Denmark Protes Nada Kritik AS soal Greenland

2 days ago 11

Liputan6.com, Nuuk - Menteri Luar Negeri (Menlu) Denmark Lars Lokke Rasmussen "menegur" pemerintahan Donald Trump atas nada kritik mereka terhadap Denmark dan Greenland. Dia menegaskan negaranya sudah meningkatkan investasi keamanan di Arktik.

Menlu Rasmussen menyampaikan pernyataannya dalam video yang diunggah ke media sosial setelah kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (Wapres AS) JD Vance ke Greenland.

"Banyak tuduhan dan banyak klaim yang dilontarkan. Dan tentu saja kami terbuka terhadap kritik," sebut Rasmussen dalam bahasa Inggris seperti dilansir AP. "Tapi izinkan saya jujur: kami tidak menyukai nada yang digunakan. Ini bukan cara berbicara dengan sekutu dekat. Dan saya masih menganggap Denmark dan Amerika Serikat sebagai sekutu dekat."

Vance pada Jumat (29/3/2025) menyatakan bahwa Denmark "kurang berinvestasi" dalam keamanan Greenland. Tidak hanya itu, dia juga menuntut Denmark mengubah pendekatannya, sementara AS menunjukkan upaya untuk mengambil alih wilayah otonom Denmark itu.

Dalam kunjungannya, Vance mendatangi pasukan AS di Pangkalan Luar Angkasa Pituffik di Greenland, bersama istrinya dan pejabat tinggi AS lainnya. Lawatannya akhirnya dilaporkan dipersingkat setelah kemarahan warga Greenland dan Denmark yang tidak diajak berunding tentang rencana awal perjalanannya.

"Pesan kami untuk Denmark sangat sederhana: Kalian tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk rakyat Greenland," kata Vance pada Jumat. "Kalian kurang berinvestasi untuk rakyat Greenland dan kalian kurang berinvestasi dalam arsitektur keamanan tanah yang luar biasa dan indah ini, yang dihuni oleh orang-orang hebat. Itu harus berubah."

Di Greenland pula Vance mengatakan, AS "tidak punya pilihan" selain mengambil posisi kuat untuk memastikan keamanan pulau itu, sembari mendorong upaya Greenland untuk merdeka dari Denmark.

"Saya yakin mereka pada akhirnya akan bermitra dengan AS," ujar Vance. "Kami bisa membuat mereka jauh lebih aman. Kami bisa memberikan lebih banyak perlindungan. Dan saya pikir ekonomi mereka juga akan jauh lebih baik."

Respons dari anggota parlemen dan warga Greenland justru menunjukkan penolakan keras terhadap kemungkinan tersebut. Menanggapi klaim Vance, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dengan tegas membantah anggapan bahwa Denmark kurang berinvestasi di bidang pertahanan Arktik.

"Kami adalah sekutu yang baik dan kuat," tegasnya membela posisi negaranya.

Trump pada Jumat merilis video di situs jejaring sosial Truth Social berjudul "America Stands with Greenland", menampilkan rekaman pasukan AS di sana selama Perang Dunia II.

Promosi 1

Terbuka untuk Berdiskusi dengan AS

Para anggota parlemen Greenland pada Kamis (28/3) sepakat membentuk pemerintahan baru, bersatu untuk menolak pendekatan Trump. Empat dari lima partai yang terpilih di parlemen Greenland awal bulan ini setuju membentuk koalisi yang akan menguasai 23 dari 31 kursi di legislatif.

Keesokan harinya, Raja Denmark Frederik X menulis di Facebook: "Kita hidup dalam realitas yang berubah. Tidak boleh ada keraguan bahwa cinta saya untuk Greenland dan ikatan saya dengan rakyat Greenland tetap utuh."

Lembaga penyiaran Denmark TV2 melaporkan bahwa ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi pada Sabtu di luar Kedutaan Besar AS di Kopenhagen, dengan beberapa membawa spanduk bertuliskan, "back off, USA".

Bahkan perlombaan kereta luncur anjing nasional Greenland —Avannaata Qimussersu—yang dimulai Sabtu dengan sekitar 37 musher (orang yang mengemudikan atau memimpin anjing-anjing yang menarik kereta luncur) dan 444 anjing, tidak luput dari dampaknya. Usha Vance, istri Vance, yang awalnya dijadwalkan menghadiri perlombaan, memilih mundur ketika suaminya memutuskan bergabung dalam perjalanan dan mengunjungi pangkalan militer, mengurangi kemungkinan bertemu dengan warga Greenland.

Rasmussen, dalam videonya, mengingatkan penonton tentang perjanjian pertahanan 1951 antara Denmark dan AS. Sejak 1945, kehadiran militer AS di Greenland berkurang dari ribuan tentara di 17 pangkalan dan instalasi, menjadi hanya sekitar 200 tentara di Pangkalan Luar Angkasa Pituffik yang terpencil di barat laut.

"Perjanjian tahun 1951 sebenarnya sudah memberikan ruang yang cukup bagi AS untuk memperkuat kehadiran militernya di Greenland," jelas Rasmussen. "Jika memang itu yang menjadi tujuan AS, kami siap mendiskusikannya lebih lanjut."

Lebih lanjut, Rasmussen menambahkan bahwa Denmark telah memperkuat investasi di sektor pertahanan Arktik. Pada Januari, Denmark mengumumkan komitmen keuangan sebesar 14,6 miliar kroner Denmark (USD 2,1 miliar) untuk keamanan Arktik, yang mencakup tiga kapal angkatan laut baru, drone jarak jauh, dan satelit.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |