Liputan6.com, Beijing - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) sedang melakukan perekrutan mata-mata asing. Saat ini, sasaran mereka adalah pejabat dan pekerja China yang diharapkan bisa dibujuk untuk berbalik melawan pemerintah Beijing, salah satunya melalui dua video promosi yang baru saja dirilis.
Kedua video tersebut menyentuh kekhawatiran yang mungkin dirasakan oleh sebagian orang di dalam sistem Partai Komunis China—seperti terjebak dalam pekerjaan rendahan yang hanya melayani pejabat korup yang semakin kaya atau menjadi korban pembersihan internal yang telah menargetkan jutaan anggota partai di berbagai tingkatan sejak Xi Jinping berkuasa.
"Saat aku naik dalam struktur partai, aku melihat orang-orang di atasku disingkirkan seperti sepatu usang. Kini aku sadar, nasibku ternyata sama rapuhnya dengan mereka," kata narator dalam salah satu video seperti dikutip The Guardian, yang kemudian menambahkan bahwa dia harus melindungi keluarganya, yang nasibnya juga bergantung padanya.
Dalam video lain, narator menyatakan, "Kegagalan para pemimpin dalam memenuhi janji kesejahteraan yang terus diulang-ulang kini menjadi rahasia umum... Sudah waktunya aku mulai mengejar mimpiku sendiri."
Dua video berbahasa Mandarin ini dirilis pada Kamis (1/5/2025), di tengah memanasnya hubungan AS dan China terkait perang dagang. Judul masing-masing video tersebut dalam bahasa Mandarin berarti, "Mengapa saya menghubungi CIA: untuk mengambil kendali atas nasib saya" dan "Mengapa saya menghubungi CIA: demi kehidupan yang lebih baik".
Dalam keterangan videonya, CIA menulis:
"Apakah Anda memiliki informasi tentang kebijakan ekonomi, fiskal, atau perdagangan? Apakah Anda bekerja di industri pertahanan? Apakah Anda berkecimpung dalam bidang keamanan nasional, diplomasi, sains, teknologi canggih, atau berhubungan dengan orang-orang yang bekerja di bidang tersebut? Silakan hubungi kami. Informasi yang dapat Anda berikan sangat penting dan kami menghargai wawasan Anda tentang topik-topik ini."
Di akhir video, ditampilkan cara menghubungi CIA secara terenkripsi.
Klaim Keberhasilan
Kampanye ini merupakan lanjutan dari upaya yang dimulai pada Oktober lalu, di mana CIA merilis instruksi online bagi calon informan dari China, Iran, dan Korea Utara untuk menghubungi mereka. CIA menyatakan bahwa mereka telah berhasil merekrut orang-orang Rusia sebelumnya.
"Kalau ini tidak berhasil, kami tidak akan membuat video baru," ujar seorang pejabat CIA kepada Reuters.
Pejabat tersebut mengatakan mereka yakin video-videonya mampu menembus ketatnya sensor internet di China.
Dalam beberapa pekan terakhir, video perekrutan tentara bayaran Rusia juga menyebar di media sosial China, yang mengajak warga lokal untuk bergabung dalam perang di Ukraina. Namun, belum jelas apakah pemerintah China memang membiarkan video-video itu beredar atau tidak mampu menghentikannya.
CIA kini tengah fokus membangun kembali jaringan mata-matanya di dalam China. Beberapa tahun sebelum Xi Jinping berkuasa pada 2012, Kementerian Keamanan Negara China dilaporkan berhasil membongkar jaringan mata-mata CIA, serta memenjarakan dan bahkan mengeksekusi sedikitnya belasan agen mereka.
Sebagai tanggapan, China memperketat undang-undang anti-mata-mata dan mendorong warganya untuk aktif mengawasi dan melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar mereka.
AS saat ini menganggap China sebagai ancaman militer dan siber paling serius.
"China berambisi mendominasi dunia secara ekonomi, militer, dan teknologi," kata Direktur CIA John Ratcliffe dalam pernyataannya. "Lembaga kami harus terus merespons ancaman ini dengan rasa urgensi, kreativitas, dan keteguhan, dan video-video ini adalah salah satu cara kami melakukannya."