan kepada Presiden Vladimir Putin tentang pembicaraan yang diadakan di kota metropolitan Turki tersebut seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (5/6/2025).

Medinsky, yang memimpin delegasi Rusia selama negosiasi pada hari Senin (2/6), mengatakan bahwa selama pembicaraan tersebut mereka menyampaikan posisi Putin bahwa pertemuan para pemimpin dengan Ukraina adalah memungkin.

"Tetapi itu perlu dikerjakan secara substantif dengan hasil, karena kepala negara tidak boleh mengerjakan rincian perjanjian, tetapi menyetujuinya, yaitu, membuat keputusan akhir tentang hal-hal yang telah disiapkan dan disepakati sebelumnya," ucap Medinsky.

Visi Moskow untuk Perdamaian

Ajudan presiden mengatakan bahwa Rusia menyerahkan rancangan nota kesepahamannya tentang visi Moskow untuk perdamaian, yang menurutnya terdiri dari dua bagian, yaitu syarat-syarat untuk mencapai perdamaian jangka panjang dan syarat-syarat untuk gencatan senjata.

Ia lebih lanjut mengatakan Ukraina, pada bagiannya, menyampaikan posisinya sendiri, yang menurutnya diringkas menjadi dua poin, yaitu memulai dengan gencatan senjata tanpa syarat dan kemudian mempersiapkan pertemuan puncak para pemimpin.

Medinsky mengatakan pihak Rusia juga siap untuk memindahkan jenazah 6.000 prajurit Ukraina ke Kyiv "dalam beberapa hari mendatang," dan menerima jenazah prajurit Rusia, sebagaimana disepakati selama negosiasi di Istanbul.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa isu-isu kemanusiaan berada "di sela-sela" negosiasi, dengan pihak Rusia menyerukan selama pembicaraan untuk fokus pada pengembangan kondisi perdamaian daripada gencatan senjata sementara.

"Saluran interaksi yang efektif telah dibangun untuk semua tindakan kemanusiaan. Pada isu-isu lain, keputusan ada di tangan mereka," tambah Medinsky.

Turki Jadi Tuan Rumah Perundingan Damai Rusia Ukraina

Pada hari Senin (2/6), Istanbul menjadi tuan rumah putaran kedua perundingan damai Rusia-Ukraina setelah putaran pertama, juga di kota metropolitan Turki, pada tanggal 16 Mei.

Kali itu, kedua belah pihak sepakat untuk menukar lebih banyak tawanan perang -- dengan fokus pada yang termuda dan yang terluka paling parah -- dan mengembalikan jenazah 6.000 tentara dari masing-masing pihak.

Read Entire Article