Layanan Kesehatan di Malalak Tetap Berjalan Berkat Kolaborasi Nakes dan Relawan

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Layanan kesehatan di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat usai dilanda banjir bandang dan longsor terus berjalan.

Layanan ini terus berjalan lantaran ada kolaborasi antara tenaga kesehatan, relawan medis, dan mahasiswa.

Di tengah akses jalan terputus dan kondisi warga yang masih rentan, kerja bersama dinilai menjadi kunci agar pelayanan tetap menjangkau masyarakat.

Sejak hari-hari awal usai bencana, relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan, profesi kesehatan, dan perguruan tinggi mulai berdatangan ke wilayah kerja Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Puskesmas Malalak. Kepala UPTD Puskesmas Malalak, Ns. Zulhelma Yetti, S.Kep., menyampaikan bahwa kehadiran relawan sangat membantu menjangkau wilayah yang sempat terisolasi.

“Relawan yang datang sangat beragam. Ada dari organisasi kemanusiaan, persatuan profesi, hingga kampus-kampus seperti Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Andalas, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Padang, Universitas Diponegoro, dan Universitas Negeri Padang. Kehadiran mereka sangat membantu kami menjangkau wilayah-wilayah yang sempat terisolasi,” ujarnya mengutip keterangan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," Selasa (23/12/2025).

Puskesmas Malalak menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang terdampak, dengan keterbatasan akses dan air bersih. Meski demikian, layanan tidak berhenti. Pelayanan IGD tetap berjalan 24 jam, bahkan ketika enam tenaga kesehatan harus bertahan di puskesmas selama lima hari karena akses keluar masuk terputus.

“Kami menginap di puskesmas dan tetap melayani masyarakat semampu kami. Sementara teman-teman nakes lain yang tidak sedang berada di puskesmas, mereka membantu pelayanan di posko-posko kesehatan di wilayah lain,” tambah Zulhelma.

Keluhan Kesehatan yang Banyak Ditemui

Dukungan relawan membantu mengatasi berbagai keterbatasan, mulai dari penyediaan toren dan saringan air, pipa air bersih, hingga bantuan obat-obatan. Termasuk bagi pasien rujukan yang kesulitan mengakses rumah sakit akibat kondisi jalan.

Selama masa tanggap darurat, keluhan kesehatan yang banyak ditemui antara lain:

  • Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
  • Hipertensi
  • Gangguan kecemasan
  • Penyakit kulit
  • Penyakit kronis yang memerlukan pemantauan rutin.

Pelayanan dilakukan melalui puskesmas, pos kesehatan, dan kunjungan langsung ke wilayah-wilayah yang hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki, menyusuri sungai, hingga mendaki perbukitan yang masih rawan longsor.

Relawan dari Kalangan Mahasiswa

Semangat kemanusiaan juga datang dari kalangan mahasiswa. Tiara, relawan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Negeri Padang, mengaku lelah terbayar saat melihat warga terbantu.

“Capek itu pasti. Tapi karena ada rasa kemanusiaan, merasa puas saat melihat banyak masyarakat tertolong, dan melihat saudara-saudara kita yang terdampak ini tersenyum dengan pelayanan kita, kita merasa senang,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Navi, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Padang, yang ingin mengamalkan ilmunya langsung di lapangan.

“Saya ingin melihat langsung bagaimana ilmu yang saya pelajari bisa bermanfaat untuk masyarakat. Di sini saya belajar banyak dan merasa senang karena bisa melayani masyarakat,” tuturnya.

Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Berjalan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, dr. Hendri Rusdiani, M.Kes., memastikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak bencana tetap berjalan. Seluruh kasus luka ringan telah ditangani di puskesmas di sekitar lokasi bencana, dengan dukungan relawan medis di lapangan.

Alhamdulillah, fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Agam tetap beroperasi normal dan terus melayani masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi relawan yang membantu melalui pelayanan kesehatan, pembangunan posko, hingga pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kekuatan utama penanganan pascabencana di Malalak. Di tengah keterbatasan, kehadiran tenaga kesehatan, relawan, dan mahasiswa tidak hanya menjaga layanan kesehatan tetap berjalan. Namun, juga menumbuhkan harapan bahwa pemulihan dapat dilalui bersama dengan semangat gotong royong.

Read Entire Article