Badai PHK Massal Trump Hantam Voice of America

5 hours ago 5

Liputan6.com, Washington, DC - Pemerintahan Donald Trump pada Minggu (16/3/2025), memulai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Voice of America (VOA) dan media lain yang didanai oleh Amerika Serikat.

Hanya sehari setelah semua karyawan diberhentikan sementara, staf yang bekerja berdasarkan kontrak menerima email yang memberitahu mereka bahwa mereka akan dipecat pada akhir Maret.

Email tersebut, yang dikonfirmasi oleh beberapa karyawan kepada AFP, memerintahkan para pekerja kontrak untuk "menghentikan semua pekerjaan segera dan tidak diizinkan mengakses gedung atau sistem agensi apa pun."

Pekerja kontrak membentuk sebagian besar tenaga kerja VOA dan mendominasi staf di layanan bahasa non-Inggris, meskipun data terbaru tentang jumlah mereka belum tersedia.

Banyak pekerja kontrak bukan warga negara AS, yang berarti mereka kemungkinan bergantung pada pekerjaan tersebut untuk mempertahankan visa mereka agar tetap tinggal di AS.

Sementara itu, sebagian besar staf penuh waktu VOA, yang memiliki perlindungan hukum lebih kuat, tidak langsung dipecat. Namun, mereka tetap diberhentikan sementara secara administratif dan diperintahkan untuk tidak bekerja.

Liam Scott, seorang reporter VOA yang fokus meliput isu kebebasan pers dan disinformasi, mengungkapkan bahwa dia telah diberitahu tentang pemecatannya, yang akan efektif per 31 Maret.

Dalam sebuah unggahan di X, Scott menulis, "Penghancuran terhadap VOA dan kantor berita sejenisnya oleh pemerintahan Trump adalah bagian dari upayanya untuk mengurangi pemerintah secara lebih luas—tetapi itu juga merupakan bagian dari serangan yang lebih luas terhadap kebebasan pers dan media."

"Dua bulan terakhir ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya dalam liputan saya tentang kebebasan pers."

Promosi 1

Respons China atas Nasib VOA

Pada Jumat, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan induk organisasi VOA, yaitu US Agency for Global Media, sebagai bagian dari pemangkasan anggaran besar-besaran. Badan tersebut memiliki 3.384 karyawan pada tahun fiskal 2023 dan telah mengajukan anggaran sebesar USD 950 juta untuk tahun fiskal saat ini.

Pemotongan anggaran ini juga berdampak pada pembekuan operasi Radio Free Europe/Radio Liberty, yang didirikan selama Perang Dingin untuk menjangkau bekas blok Uni Soviet, serta Radio Free Asia, yang bertujuan memberikan pelaporan ke China, Korea Utara, dan negara-negara Asia lainnya dengan akses media yang sangat dibatasi. Selain itu, kantor berita lain yang didanai AS, seperti Radio Farda (penyiar berbahasa Persia yang diblokir oleh pemerintah Iran) dan Alhurra (jaringan berbahasa Arab yang didirikan setelah invasi Irak sebagai respons atas liputan kritis dari Al-Jazeera yang berbasis di Qatar), juga terdampak pengurangan.

Dalam pernyataan pada Sabtu, Gedung Putih menyatakan bahwa "wajib pajak tidak lagi harus menanggung biaya propaganda radikal." Tuduhan ini jarang dilontarkan terhadap VOA, yang selama ini dikenal sebagai media tenang dan stabil dengan misi melawan komunisme.

Trump, yang kerap mengkritik liputan media tentang dirinya, mempertanyakan alasan mendanai VOA, terutama karena lembaga tersebut memiliki "tembok api" (batasan atau sistem yang memisahkan kepentingan editorial (kebebasan redaksi) dari tekanan eksternal) yang menjamin independensi editorialnya. Dengan saran dari miliarder teknologi Elon Musk, Trump berjanji untuk secara drastis mengurangi ukuran pemerintah federal guna membuka jalan bagi pemotongan pajak.

Pemerintahan Trump telah mengakhiri sebagian besar bantuan pembangunan luar negeri dan berupaya memangkas anggaran kementerian pendidikan.

Langkah-langkah ini terjadi di tengah meningkatnya investasi China dan Rusia dalam media negara untuk bersaing dengan narasi Barat. China, khususnya, sering menawarkan konten gratis kepada media di negara-negara berkembang.

Dalam sebuah editorial tentang kemunduran VOA, Global Times, media milik pemerintah China, menyatakan bahwa "monopoli informasi yang dipegang oleh beberapa media tradisional Barat sedang dihancurkan."

"Ketika semakin banyak warga AS mulai menerobos kepompong informasi mereka dan melihat dunia nyata serta China yang multidimensi, narasi-narasi yang mendemonisasi yang disebarkan oleh VOA pada akhirnya akan menjadi bahan tertawaan zaman," tulis Global Times.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |