Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melonjak Jadi 1.654 Orang

3 days ago 14

Liputan6.com, Naypyidaw - Junta militer Myanmar kembali memperbarui informasi pada Sabtu (29/3/2025) bahwa jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo 7,7 meningkat menjadi 1.644 orang. Jumlah ini melonjak setelah banyak jenazah berhasil dievakuasi dari reruntuhan puluhan bangunan yang roboh di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu.

Angka ini naik signifikan dari laporan beberapa jam sebelumnya yang hanya mencatat 1.002 korban tewas. Hal ini menunjukkan sulitnya memastikan jumlah korban di wilayah terdampak yang luas dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah.

Sementara itu, korban luka meningkat menjadi 3.408 orang dan 139 lainnya dinyatakan hilang. Demikian seperti dilansir AP.

Upaya penyelamatan masih berlangsung, terutama di kota-kota terdampak parah seperti Mandalay dan Naypyitaw. Meskipun tim dan peralatan bantuan telah diterbangkan dari negara lain, upaya mereka terhambat karena bandara di kedua kota itu rusak dan tidak bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat.

Myanmar sedang dilanda perang saudara berkepanjangan yang telah menimbulkan krisis kemanusiaan. Kondisi ini membuat pergerakan di dalam negara itu sangat sulit dan berbahaya, sehingga memperumit upaya bantuan. Kekhawatiran pun muncul bahwa jumlah korban tewas masih bisa meningkat tajam.

Gempa terjadi pada Jumat siang dengan episentrum tidak jauh dari Mandalay, disusul beberapa gempa susulan, salah satunya magnitudo 6,4. Gempa tidak hanya merobohkan bangunan di banyak area, namun juga merusak jalan, menghancurkan jembatan, dan memicu jebolnya sebuah bendungan.

Di Naypyidaw, tim bekerja pada Sabtu untuk memperbaiki jalan yang rusak, sementara listrik, telepon, dan internet masih padam di sebagian besar kota.

Promosi 1

Dampak Gempa di Thailand

Gempa yang mengguncang Myanmar juga berdampak besar di Thailand, terutama di wilayah Bangkok Raya yang berpenduduk sekitar 17 juta orang.

Berdasarkan laporan pemerintah Bangkok, korban tewas telah mencapai 10 orang. Sebanyak sembilan korban ditemukan di reruntuhan gedung pencakar langit yang sedang dibangun dekat Pasar Chatuchak, sementara 78 orang masih dinyatakan hilang. Tim penyelamat terus bekerja, berharap menemukan lebih banyak korban selamat.

Pada Sabtu, tim menggunakan alat berat untuk membersihkan tumpukan puing. Namun, harapan keluarga korban untuk menemukan mereka hidup-hidup semakin kecil seiring berjalannya waktu.

"Saya berdoa agar mereka selamat, tapi setelah melihat kondisi bangunan ini, saya tidak tahu di mana mereka mungkin terjebak. Masih adakah yang hidup? Saya tetap berharap keenamnya selamat," ujar Naruemol Thonglek (45) dengan suara terisak, yang menunggu kabar tentang pasangannya, seorang pekerja migran asal Myanmar, dan lima rekannya yang juga hilang.

Kisah serupa dialami Waenphet Panta. Dia kehilangan kontak dengan putrinya, Kanlayanee, sejak satu jam sebelum gempa terjadi. Menurut keterangan temannya, Kanlayanee terakhir terlihat bekerja di lantai atas gedung tersebut.

"Saya berdoa putriku selamat. Mungkin dia sedang dirawat di rumah sakit," kata Waenphet dengan wajah lesu, sementara sang suami duduk mematung di sampingnya.

Badan Geologi Thailand melaporkan, gempa dahsyat dan susulan dirasakan hampir di seluruh provinsi. Sejumlah wilayah di utara, termasuk Chiang Mai, mengalami kerusakan bangunan rumah, rumah sakit, dan kuil. Namun, korban jiwa hanya dilaporkan di Bangkok.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |