Ada 128 Bulan Baru, Mengapa Saturnus Memiliki Banyak Bulan?

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Tim astronom menemukan 128 bulan baru yang mengelilingi Saturnus baru-baru ini. Planet bercincin itu kini resmi memiliki 274 satelit alami dan menjadi planet dengan bulan terbanyak di tata surya, mengungguli Jupiter yang memiliki 95 bulan yang diakui secara resmi.

Ratusan bulan baru ini merupakan hasil pengamatan tim astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis pada 2023 menggunakan Canada France Hawaii Telescope (CFHT) yang berlokasi di Mauna Kea, Hawaii. Observasi ini dilakukan secara intensif selama berbulan-bulan dengan teknik pencitraan yang sangat sensitif untuk melacak benda langit yang sangat redup dan kecil.

Penemuan ini akhirnya diakui secara resmi oleh International Astronomical Union (IAU) pada 11 Maret 2025. Dikutip dari Space pada Selasa (18/03/2025), sebagian besar bulan yang ditemukan memiliki bentuk yang tidak seragam dan panjangnya hanya beberapa kilometer.

Namun, semuanya terbukti mengorbit di sekitar Saturnus yang merupakan elemen kunci untuk menentukan status bulan. Para astronom mencatat bahwa beberapa bulan ini memiliki orbit yang sangat elips dan kemiringan yang cukup tinggi, menunjukkan bahwa mereka kemungkinan besar adalah hasil pecahan dari benda langit yang lebih besar yang pernah bertabrakan dengan satelit lain di masa lalu.

Menariknya, ini bukan pertama kalinya tim astronom ini menemukan bulan baru Saturnus. Antara 2019 hingga 2021, hasil observasi tim astronom menggunakan CFHT berhasil menemukan 62 bulan baru yang mengelilingi Saturnus.

Dengan tambahan penemuan terbaru ini, Saturnus kini secara signifikan memperbesar jarak keunggulannya sebagai planet dengan jumlah bulan terbanyak di tata surya. Mayoritas bulan baru yang ditemukan berada di dekat subkelompok Mundilfari, sekelompok bulan kecil di Saturnus.

Berdasarkan jumlah, ukuran, dan pola orbit bulan-bulan ini, para astronom menduga bahwa tabrakan kosmik yang menyebabkan pecahan bulan-bulan ini terjadi di wilayah ini. Tabrakan tersebut kemungkinan besar merupakan peristiwa besar yang terjadi jutaan tahun lalu dan menyisakan pecahan-pecahan kecil yang kemudian membentuk bulan-bulan baru tersebut.

Ratusan bulan baru ini akan diberi nama berdasarkan dewa-dewa Galia, Nordik, dan Inuit Kanada, mengikuti konvensi penamaan untuk bulan-bulan Saturnus. Sebagian besar bulan yang ditemukan berada di gugusan Nordik, yang berarti para astronom harus memikirkan lebih banyak nama dewa Viking untuk digunakan dalam penamaan ini.

Mengapa Saturnus Memiliki Banyak Bulan

Dikutip dari laman IFL Science pada Selasa (18/08/2024), ada beberapa teori yang menjadi faktor penyebab banyaknya bulan yang dimiliki Saturnus. Salah satu alasan utama mengapa Saturnus memiliki banyak bulan adalah kekuatan gravitasinya.

Sebagai planet kedua terbesar di tata surya setelah Jupiter, Saturnus memiliki medan gravitasi yang sangat kuat. Gravitasi Saturnus yang kuat memungkinkan planet raksasa ini untuk menarik dan menahan banyak objek kecil yang berada di sekitarnya.

Ketika sebuah objek, seperti asteroid atau komet, mendekati Saturnus, gravitasi planet ini dapat menangkapnya dan menjadikannya sebagai bulan. Saturnus terletak di luar sabuk asteroid utama, namun ia masih dapat menangkap objek dari sabuk ini.

Sabuk asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter dapat mengirimkan objek-objek kecil ke orbit planet raksasa seperti Saturnus. Proses ini sering kali melibatkan interaksi gravitasi yang kompleks, di mana objek-objek ini ditangkap oleh Saturnus dan menjadi bulan.

Bulan-bulan Saturnus juga tidak hanya saling berinteraksi dengan gravitasi Saturnus, tetapi juga dengan satu sama lain. Beberapa bulan Saturnus juga mungkin telah terbentuk atau ditangkap dalam gaya gravitasi yang membuat mereka saling memengaruhi.

Interaksi ini dapat menyebabkan pembentukan sistem bulan yang lebih kompleks, dengan beberapa bulan mungkin menjadi satelit dari bulan lainnya atau bahkan terpecah menjadi beberapa bulan lebih kecil.

(Tifani)

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |