Iran Ancam Pangkalan Amerika Usai Serangan ke Tiga Situs Nuklir

1 week ago 19

Liputan6.com, Teheran - Iran pada Minggu (22/6/2025) mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan milik Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah, menyusul serangan udara besar-besaran yang menurut AS telah menghancurkan program nuklir Iran, meskipun sejumlah pejabat memperingatkan bahwa tingkat kerusakan masih belum sepenuhnya jelas.

Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, menyatakan bahwa pangkalan-pangkalan yang digunakan oleh pasukan AS bisa menjadi sasaran balasan.

"Negara mana pun di kawasan maupun di tempat lain yang digunakan oleh pasukan AS untuk menyerang Iran akan dianggap sebagai target sah bagi angkatan bersenjata kami," kata dia dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita resmi IRNA.

"AS telah menyerang jantung dunia Islam dan harus menunggu konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki."

Presiden Donald Trump menyerukan kepada Iran untuk mengakhiri konflik setelah dirinya memerintahkan serangan mendadak terhadap situs pengayaan uranium bawah tanah utama di Fordo, serta fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz.

"Kami meraih keberhasilan militer yang luar biasa kemarin, mengambil 'bom' dari tangan mereka (dan mereka pasti akan menggunakannya jika bisa!)," tulis Trump di akun media sosialnya di Truth Social.

Kata Trump soal Perubahan Rezim di Iran

Meskipun Trump tidak secara langsung menyerukan perubahan rezim di Iran, dia secara terbuka menyampaikan gagasan itu—meski para penasihatnya menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah tujuan dari intervensi AS.

"Tidak sopan secara politik untuk menggunakan istilah 'perubahan rezim'," tulis Trump di platform Truth Social miliknya. "Tapi jika rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT KEMBALI, kenapa tidak ada perubahan rezim??? MIGA!!!"

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dalam konferensi pers di Pentagon sebelumnya menyatakan bahwa program nuklir Iran telah dihancurkan, seraya menambahkan bahwa operasi tersebut tidak menargetkan pasukan Iran atau rakyat Iran.

Berdiri di samping Hegseth, jenderal tertinggi AS Dan Caine yang mengatakan bahwa meskipun masih terlalu dini untuk memastikan tingkat kehancuran, "Penilaian awal kerusakan menunjukkan bahwa ketiga lokasi tersebut mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah."

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan militer negaranya akan berakhir setelah tujuan yang telah ditetapkan—menghancurkan kemampuan nuklir dan misil Iran—tercapai.

"Kami sangat, sangat dekat untuk menyelesaikannya," ujarnya kepada para wartawan.

Seruan De-Eskalasi

Wakil Presiden AS JD Vance menindaklanjutinya klaim kesuksesan atas serangan terhadap Iran pada Minggu pagi.

"Kami tahu bahwa kami telah secara signifikan memundurkan program nuklir Iran tadi malam," kata Vance kepada ABC.

Namun, dia juga menyatakan bahwa Iran masih memiliki persediaan uranium yang telah diperkaya hingga tingkat tinggi.

"Kami akan bekerja dalam beberapa minggu ke depan untuk memastikan kami melakukan sesuatu terhadap bahan bakar itu," ujarnya. "Mereka kini tidak lagi memiliki kapasitas untuk mengubah stok uranium yang sangat diperkaya itu menjadi uranium tingkat senjata."

Penasihat Khamenei lainnya, Ali Shamkhani, menulis di platform media sosial X, "Jika situs-situs nuklir dihancurkan, permainan belum selesai, material yang diperkaya, pengetahuan lokal, dan kehendak politik tetap ada."

Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sementara itu mengatakan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir bisa menyebabkan kebocoran radiasi, namun IAEA belum mendeteksi adanya kebocoran sejauh ini.

Militer Israel sedang memeriksa hasil serangan AS terhadap fasilitas nuklir Fordow yang berada jauh di bawah tanah, dengan seorang juru bicara mengatakan belum pasti apakah Iran telah lebih dulu memindahkan uranium yang diperkaya dari situs tersebut.

Kelompok serangan utama AS terdiri dari tujuh pesawat pengebom B-2 Spirit yang terbang selama 18 jam dari daratan AS ke Iran. Trump mengatakan pada Minggu bahwa pesawat-pesawat tersebut telah mendarat dengan selamat di tanah AS setelah misi maraton itu.

Sebagai balasan atas serangan yang menggunakan lebih dari selusin bom "bunker-buster" besar, angkatan bersenjata Iran menargetkan sejumlah lokasi di Israel, termasuk bandara Ben Gurion, dengan sedikitnya 23 orang terluka.

Sembilan anggota Garda Revolusi dilaporkan tewas pada Minggu, menurut media lokal, sementara tiga orang tewas setelah sebuah ambulans terkena serangan Israel di Iran tengah.

Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan bahwa serangan Israel di Iran sejauh ini telah menewaskan lebih dari 400 orang. Sementara itu, menurut data resmi, serangan balasan Iran terhadap Israel telah menewaskan 24 orang.

Uni Emirat Arab, Qatar, dan Oman—negara-negara yang sebelumnya menjadi mediator dalam pembicaraan nuklir Iran-AS—mengkritik serangan AS dan menyerukan de-eskalasi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu memperingatkan risiko eskalasi tidak terkendali di Timur Tengah, sementara dia bersama para pemimpin Jerman dan Inggris menyerukan kepada Iran agar tidak mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat membuat kawasan semakin tidak stabil.

Read Entire Article